Senin, 21 November 2011

Thinking Staright Biografi

Thinking Straight



Tidak terlalu banyak band
hardcore/punk Indonesia yang
masih survive dan konsisten di
jalurnya sejak pertengahan
tahun ‘ 90-an.

Thinking Straight adalah salah satu yang bukan
hanya survive, namun kini
semakin kuat. De-ngan senjata
sebuah album baru seperti The
Opposite of Ordinary, mereka
semakin tajam menyuarakan pola pikir mereka terhadap faham
Straight Edge yang mereka anut.


Yang menarik adalah cara
mereka memainkan musik
hardcore. Pada awal kemuncul-
annya, Thinking Straight terpengaruh oleh gaya bermusik
band-band hardcore klasik tahun
88 seperti Youth of Today,
namun kini tembang seperti
“Song #1” atau “Oath That Sets Me Free” mulai menunjukkan pengaruh dari band
old school metal seperti Metallica
era Kill ‘ em All, namun dipadu sedemikian rupa hingga
membidani sesuatu yang unik dan
tetap cepat, brutal dan sangar.


Dalam divisi penulisan lirik,
Thinking Straight masih
membahas tema-tema di spektrum lingkungan terdekat,
polemik di skena, komitmen
terhadap pola hidup yang me-
reka pilih, keluarga dan teman,
serta rasa bersyukur pernah
menemukan band seperti Youth of Today di masa lampau. Cara
mengeksekusi tembang terasa
persis seperti apa yang
dikatakan Keith Morris (Black
Flag/Circle Jerks) di film
dokumenter American Hardcore, “Potong bridge jadi setengah, tidak usah pakai intro, tidak
usah pakai outro, langsung
saja,” dalam artian semua lagu rata-rata berdurasi singkat
namun tepat sasaran dan efisien.


Semua kelebihan ini membuat The
Opposite of Ordinary menjadi
salah satu rilisan hardcore punk
Indonesia terbaik di awal tahun ini.� (RS/RS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar