Senin, 10 Agustus 2020

Cerita Death Vomit soal Album Baru Dominion Over Creation

Unit death metal asal Yogyakarta, Death Vomit, baru aja meluncurkan album penuh ke-4 yang bertajuk Dominion Over Creation. Album teranyar tersebut berisi sembilan lagu yang menyuguhkan nuansa baru.

Album dari band yang beranggotakan Sofyan Hadi (gitar/vokal), Oki Haribowo (bass), dan Roy Agus (drum) itu menyuguhkan warna baru, khususnya dalam pengerjaan tata suara dan lirik.

“Kami mencoba untuk lebih fokus lagi dalam pengerjaan soal sound dan tata ucap lirik," kata Sofyan dalam keterangan pers.

Makanya, pengerjaan Dominion Over Creation memakan waktu yang enggak sebentar, yakni sejak Juli-Desember 2019. Mereka mengaku pengin memberikan yang terbaik bagi penggemar musik metal di Indonesia.

“Album studio ke-4 ini dirilis oleh label Demented Mind Record yang merupakan milik Death Vomit itu sendiri. Di album ini kami juga didukung penuh oleh Sinergi Live dari Yogyakarta,” ujar Oki.

Rencana Death Vomit rayakan perjalanan seperempat abad

Selain album baru, Death Vomit sempat berencana menggelar konser ulang tahun ke-25 untuk merayakan perjalanan panjangnya. Namun, pandemi COVID-19 membuat mereka harus menundanya.

Walau belum bisa menyaksikan aksi panggungnya, kamu dapat mengobati kangen dengan membeli Dominion Over Creation yang dibanderol Rp 50 ribu di laman resmi grup musik Death Vomit.

Waktu Perilisan ‘Perayaan Patah Hati’ dari For Revenge X Wira Nagara Semakin Dekat, Segera Siapkan Tisu Kalian!

Sejak beberapa minggu yang lalu, lini masa dari Instagram For Revenge dipenuhi oleh rangkaian teaser dari proyek/single terbarunya yang akan berkolaborasi dengan seorang komika dan penulis, Wira Nagara, yang diberi judul Perayaan Patah Hati.

Pada Kamis (6/8) kemarin, For Revenge akhirnya membocorkan sedikit cuplikan dari video klip serta musik dari ‘Perayaan Patah Hati’ Hal tersebut tentunya mendapat respon positif dari para For Revenge Family (fans For Revenge-red) maupun fans dari Wira Nagara yang tentunya tidak sabar menantikan hasil dari kolaborasi lintas profesi tersebut.

Berbicara mengenai kolaborasi tersebut, Boniex Noer, vokalis dari For Revenge bercerita bahwa dia mengagumi karya-karya Wira dan merasa bahwa terdapat sebuah benang merah antara karya dari Wira dan For Revenge. Pada akhirnya Boniex mencoba mengajak Wira berkolaborasi, dan ternyata Wira langsung menyetujuinya.

“Saya adalah pengagum karya-karya Wira. Tiap kata yang dia gunakan terlalu ’emo’ untuk disebut sebagai ‘puisi senja’. Rasanya, ada benang merah antara karya Wira dan For Revenge saat ini, bahwa kami harus merayakan patah hati bersama,” ujar sang frontman melalui siaran pers.

“Malam-malam diajakin Boniex, karena nganggur sih, yaudah garap aja. Kebetulan juga memang ingin mencoba masuk ke ranah baru,” sambung Wira.

Minggu, 09 Agustus 2020

Mengenang 20 Tahun Album "DUA SISI" Burgerkill Inilah Keseruan Di Balik Penggarapan nya

Mengenang 20 Tahun Album "DUA SISI" Burgerkill Inilah Keseruan Di Balik Penggarapan nya

Tahun ini,adalah tepat dua
dekade perilisan album debut Burgerkill,"Dua Sisi" pertama kali
pertama kali di perdengarkan ke publik metal saat itu lewat rilisan
"Riotic Records" yang berformat kaset.

Hanya di produksi 2000 keping dan akhirnya ludes dalam waktu 3 bulan saja.Lima tahun setelahnya,"Dua Sisi" lantas di rilis ulang oleh Sony Music Entertainment Indonesia dalam format cakram padat (CD).

"Dua Sisi" sendiri di rakit dari beberapa
single yang telah di lepas burgerkill saat masih "balita".Di mulai pada 1997-atau dua tahun setelah terbentuk - ketika band yang era itu masih di perkuat formasi True "Eben" megabenz (gitar),Iman Rahman Aggawiria Kusumah a.k.a Kimung (bass),Toto Supriatin (Drum) dan mendiang ivan 'Scumbag' Firmansyah (Vokal) mendapat tawaran terlibat di album kompilasi "masaindah bangetsekalipisan" yang diinisiasi musisi senior bandung richard mutter (Pas Band).
Di kompilasi yang juga melibatkan band-band keras terbaik bandung saat itu,seperti Puppen,Full Of Hate dan Cherry Bombs Hell,Burgerkill menyodorkan single "Revolt!".

Single berikutnya,"Offered Sucks" dan "My Self" juga terabadikan lewat sebuah album kompilasi berjudul "Breathless" yang di lepas pada akhir 1997.Lalu menyusul tahun berikutnya,Burgerkill melahirkan single baru bertajuk "Blank Proudness" yang menjadi salah satu amunisi di kompilasi "Independent Rebel".nah,deretan single itulah-kecuali "Offered Sucks"-yang akhirnya menjadi peluru album "Dua Sisi" versi Riotic Records,bersama lagu lain nya seperti "Heal The Pain","Let's Fight","M.T.P.M","Hancur","Rendah","Homeless Crew","Everything Sux"!,dan "Guilty Of Being White",sebuah komposisi cover milik unit hardcore punk senior asal AS,Minor Threat

Namun ketika versi reissue di terbitkan Sony Music tahun 2005,"Guilty Of Being White",terpaksa harus di hilangkan karena terbentur izin,di mana pihak Minor Threat memang sejak awal hanya mengizinkan lagunya di pakai dalam koridor rilisan indie atau independen.Sebagai gantinya,Burgerkill pun memasukan lagu "Everlasting Hope Never Ending Pain" yang sebelumnya termusat dalam album kompilasi "Ticket To Ride" (2000).

Mundur ke 1998,sebenarnya untuk prises rekaman "Dua Sisi" yang di eksekusi di studio 40.1.24 (sekarang studio Rebuilt)
milik richard mutter sudah rampung.
Namun sebagai band baru yang masih terhadang mengumpulkan pundi dana,perilisan album itu pun harus tertunda.Hingga akhirnya datang tawaran kerja sama dari Riotic Records,label independen milik dadan ketu,manajer burgerkill saat ini.perilisan "Dua Sisi" pun tetwujudkan pada juni 2000,setelah sebelumnya mengulang proses rekaman beberapa single yang berasal dari proyek kompilasi.

Sayangnya,lagu "Offered Suks" urung di ikutkan karena mereka telah membelanjakan isi kantong sekitar Rp.6 juta untuk penggunaan studio rekaman dan membeli sekitar 10 kaset DAT (Data Audio Tape)untuk penyimpanan audio hasil rekaman.tak tersisa lagi dana untuk rekaman ulang.Sementara di sisi lain,pihak band masih terbebani biaya untuk pemolesan mixing dan mastering seluruh lagu.

Bahkan satu peristiwa yang sempat membuat jantung para personel Burgerkill terasa "ngeri-ngeri sedap"adalah ketika master rekama "Dua Sisi" yang belum melalui proses mixing dan mastering lenyap.

"Master tape-nya sempat hilang dua hari di ambil tukang becak gara-gara ketinggalan di depan pagar kost-an gue.Waktu itu gue sama anak-anak kemaleman pulang habis nongkrong di ujung berung.Pas pulang ke kost-an udah di kunciin sama yang punya,jadi kami ketiduran di depan pagar sampai pagi.Nah pas di bukain pagarnya kami langsung pada masuk kamar lanjutin tidur,kelupaan ada (bungkusan) plastik isi master "Dua Sisi" ketinggalan di depan pagar,terus di ambil sama tukang becak yang lewat! dua hari kami nyari-nyari info tukang becaknya alhamdulilah ketemu,yerus kami harus tebus lagi bayar 300.000 ke tukang becak nya,kenang" Eben sambil tertawa.

Bagi eben yang di hubungi MUSIKERAS,bagaimana pun "Dua Sisi" adalah fondasi musik Burgerkill yang membuat mereka kokoh berdiri dan terus berkembang sampai sekarang.bahkan kalaupun di beri kesempatan,Burgerkill tak akan berniat merevisi album tersebut.

"Buat kami album itu adalah catatan sejarah.bisa di dengarkan pengaruh musik kami di awal-awal yang terpengaruh New York hardcore,Europe Hardcore dan Old School Hardcore.Kekurangan-kekurangn di "Dua Sisi" adalah membentuk (musik)burgerkill sekarang.Begitulah adanya,tutur eben menegaskan.

Malah,saat mengerjakan album "Adamantine"(2018) personel burgerkill saat ini-Eben,Vicky Mono (Vokal),Agung Hellfrog (Gitar),Ramdan Agustiana (Bass) dan Putra Pra Ramadhan (Drum)-mengaku kembali mendengarkan "Dua Sisi" untuk meresapi kembali spirit,agresi serta emosi yang tetcurah di album tersebut.

"Kami sempat binggung di 'Adamantine' mau ngapain lagi? akhirnya re-visit lagi 'Dua Sisi'.Kayak band baru lagi.Jadi 'Dua Sisi' itu related banget dengan 'Adamantine',"ungkap eben meyakinkan.

Di luar perkiraan,20 tahun perilisan "Dua Sisi",pandemi Covid-19 mendadak datang mendera dan membuyarkan momentum Burgerkill untuk merayakan ulang tahun album tersebut.Tadinya,sempat tercetus niat menggelar tur kecil-kecilan untuk merayakannya,yang sekaligus di kaitkan dengan hari jadi ke-25 Burgekill.Tapi apa boleh buat,semuanya harus di tunda.kini,untuk mengisi kekosongan,Burgerkill berencan mengabadikan "Dua Sisi" dalam format piringan hitam,tradisi yang telah di lakukan sejak album fenomenal "Beyond Coma And Despair" (2006).

Sementara itu,pada 2 agustus 2020 lalu,Burgerkill baru saja melepas video musik terbaru berjudul "Paradoks",yang merupakan single dari album "Adamantine".

Empat hari lalu,band asal ujung berung,Bandung ini juga merilis kaset album "Adamantine" dalam jumlah terbatas,yakni hanya 500 keping,dan langsung terjual habis dalam hitungan 24 jam!

Sufism Mulai Kerjakan Karya Terbaru, Single Baru, Album Baru??Karya terbaru dari band ini tengah dalam proses Mixing dan Mastering


Sufism Mulai Kerjakan Karya Terbaru, Single Baru, Album Baru??

Karya terbaru dari band ini tengah dalam proses Mixing dan Mastering

Sufism nampaknya telah melangkahkan kaki pertamanya bagi karya terbaru mereka yang akan datang, band deathmetal asal Bandung ini saat telah terlihat tengah melakukan sesuatu di dalam studio

Dilansir dari postingan terbaru di Instagram Sufism, disana kita digoda dengan video singkat dokumentasikan kegiatan mereka di studio, di dalam caption mereka menulis karya terbaru sedang dalam tahap Mixing dan Mastering

Belum ada bocoran mengenai karya terbaru apa yang sedang mereka kerjakan, mungkinkah Single terbaru, atau mungkin bisa jadi juga ini akan jadi Album terbaru, mereka hanya mencatat bahwa karya baru ini akan keluar melalui label Brutalmind Records