Selasa, 15 Desember 2020

Review EP Burgerkill Killchestra: Metalcore + Orkestra = ‘Killchestra’

“Yes brads, today is the day! Selamat menikmati mini album terbaru kami ‘Killchestra’ di semua platform digital favorit kalian,” tulis Burgerkill dalam laman Instagramnya. Tepat pada Minggu, 19 April 2020, Burgerkill, band Metal asal Bandung ini merilis EP berisikan 6 lagu dari beberapa album sebelumnya yang telah direkam ulang dan dikolaborasikan dengan orkestra dari Czech Symphony Orchestra pada awal Maret 2018 lalu. Czech Symphony Orchestra adalah sebuah kelompok orchestra yang berasal dari Praha, Republik Ceko. Sedangkan aransemen musik dalam album tersebut dipercayakan kepada Alvin Witarsa. Berikut adalah review EP Burgerkill Killchestra.
1. Anjing Tanah Album ini dibuka dengan lagu berjudul Anjing Tanah, yang diambil dari album Beyond Coma and Despair. Opening Anjing Tanah yang pada album sebelumnya adalah petikan lembut gitar akustik, di album ini digantikan dengan bunyi piano dan biola yang begitu syahdu. Tepat setelah sang vokalis meneriakkan anjing tanah dentuman drum serta distrosi gitar langsung menghilangkan kesyahduan bunyi piano dan biola dari telinga para pendengar, digantikan kegaharan dentuman musik metalcore khas Burgerkill yang terasa lebih gahar dan padat dibandingkan versi lagu ini pada 2006. Hasil mastering tahun 2020 tentu berbeda dengan hasil mastering pada tahun 2006. Serta drum fills dari drummer baru Burgerkill, Putra terasa sedikit berbeda daripada yg ada di rekaman tahun 2006. Perbedaan juga terasa pada bagian vocal, tidak seperti pada tahun 2006 yang diisi oleh vocal Alm. Ivan “Scumbag” Firmansyah, kali ini bagian vocal diisi oleh Vicky, vokalis yang menggantikan posisi Ivan setelah kematiannya. 2. Penjara Batin Selanjutnya dalam review EP Burgerkill Killchestra ini kita akan membahas lantunan EP kedua yang berjudul Penjara Batin. Melodi gitar di awal lagu ini juga terasa cukup berbeda dibandingkan dengan rekaman lagu yang sama pada album Berkarat pada 2004 silam. Dibalut dengan alunan orchestra yang mengiringi, lagu ke dua di EP ini kembali memberikan sebuah pengalaman baru dalam menikmati lagu Penjara Batin. Unsur ketukan drum Thrash Metal terasa cukup kental dalam lagu ini. Melodi serta drum fills yang padat diiringi orchestra yang terkesan mewah membawa pendengar merasakan setiap emosi yang ingin disampaikan dalam lagu ini. 3. An Elegy Dibuka dengan alunan piano dan biola yang menggantikan petikan lembut melodi gitar seperti yang dilakukan Burgerkill di lagu ini pada album Venomous tahun 2011 silam. Kembali para pendengar dimanjakan dengan musik khas orkestra, disambut dengan drum dan bass yang terasa lebih renyah daripada album sebelumnya. Isian biola di tengah lagu yang berusaha membangun emosi pendengar langsung diledakkan pada bagian reff lagu ini. Seperti ingin memberikan tempat bagi Czech Symphony Orchestra. Pada bagian akhir terasa bagian orkestra lebih dominan dari pada Burgerkill yang tentu saja memberikan pengalaman baru. Terkesan seperti Bugerkill ingin meredakan ledakan yang mereka lakukan pada bagian reff. Lagu ini Kembali ditutup dengan piano dan biola, diikuti dengan isian vokal lembut dari sang vokalis Vicky. 4. Only the strong Gahar dan mewah itulah kata yang tepat untuk menggambarkan bagaimana hasil kolaborasi Burgerkill dan Czech Symphony Orchestra dalam lagu ini. Terasa sangat berbeda antara yang dilakukan Burgerkill pada lagu ini dalam album Venomous di tahun 2011 dibandingkan pada EP Killchestra. Musik dibuat terasa lebih berat dan rapat serta dengan iringan orkestra yang tak kalah intensnya. Kembali, Burgerkill membawakan musik metal mewah langsung ke telinga pendengar. Home Musik Review EP Burgerkill Killchestra: Metalcore + Orkestra = ‘Killchestra’MUSIKREVIEWReview EP Burgerkill Killchestra: Metalcore + Orkestra = ‘Killchestra’FauzanApr 22, 20200 “Yes brads, today is the day! Selamat menikmati mini album terbaru kami ‘Killchestra’ di semua platform digital favorit kalian,” tulis Burgerkill dalam laman Instagramnya. Tepat pada Minggu, 19 April 2020, Burgerkill, band Metal asal Bandung ini merilis EP berisikan 6 lagu dari beberapa album sebelumnya yang telah direkam ulang dan dikolaborasikan dengan orkestra dari Czech Symphony Orchestra pada awal Maret 2018 lalu. Czech Symphony Orchestra adalah sebuah kelompok orchestra yang berasal dari Praha, Republik Ceko. Sedangkan aransemen musik dalam album tersebut dipercayakan kepada Alvin Witarsa. Berikut adalah review EP Burgerkill Killchestra. cover EP Burgerkill - killchestra via Instagram 1. Anjing Tanah Album ini dibuka dengan lagu berjudul Anjing Tanah, yang diambil dari album Beyond Coma and Despair. Opening Anjing Tanah yang pada album sebelumnya adalah petikan lembut gitar akustik, di album ini digantikan dengan bunyi piano dan biola yang begitu syahdu. Tepat setelah sang vokalis meneriakkan anjing tanah dentuman drum serta distrosi gitar langsung menghilangkan kesyahduan bunyi piano dan biola dari telinga para pendengar, digantikan kegaharan dentuman musik metalcore khas Burgerkill yang terasa lebih gahar dan padat dibandingkan versi lagu ini pada 2006. Hasil mastering tahun 2020 tentu berbeda dengan hasil mastering pada tahun 2006. Serta drum fills dari drummer baru Burgerkill, Putra terasa sedikit berbeda daripada yg ada di rekaman tahun 2006. Perbedaan juga terasa pada bagian vocal, tidak seperti pada tahun 2006 yang diisi oleh vocal Alm. Ivan “Scumbag” Firmansyah, kali ini bagian vocal diisi oleh Vicky, vokalis yang menggantikan posisi Ivan setelah kematiannya. 2. Penjara Batin Selanjutnya dalam review EP Burgerkill Killchestra ini kita akan membahas lantunan EP kedua yang berjudul Penjara Batin. Melodi gitar di awal lagu ini juga terasa cukup berbeda dibandingkan dengan rekaman lagu yang sama pada album Berkarat pada 2004 silam. BACA JUGA Review Film Pacific Rim: Uprising (2018) - Sekuel yang Melupakan Kenapa Film Originalnya sangat Menarik Dibalut dengan alunan orchestra yang mengiringi, lagu ke dua di EP ini kembali memberikan sebuah pengalaman baru dalam menikmati lagu Penjara Batin. Unsur ketukan drum Thrash Metal terasa cukup kental dalam lagu ini. Melodi serta drum fills yang padat diiringi orchestra yang terkesan mewah membawa pendengar merasakan setiap emosi yang ingin disampaikan dalam lagu ini. 3. An Elegy Dibuka dengan alunan piano dan biola yang menggantikan petikan lembut melodi gitar seperti yang dilakukan Burgerkill di lagu ini pada album Venomous tahun 2011 silam. Kembali para pendengar dimanjakan dengan musik khas orkestra, disambut dengan drum dan bass yang terasa lebih renyah daripada album sebelumnya. Isian biola di tengah lagu yang berusaha membangun emosi pendengar langsung diledakkan pada bagian reff lagu ini. Seperti ingin memberikan tempat bagi Czech Symphony Orchestra. Pada bagian akhir terasa bagian orkestra lebih dominan dari pada Burgerkill yang tentu saja memberikan pengalaman baru. Terkesan seperti Bugerkill ingin meredakan ledakan yang mereka lakukan pada bagian reff. Lagu ini Kembali ditutup dengan piano dan biola, diikuti dengan isian vokal lembut dari sang vokalis Vicky. 4. Only the strong Gahar dan mewah itulah kata yang tepat untuk menggambarkan bagaimana hasil kolaborasi Burgerkill dan Czech Symphony Orchestra dalam lagu ini. Terasa sangat berbeda antara yang dilakukan Burgerkill pada lagu ini dalam album Venomous di tahun 2011 dibandingkan pada EP Killchestra. Musik dibuat terasa lebih berat dan rapat serta dengan iringan orkestra yang tak kalah intensnya. Kembali, Burgerkill membawakan musik metal mewah langsung ke telinga pendengar. Gesekan biola yang terasa begitu intens pada bagian reff serta bunyi terompet sperti ingin memberikan energi lebih kepada pendengar. Rapatnya double pedal Putra Ramadhan membuat musik ini terdengar lebih gahar. Home Musik