Rabu, 23 September 2020

Review Hellcrust "SEJAWAT"

Seperti tak ada hujan atau angin, tiba-tiba Badai Hebat datang menyerang dari Masterpiece gress " Sejawat " Hellcrust yang awalnya adalah memang sebuah band Projekan, en seiring berjalannya waktu makin menunjukkan keseriusannya tidak hanya sekedar eksistensi. karena sejak terbentuk tahun 2011 an, HELLCRUST telah menjadi Konspirasi lahirnya Mimpi buruk bagi DM Fans ! berangkat dari sekedar awal keinginan seorang Wiro-nya Death Valley (vocal) mengutarakan keinginan kepada Gitaris Nyoman Bije setelah liat Performance panggung Misery Index, dan tapa ba bi bu, terbentuklah formasi pertama dan langsung bikin materi sendiri meski belum pernah perform, maka lahirlah debut EP pertama " Dosa " Tahun 2012 via Armstretch Records yang sangat percaya dan menaruh Big Hope pada band proyek'an ini akan sangat diperhitungkan ngeliat line up familiar berbahaya pertama kayak Andyan Gorust (Drums), Bonnie (Bass) dari DeadSquad, Ario (Guitar) dari Carnivored, Wiro (Vocal) dari Death Valley dan Nyoman Bije (Guitar) dari Straightout. mengusung karakteristik Death Metal agresif yang selain menekankan bobot Intensitas juga menyeduhkan warna melodius ramah, sehingga lebih terdengar typical Catchy serta Easy Listening. dan EP ini ga menunggu waktu lama untuk mendapatkan apresiasi hangat saat pertama kali dirilis, artinya Hellcrust sukses ! berjalan pada siklus ke-4 tahun, Hellcrust melahirkan full album pertama-nya " Kalamaut " tahun 2016 masih via Armstretch Records sebagai sebuah keseriusan penuh ketika Drummer Andyan Gorust hengkang dari DeadSquad untuk memperkuat formasi full Hellcrust yang juga mengalami pergantian formasi dengan masuk-nya Gitaris Baken (Kapital, Betrayer, Old Timers, ex-Siksakubur) menggantikan Ario, bassis Bonnie tergantikan oleh Arslan Musyfia (ex-Carnivored, ex-DeadSquad, ex-Funeral Inception, ex-Hatestroke) dan bergabungnya Vocalis Japra ex-Siksakubur menggantikan Vocalis Wiro. semakin mengukuhkan eksistensi nama Hellcrust kian powerfully dikancah metal tanah air, debut " Kalamaut " memberikan Kesejukan serta Kejutan luar biasa yang paling ditunggu tunggu Metalhead fans termasuk Gw. Tetap menyajikan Warna DM agresif yang dibungkus dengan Pesona Aransemen dan Sound terbaiknya sebagai Representasi komposisi spesial musik Hellcrust generasi terbaru ini ! Strangely Understandable Awesomely Lyrics, technical drumming - dark, grand classical-inspired riffs, Great Basslines. The most Technically Demanding Technical Death Metal you will Ever Hear. Manifesting the mind-numbing Complexity of the Music Has Begin ! dan masih kembali dalam siklus 4 tahun, senyap dan tiba-tiba Menerjang dengan badai hebat via full album ke-2 " Sejawat " pada 27 Juni 2020, Kuintet Hellcrust kembali ngasih kejutan dengan berusaha menutup hal yang belum bisa hellcrust terapkan di album sebelumnya, dari mulai eksplorasi permainan, sound, lirik dan lain sebagainya, sehingga inilah yang menjadi dasar dari konsep musik yang membakar lebih energi menyegarkan Hellcrust dengan mengedepankan lagu " Balamaut " lebih kepada dedikasi band baik kepada musik yang dijalani sampai saat ini, dan sebagai dedikasi kepada khalayak Balamaut yang secara tidak langsung sudah menjadi bagian dari album " Sejawat " ini sendiri. yups debut yang awalnya sudah terdeteksi sejak memperkenalkan single " Rimba Khalayak " pada Awal tahun 2019 silam tidak secara masif terdengar, tiba tiba album ke-2 ini nongol, really surprise ! penggarapan materinya sudah dimulai sejak tahun 2018, diawali oleh part part lagu yang sudah direkam secara mandiri oleh bassis Arslan Musyfia dan Nyoman Bije. kemudian untuk proses brainstroming keseluruhan-nya baru dimulai sejak Hellcrust merilis single " Rimba Khalayak ". masih mempercayakan materinya digarap di Three Sixty Studio, Jakarta, oleh Iskandar Aziz dalam sisi teknis dan Topan Trinanda serta Erwin menjadi sosok dibalik proses mixing dan mastering-nya. seperti memang tidak ingin kehilangan warna era " Kalamaut ", debut ini hanya tinggal menambah kematangan powerfully materi termanis sekaligus menjadi kebersamaan terakhir untuk Vocalis Japra yang dikhabarkan ingin pensiun dari musik dan tongkat estafet sekarang dipercayakan ke Septian Maulana (Belantara, Ex. Siksakubur). selain itu bergabungnya Gitaris Dirk Marthin (Masticator, Abolish Conception) rupanya cukup ngasih suntikan darah segar bagi Hellcrust, dan Gw dah tau banget sepak terjang skill seorang Dirk bakal jadi partner maut, and never stops being heavy and nasty from killer song writing perspective !

Boleh percaya boleh engga, kalo materi baru ini sejak Gw play pertama kali ngasih kesan mengoyak Feel adalah : Barbar !!! dengan Intensitas Riff yang makin sering mempertontonkan progres matang, mengoyak galaksi dengan groundbreaking Intense DM Style tak terukur, mengeluarkan quasar dan memuntahkan luminesensi mereka seperti sedang melintasi cakrawala galaksi, karena hal ini tidak menimbulkan sama sekali keraguan jika penghuni Hellcrust saat ini adalah memang beberapa musisi terbaik di Scene tanah air yang tidak pernah berhenti menjadi berat dan jahat dari perspektif penulisan lagu. dan Hellcrust juga makin menemukan cara untuk menjaga hal-hal tetap Crunchy di lapisan atmosfer, secara efektif menggunakan disonansi, melodi untuk selalu memberikan seluruh materinya ke Taste epik ! and still my Opinion, The same issue I had with the unquestionably Sophisticated material rears it's head once again. Gw mulai aja dengan " Rimba Khalayak ", meski cuman sedikit ngasih Surprized, namun kemasan kali ini taste-nya beda banget sejak pertama kali dikenalkan sebagai Single di awal 2019 lalu. meski tidak langsung menjadi Opening setlist yang menurut Tebakan kita pasti akan meledak hebat, dimulai dengan dual Combo riff catchy lead-in dipadu sentuhan Biola menawan dari Rolanda Sasongko yang juga banyak mengisi komposisi materi " Sejawat ", This is part a fucking epic ! gejolak komposisi awal memang sudah langsung bikin Gw terhipnotis, ketika gemuruh keras Hellcrust mulai berbicara, Gw sedang mencoba merasakan kembali era ke-barbar'an materi seperti " Tentara Merah Darah " & " Eye Cry " nya Siksakubur hasil fermentasi biadab Behemoth era " The Apostasy ", Menggambarkan Soundingnya sendiri membutuhkan fokus pada produksi materi yang tanpa overdubbing terus menerus dan manfaat dari penggunaan synth yang luas. Coz Drummer Andyan Gorust  benar-benar masuk ke dalam karakteristiknya banget, menghasilkan ledakan Bombastis yang benar-benar meluncur ke zona nyaman plus efektif bersama Partner team lebih menantang lagi sekarang, dan mungkin siapapun akan langsung mengenali momen seperti ini. Moodbooster masih berlimpah untuk Hellcrust muntahkan, sehingga adiksi rasanya terus play tanpa skip. untuk Riff dan base aransemen duet maut Bije dan Dirk bekerja di sini berbaur bersama-sama selalu menciptakan karakter stomp low end yang menggelegar melambangkan konsep berat, dan ada banyak slot lead guitar yang mengesankan untuk menjaga agar Fans DM agresif lebih puas menikmati, sentuhan modern namun lebih liar terstruktur dengan cara yang agak sebanding dengan varian modern metal hari ini. Karakter raungan keras Japra masih Gw bilang tetap membawa karakter Khas seorang Japz, Fully anger and Powerfully ! dengan vokal tamu dari Septian Maulana, makin ngasih barbar nih orkestrasi kemarahannya. kemudian " Balamaut ", seperti memang sengaja didedikasi penuh atas Diksi Sejawat sendiri yang dianalogikan sebagai penggambaran Hellcrust sebagai sebuah keluarga, yang merangkul semua pihak, baik para tim di balik layar dan juga penggemarnya dengan satu nomor penghargaan Anthemic track " Balamaut " ! penekanan penghargaan dari Hellcrust atas dedikasi semua pihak yang telah menancapkan andil dan mendukung perjalan Hellcrust di scene musik keras Tanah Air. Timaut yang selalu mendukung Hellcrust dari balik layar dan Balamaut yang selalu hadir dan mensupport Hellcrust di setiap prosesnya hingga berbagi suka duka bersama Hellcrust. Sampai akhirnya komposisi bertajuk " Balamaut " terlahir dan menjadi senjata utama di album ini. dan penulisan lagu ini benar-benar dipersiapkan dengan segala Moodbooster Antemik begitu diledakkan pada performance Hellcrust, maka pecahlah Mosphit oleh para Balamaut. Mainframe Musikal Hellcrust memang tidak banyak bergeser dari konsep era " Kalamaut ", mungkin bedanya, disini sentuhan makin melodius dibeberapa Harmonisasi terbentuk tanpa harus menguras banyak mood, mengalir seperti petir, sepintas digeber dengan sangat dinamis, hingga pada akhirnya kita akan memahami betul konstruksi dasar materi Hellcrust tidak menuntut Konsentrasi penuh dalam mencerna tapi diciptakan dengan kuat, coz secara umum, karakter ini menjadi berbeda dari Sound DM yang lebih agresif secara tradisional. Dengan fokus yang sering menampilkan komposisi kompleks ! Aroma ketukan tajam Andyan kayak memiliki lanskap Trademark tersendiri setelah bermain dibeberapa band, seperti " Parasit Kaki Langit ", ketukannya masih mengingatkan akan Kegesitannya era di DeadSquad. aransemen " Parasit Kaki Langit " penuh dengan penekanan konsep Layering Riff yang saling mengisi tetap jadi aspek utama dari hampir keseluruhan komposisi, sehingga kita harus lebih legowo untuk tidak menilai pada 1 fokus aja, karena memang penampilan Duo pencabik dawai Bije dan Dirk maksimal dan powerfully pake banget. apalagi seperti statemen Hellcrust sendiri jika setiap personel lebih leluasa membuat bagan dari masing masing lagu, dan ketika memasuki tahap pengolahan keseluruhan, kreatifitas dan ide tiap personel selalu terlibat hingga dirasa materi materi yang mereka garap layak untuk dieksekusi menjadi satu kesatuan konsep lagu yang mematikan. Menggerus selanjutnya " Mayoritas Keabsolutan ", ledakan tanpa lelah terus mengekplor kekuatan jahat Konspirasi Musikal. salah satu karakteristik Vocalis Japz adalah Narasi-narasi emosional kuat penuh kebenciannya mencaci maki dibeberapa part lagu. dan ga kalah galaknya, " Suaka Kelayakan ", lagi (lagi) komposisi mengalir mulus meskipun tingkat kemampuan musikalnya High Level, tampak tidak pernah menjadi terlalu rumit penulisannya dicerna oleh Audiens dengan mengulang kegilaan yang sama seakan tanpa berhenti memberi kesan barbar. writing actual songs not mere collections of random riffs and seemingly endless blasts. All these songs have a recognizable beginning, middle and end, which is a commendable evolution from the band’s spectacular debut from a few years prior. The greater prominence and reliance on leads/solos allows for more open compositions, and even the bass guitar has become more important in the overall scope of things. First part yang menarik lagu " Simbiosis 69 ", sentuhan harmoni epik unik antara solo Bass Arslan Musyfia dengan Biola Rolanda Sasongko jadi hiperbola dramatis yang hinggap banget diotak, Hellcrust membungkus semua pengaruh yang berbeda-beda antar member ini dalam paket kontemporer, dan menyajikan barang-barang itu dengan kemilau modern yang Crunchy. ga kalah menarik tentang Opening part track berikutnya adalah " Bacot Patriot Mulut Pemadat ", masih mempertontonkan kembali skill menarik, meski pada level guitar loss senar type-nya terdengar level audio peak pada lini instrumen Guitar ke-2, sehingga cukup ngasih gangguan pada beberapa loss tune senar, but don't worry komposisi-nya selalu mengerikan untuk selalu disimak. mempertaruhkan yang lebih besar dalam mengkomposisi, masih lebih penting bagi Gw daripada aransemen yang memanjakan dan serba eksplosif adalah sentuhan melodi klinis yang ditanamkan ke dalam matriks ritmik, rasanya Gw kayak dihadapkan dalam pemandangan barbar rekayasa Hellcrust, yeah this band had become compelling, folks, or at least, compelling to those who've an interested in this sort of 'all around massive package of technicality and chops. setelah ada Anthemic track sebagai bentuk dedikasi kepada kerabat Hellcrust seperti " Balamaut ", Hellcrust sepertinya masih punya 1 antemik lagi menjadi propaganda, " Salamaut " ! dalam derau white noise fragmen melodi yang menciptakan atmosfir epik, riff terisolasi, dan segmen riff yang berhembus melewati telinga kita dengan begitu cepat sehingga harus menghabiskan setengah dari waktu untuk mencoba mengingat apa yang baru saja kita dengar. penekanan attitude sebuah lirik yang Hellcrust maknai dengan komposisi menawan, seperti ingin membangkitkan kebanggaan tersendiri antara Band dengan para Balamaut, bermandikan peluh, berteriak bersama dan memaki adalah picu frustrasi yang meledak hebat ! setlist pamungkas diselesaikan oleh Instrumental track yang masih kental elemental Epiknya, mendengarkannya ada sebagain attitude kita harus terlarut hingga pada tetes akhir harmonisasi. Bar chords mixed with artificial harmonics and riffs that are utterly monstrous. Every song on here deserves praise. This album can be spun multiple times because with each succeeding hearing, there something new that you can catch up and hear. The music just pounds with lead guitar that's just amazingly executed. I can see why this band has gained such utter influence on the metal scene. They just blow you away with fury and all of that hatred that exists in the music gets spewed forth here. Even the lyrics are comprehensive and well thought out. They blend totally with the music.