Review EP Burgerkill Killchestra: Metalcore + Orkestra = ‘Killchestra’MUSIKREVIEWReview EP Burgerkill Killchestra: Metalcore + Orkestra = ‘Killchestra’FauzanApr 22, 20200 “Yes brads, today is the day! Selamat menikmati mini album terbaru kami ‘Killchestra’ di semua platform digital favorit kalian,” tulis Burgerkill dalam laman Instagramnya. Tepat pada Minggu, 19 April 2020, Burgerkill, band Metal asal Bandung ini merilis EP berisikan 6 lagu dari beberapa album sebelumnya yang telah direkam ulang dan dikolaborasikan dengan orkestra dari Czech Symphony Orchestra pada awal Maret 2018 lalu. Czech Symphony Orchestra adalah sebuah kelompok orchestra yang berasal dari Praha, Republik Ceko. Sedangkan aransemen musik dalam album tersebut dipercayakan kepada Alvin Witarsa. Berikut adalah review EP Burgerkill Killchestra. cover EP Burgerkill - killchestra via Instagram 1. Anjing Tanah Album ini dibuka dengan lagu berjudul Anjing Tanah, yang diambil dari album Beyond Coma and Despair. Opening Anjing Tanah yang pada album sebelumnya adalah petikan lembut gitar akustik, di album ini digantikan dengan bunyi piano dan biola yang begitu syahdu. Tepat setelah sang vokalis meneriakkan anjing tanah dentuman drum serta distrosi gitar langsung menghilangkan kesyahduan bunyi piano dan biola dari telinga para pendengar, digantikan kegaharan dentuman musik metalcore khas Burgerkill yang terasa lebih gahar dan padat dibandingkan versi lagu ini pada 2006. Hasil mastering tahun 2020 tentu berbeda dengan hasil mastering pada tahun 2006. Serta drum fills dari drummer baru Burgerkill, Putra terasa sedikit berbeda daripada yg ada di rekaman tahun 2006. Perbedaan juga terasa pada bagian vocal, tidak seperti pada tahun 2006 yang diisi oleh vocal Alm. Ivan “Scumbag” Firmansyah, kali ini bagian vocal diisi oleh Vicky, vokalis yang menggantikan posisi Ivan setelah kematiannya. 2. Penjara Batin Selanjutnya dalam review EP Burgerkill Killchestra ini kita akan membahas lantunan EP kedua yang berjudul Penjara Batin. Melodi gitar di awal lagu ini juga terasa cukup berbeda dibandingkan dengan rekaman lagu yang sama pada album Berkarat pada 2004 silam. BACA JUGA Review Film Pacific Rim: Uprising (2018) - Sekuel yang Melupakan Kenapa Film Originalnya sangat Menarik Dibalut dengan alunan orchestra yang mengiringi, lagu ke dua di EP ini kembali memberikan sebuah pengalaman baru dalam menikmati lagu Penjara Batin. Unsur ketukan drum Thrash Metal terasa cukup kental dalam lagu ini. Melodi serta drum fills yang padat diiringi orchestra yang terkesan mewah membawa pendengar merasakan setiap emosi yang ingin disampaikan dalam lagu ini. 3. An Elegy Dibuka dengan alunan piano dan biola yang menggantikan petikan lembut melodi gitar seperti yang dilakukan Burgerkill di lagu ini pada album Venomous tahun 2011 silam. Kembali para pendengar dimanjakan dengan musik khas orkestra, disambut dengan drum dan bass yang terasa lebih renyah daripada album sebelumnya. Isian biola di tengah lagu yang berusaha membangun emosi pendengar langsung diledakkan pada bagian reff lagu ini. Seperti ingin memberikan tempat bagi Czech Symphony Orchestra. Pada bagian akhir terasa bagian orkestra lebih dominan dari pada Burgerkill yang tentu saja memberikan pengalaman baru. Terkesan seperti Bugerkill ingin meredakan ledakan yang mereka lakukan pada bagian reff. Lagu ini Kembali ditutup dengan piano dan biola, diikuti dengan isian vokal lembut dari sang vokalis Vicky. 4. Only the strong Gahar dan mewah itulah kata yang tepat untuk menggambarkan bagaimana hasil kolaborasi Burgerkill dan Czech Symphony Orchestra dalam lagu ini. Terasa sangat berbeda antara yang dilakukan Burgerkill pada lagu ini dalam album Venomous di tahun 2011 dibandingkan pada EP Killchestra. Musik dibuat terasa lebih berat dan rapat serta dengan iringan orkestra yang tak kalah intensnya. Kembali, Burgerkill membawakan musik metal mewah langsung ke telinga pendengar. Gesekan biola yang terasa begitu intens pada bagian reff serta bunyi terompet sperti ingin memberikan energi lebih kepada pendengar. Rapatnya double pedal Putra Ramadhan membuat musik ini terdengar lebih gahar. BACA JUGA A Book for Your Shelf: Seri Novel Harry Potter - Dunia Sihir untuk Anak 5. Angkuh Kembali lagi ke lagu di album Beyond Coma and Despair 2006. Diawali dengan alunan musik yang tetap bisa membuat fans dan pendengar headbang, Burgerkill yang mengusung genre metalcore seperti ingin menegaskan ciri khas mereka dalam lagu ini, meski dengan iringan orkestra, music metalcore khas Burgerkill justru terasa lebih kental di lagu ini. Ciri khas metalcore terasa kental pada bagian breakdown di akhir lagu ini. Distrorsi gitar yang terasa lebih berat dibandingkan dengan rilisan sebelumnya, serta drum fill yang terasa lebih padat membuat unsur metalcore kental terasa di penghunjung lagu ini. 6. Tiga Titik Hitam Lagu dari album berkarat (2004) yang seperti punya makna lebih dalam bagi para fans dan pendengar Burgerkill ini kembali direkam dalam EP Killchestra. Diawali hanya dengan iringan musik orkestra yang menyayat emosi. Kembali pendengar diperdengarkan suara Fadli Padi melantunkan lirik yang dituliskan oleh Alm. Ivan Scumbag. Emosi yang berbeda sangat terasa pada lagu ini. Apalagi mengingat bagaimana hubungan lagu ini dengan Alm. Ivan Scumbag. Terasa makin dalam penghayatan dari Fadli dengan iringan orkestra. Pada bagian pertengahan lagu pun saat memasuki bagian puisi begitu emosional. Hingga puncaknya pada saat akhir bagian lagu, saat Fadli membacakan doa untuk Alm. Ivan yang ia kenal pada 2003 saat proses rekaman lagu ini pertama kali. Susunan yang pas untuk lagu terakhir di album ini, karna di sini Burgerkill seperti ingin menunjukkan dedikasinya kepada Alm. Ivan Scumbag. Home Musik Review EP Burgerkill Killchestra: Metalcore + Orkestra = ‘Killchestra’MUSIKREVIEWReview EP Burgerkill Killchestra: Metalcore + Orkestra = ‘Killchestra’FauzanApr 22, 20200 “Yes brads, today is the day! Selamat menikmati mini album terbaru kami ‘Killchestra’ di semua platform digital favorit kalian,” tulis Burgerkill dalam laman Instagramnya. Tepat pada Minggu, 19 April 2020, Burgerkill, band Metal asal Bandung ini merilis EP berisikan 6 lagu dari beberapa album sebelumnya yang telah direkam ulang dan dikolaborasikan dengan orkestra dari Czech Symphony Orchestra pada awal Maret 2018 lalu. Czech Symphony Orchestra adalah sebuah kelompok orchestra yang berasal dari Praha, Republik Ceko. Sedangkan aransemen musik dalam album tersebut dipercayakan kepada Alvin Witarsa. Berikut adalah review EP Burgerkill Killchestra. cover EP Burgerkill - killchestra via Instagram 1. Anjing Tanah Album ini dibuka dengan lagu berjudul Anjing Tanah, yang diambil dari album Beyond Coma and Despair. Opening Anjing Tanah yang pada album sebelumnya adalah petikan lembut gitar akustik, di album ini digantikan dengan bunyi piano dan biola yang begitu syahdu. Tepat setelah sang vokalis meneriakkan anjing tanah dentuman drum serta distrosi gitar langsung menghilangkan kesyahduan bunyi piano dan biola dari telinga para pendengar, digantikan kegaharan dentuman musik metalcore khas Burgerkill yang terasa lebih gahar dan padat dibandingkan versi lagu ini pada 2006. Hasil mastering tahun 2020 tentu berbeda dengan hasil mastering pada tahun 2006. Serta drum fills dari drummer baru Burgerkill, Putra terasa sedikit berbeda daripada yg ada di rekaman tahun 2006. Perbedaan juga terasa pada bagian vocal, tidak seperti pada tahun 2006 yang diisi oleh vocal Alm. Ivan “Scumbag” Firmansyah, kali ini bagian vocal diisi oleh Vicky, vokalis yang menggantikan posisi Ivan setelah kematiannya. 