Overall, Don't pass this one up because it's such an Sophomore DM Aggressive frenzy! If you've been following this band for a while, then you will hear that intensity show up once again and blow you away. Gw pikir tidak mungkin bagi Gw pribadi mendeskripsikan karya ini secara memadai, berlebihan atau untuk menggemakan kata-kata efeknya terhadap satu ketika seseorang mendengarkannya, karena ini adalah sisi pandang Pribadi setiap individu termasuk Gw. Lagipula, jika Gw dapat menangkap sepenuhnya dampak musik ini dalam bahasa, tidak akan ada alasan untuk itu ada. Hellcrust terus berusaha melampaui bahasa, bahkan melampaui bahasa musik dan sistem tanda / simbol yang telah diciptakan DM selama dekade terakhir untuk mengekspresikan dan menangkap jenis emosi yang mereka tampilkan di sini. Hellcrust tetap berada di puncak genre Death Metal agresif tanah air. dengan tanpa ampun dan kemampuan instrumental cerdas member tampaknya hanya muncul sebagai bentuk lain dari kekejaman, menciptakan labirin demi labirin gelap yang menjerat kehendak seseorang ketika seseorang diseret secara fisik lalu menjerit melalui proses pembedahan setiap lagu, Damn Motherfucker. Jika Gw dapat membandingkan band ini dengan objek atau entitas apa pun, ini memang akan menjadi semacam kelanjutan dari sang mesin pembantaian ! Pada akhirnya, sebagai penyemangat terbaik hanyalah musikalitas itu sendiri, tanpa alasan tanpa perkenalan atau hiburan atau upaya untuk selalu menempatkan monster Ini dalam deretan masterpiece terbaik. meski bukan urusan mudah untuk melepaskan benang merah seorang Andyan Gorust sebagai sang pengendali tempo musikal, dalam benak kita pasti akan coba membayangkan karakteristik khas-nya ketika bareng Siksakubur dan DeadSquad. dan " Sejawat " masih membawa warna kental materi sebelumnya sehingga tepat sekali kalo jadi bab ke-2 nya, waspadai Power dan Intensitas kali ini patut kalian rasakan sendiri Siksaan masif. masih dikerjakan ditempat yang sama mungkin jadi tujuan Hellcrust ingin menyambungkan lagi sebuah Totalitas dan Groundbreaking, damn ! Hellcrust with the writing and selling of this music, would seem to want other bands to follow in their footsteps and take up their banner, their crusade to warp, alter, and revivify the strangled creativity in DM. The only problem is that... I don't know of any bands that could actually follow in their wake, such is the path of destruction this monument leaves behind it and It's well-crafted and serious, which distinguishes from the crowd more than a cheap gimmick would, IT'S SOPHISTICATED !!!