2. Penjara Batin Selanjutnya dalam review EP Burgerkill Killchestra ini kita akan membahas lantunan EP kedua yang berjudul Penjara Batin. Melodi gitar di awal lagu ini juga terasa cukup berbeda dibandingkan dengan rekaman lagu yang sama pada album Berkarat pada 2004 silam. BACA JUGA Review Film Pacific Rim: Uprising (2018) - Sekuel yang Melupakan Kenapa Film Originalnya sangat Menarik Dibalut dengan alunan orchestra yang mengiringi, lagu ke dua di EP ini kembali memberikan sebuah pengalaman baru dalam menikmati lagu Penjara Batin. Unsur ketukan drum Thrash Metal terasa cukup kental dalam lagu ini. Melodi serta drum fills yang padat diiringi orchestra yang terkesan mewah membawa pendengar merasakan setiap emosi yang ingin disampaikan dalam lagu ini. 3. An Elegy Dibuka dengan alunan piano dan biola yang menggantikan petikan lembut melodi gitar seperti yang dilakukan Burgerkill di lagu ini pada album Venomous tahun 2011 silam. Kembali para pendengar dimanjakan dengan musik khas orkestra, disambut dengan drum dan bass yang terasa lebih renyah daripada album sebelumnya. Isian biola di tengah lagu yang berusaha membangun emosi pendengar langsung diledakkan pada bagian reff lagu ini. Seperti ingin memberikan tempat bagi Czech Symphony Orchestra. Pada bagian akhir terasa bagian orkestra lebih dominan dari pada Burgerkill yang tentu saja memberikan pengalaman baru. Terkesan seperti Bugerkill ingin meredakan ledakan yang mereka lakukan pada bagian reff. Lagu ini Kembali ditutup dengan piano dan biola, diikuti dengan isian vokal lembut dari sang vokalis Vicky. 4. Only the strong Gahar dan mewah itulah kata yang tepat untuk menggambarkan bagaimana hasil kolaborasi Burgerkill dan Czech Symphony Orchestra dalam lagu ini. Terasa sangat berbeda antara yang dilakukan Burgerkill pada lagu ini dalam album Venomous di tahun 2011 dibandingkan pada EP Killchestra. Musik dibuat terasa lebih berat dan rapat serta dengan iringan orkestra yang tak kalah intensnya. Kembali, Burgerkill membawakan musik metal mewah langsung ke telinga pendengar. Gesekan biola yang terasa begitu intens pada bagian reff serta bunyi terompet sperti ingin memberikan energi lebih kepada pendengar. Rapatnya double pedal Putra Ramadhan membuat musik ini terdengar lebih gahar. BACA JUGA A Book for Your Shelf: Seri Novel Harry Potter - Dunia Sihir untuk Anak 5. Angkuh Kembali lagi ke lagu di album Beyond Coma and Despair 2006. Diawali dengan alunan musik yang tetap bisa membuat fans dan pendengar headbang, Burgerkill yang mengusung genre metalcore seperti ingin menegaskan ciri khas mereka dalam lagu ini, meski dengan iringan orkestra, music metalcore khas Burgerkill justru terasa lebih kental di lagu ini. Ciri khas metalcore terasa kental pada bagian breakdown di akhir lagu ini. Distrorsi gitar yang terasa lebih berat dibandingkan dengan rilisan sebelumnya, serta drum fill yang terasa lebih padat membuat unsur metalcore kental terasa di penghunjung lagu ini. 6. Tiga Titik Hitam Lagu dari album berkarat (2004) yang seperti punya makna lebih dalam bagi para fans dan pendengar Burgerkill ini kembali direkam dalam EP Killchestra. Diawali hanya dengan iringan musik orkestra yang menyayat emosi. Kembali pendengar diperdengarkan suara Fadli Padi melantunkan lirik yang dituliskan oleh Alm. Ivan Scumbag. Emosi yang berbeda sangat terasa pada lagu ini. Apalagi mengingat bagaimana hubungan lagu ini dengan Alm. Ivan Scumbag. Terasa makin dalam penghayatan dari Fadli dengan iringan orkestra. Pada bagian pertengahan lagu pun saat memasuki bagian puisi begitu emosional. Hingga puncaknya pada saat akhir bagian lagu, saat Fadli membacakan doa untuk Alm. Ivan yang ia kenal pada 2003 saat proses rekaman lagu ini pertama kali. Susunan yang pas untuk lagu terakhir di album ini, karna di sini Burgerkill seperti ingin menunjukkan dedikasinya kepada Alm. Ivan Scumbag. ‘Killchestra’ secara khusus dipersembahkan untuk memperingati ulang tahun ke-42 mendiang eks vokalis Burgerkill, Ivan ‘Scumbag’. “Sebuah album spesial yang kami dedikasikan untuk sahabat kami Ivan ‘Scumbag’ Firmansyah yang berulang tahun hari ini,” ungkap Burgerkill di laman Instagramnya.
via Instagram Album ini diluncurkan terbatas hanya 300 kopi salinan Boxset Vinyl + CD dan Gatefold Vinyl saja. Tapi para pembaca jangan khawatir bagi yang penasaran dengan EP karna Burgerkill tetap merilis versi digital di beberapa platform musik digital. Itulah review EP Burgerkill Killchestra dari kami, selamat membaca sambil mendengarkan EP nya begundal!

Senin, 14 Desember 2020

NECTURA//ALBUM ''NARASI PENANTANG DARI LANSKAP YANG DI TINGGALKAN''

Terbentuk di ujung berung,Bandung pada tahun 2012,nectura kini berwujud menjadi sebuah band yang tegas bersikap mengusung perubahan dalam setiap karyanya.Sesuai makna di balik namanya.Nectura memang lahir untuk memberikan energi positif bagi para pendengarnya.Selepas album perdananya di tahun 2014 "Awake To Decide" lalu, lalu melalui beberapa perombakan formasi hingga sampai pada titik di mana ini bisa jadi salah satu formasi terbaik dengan adanya Abdul "Abah" kandris dan Aulia Akbar sebagai penjaga tempo dan energi lagu,nectura kini semakin berwarna. Komunikasi musikal antara dua personil baru dan tiga personil lama yang masih di pegang oleh Agung "Owank" Suwandi (vokal),Irvan "Abo" Hardian (Gitar),dan hinhin "Akew" daryana (Gitar) termanifestasikan dalam album rilisan baru mereka di awal tahun 2020 ini.Pesat melintang dari panggung ke panggung membuat mereka semakin solid on-stage dan off-stage.Sampai akhirnya di tahun 2020,Nectura bekerja sama dengan Playloud Records bersepakat untuk merilis sebuah album bertajuk "Narasi Penantang Dari Lanskap Yang Di Tinggalkan" (NPDLYD)".
Tajuk album yang cukup profokatif menjadi penanda bahwa mereka memang abnd baru,tapi dengan muka lama yang sedemikian resahnya melihat bagaimana nilai pertemanan dan persaudaraan yang selama ini di jaga oleh komunitasi di indonesia semakin ambigu.Ambiguitas nilai ini menjadi pesan penting yang ingin di sampaikan pada seluruh pelaku metal tanah air indonesia tercinta ini dengan harapan menjadi autokritik bagi individu yang merasa dirinya pelaku metal.Secara musikal di album kedua ini Nectura berhasilkeluar dari zona nyaman. Perpaduan antara American metal dan European metal masih bisa di identifikasi dari setiap detil instrumen yang di mainkan. Teriakan volakl berbahasa indonesia dengan diksi yang lugas akan memudahkan pendengar menangkap pesan dari 8(dealapan) track yang di sajikan.Sedikit bocoran nya sudah di unggah di media sosial Nectura.Semua pelaku metal yang mempunyai keresahan yang sama dengan Nectura.Seharusnya bisa tetap bertahan melawan tirani yang lambat laun akan mematikan kita,sudah semestinya kita saling rangkul dan dukung satu sama lain untuk menyatukan kekuatan karena "kita kawan bukan lawan". Jadi jangan lupa untuk mengapresiasi labum ke-2 yang akan resmi di rilis pada tanggal bulan maret 2020 Dalam format cakram padat (CD) dengan cover digipack bersamaan dengan beberapa merchendise pendukung lainnya.