Fraud Melawan Dogma Di "SCANTUARY"


Senin 31 Agustus 2020 menjadi hari yang bersejarah bagi Fraud. Gerombolan hardcore terdepan Surabaya ini meriis album terbaru yang diberi judul Sanctuary. Ini merupakan album ketiga setelah album No Fans Just Friends (2013) dan Movement Before Mouthment (2014). Kali ini mereka bergabung dengan Blackandje Records.

Genderang album Sanctuary dibuka dengan dirilisnya video musik "The Propechy" yang sudah dirilis beberapa bulan sebelumnya yang merupakan awal dari trilogi video yang direncanakan. Rangkaian promosi album ini juga dijalani Fraud, yang kini beranggotakan Bayu Hastutama (vokal), Cscenk (gitar), Soullamb (bass) dan Rama Nada (drums), dengan menempuh perjalanan ratusan kilometer dari Surabaya ke Jakarta dan Bandung.

Berikut adalah rangkuman wawancara dengan Fraud bersama saya di berbagai program dari “Jumat Membara” di live instagram @blackandje, press con perilisan album Sanctuary di Lawless Burgerbar Kemang Jakarta Selatan, “Deeperground” untuk kanal YouTube Blackandje dan program “Rock On Monday” di demajors radio.

Berselang 5 tahun akhirnya Fraud merilis album baru. Di album–album sebelumnya yang sangat masih kental dengan tema tipikal di kultur hardcore seperti pertemanan atau brotherhood, kemudian di album Sanctuary yang keliatannya mengambil tema lebih berat dan gelap. Apa yang ingin kalian sampaikan di album Sanctuary?

Melalui album Sanctuary kami ingin melawan dogma dan doktrin yang selama ini mengekang kehidupan kami. Secara individu atau dalam kehidupan sosial termasuk juga dalam skena hardcore sekalipun. Dogma–dogma selalu ada. Bagi kami Sanctuary adalah dunia atau suaka yang kami ciptakan untuk berlindung dari dogma dan doktrin tersebut sehingga bisa menemukan kebenarannya masing–masing.

Apa perbedaan album Sanctuary dengan album–album sebelumnya secara sound dan musikalitas?

Secara sound sebenarnya tidak jauh berbeda meski kami terus mengeksplornya tapi perubahannya tidak begitu besar. Kalau secara komposisi lagu dan aransemen sekarang lebih luas lagi eksperimennya. Seperti memasukkan unsur metal terutama thrash metal sehingga mungkin terdengar lebih heavy dibanding album sebelumnya. Tapi unsur hardcore dengan beat down-nya masih tetap kami pertahankan karena itu menjadi ciri khas Fraud. Seperti Bayu yang memberi nada dalam teriakannya di lagu "The Prophecy". Masuknya Rama sebagai drummer baru juga tidak merubah banyak musik kami karena sebelumnya sudah bersama kami baik sebagai teknisi drum ataupun additional drummer, dan sekarang menjadi personil. Jadi tidak dibutuhkan proses adaptasi yang lama. Rama sudah paham musik Fraud seperti bagaimana. Meski Rama juga pasti memberi sentuhan dengan karakter permainannya. Bahkan dengan ekspolarasi tadi malah semakin memperkaya musik Fraud itu sendiri. Inilah musik Fraud yang sekarang. Inilah hardcore-nya Fraud.

Perubahan tersebut pasti menuai beberapa tanggapan beragam ya?

Ya pasti. Tapi sejauh ini tanggapannya masih positif. Banyak yang berkomentar “Wah tambah sangar rek!”

Bagaimana dengan proses kreatif pengarapan lagu untuk album Sanctuary?

Nah, kalau ini kami mengarapnya dengan cara yang berbeda. Untuk album–album sebelumnya kami lebih banyak banyak di studio. Tapi untuk Sanctuary, Kecenk dan Soullamb mengerjakan dan mengumpulkan riff dan part gitar dulu kemudian direkam terus kami merangkainya atau menjahitnya. Setelah itu baru jamming di studio dengan Bayu dan Rama untuk memasukkan part drum dan vokalnya. Ini ternyata lebih efektif dan efisien. Bahkan kami bisa melakukannya di sela–sela jadwal tur di luar kota juga.

Proses rekaman memakan waktu hampir setahun dan tercantum nama Eben dari Burgerkill di album Sanctuary sebagai music director. Bisa diceritakan?

Untuk proses rekaman di lakukan dua studio yang berbeda yaitu Fun House di Bandung untuk gitar dan bass dan Inferno Surabaya untuk drum dan vokal. Ini sebenarnya hanya untuk mencari suasana baru juga. Rekaman di Bandung itu sekalian saat kami ada jadwal manggung di sana juga saran dari Eben. Sementara dengan Eben, kami sudah berteman lama. Kami banyak sharing saat pengerjaan materi lagu. Banyak masukan dari dia yang membuat album Sanctuary. Dengan adanya orang lain diluar band itu juga bisa memberi masukan yang obyektif dan kami di Fraud juga bisa meredam ego masing–masing.

Artwork album Sanctuary sangat keren dan keliatan berbeda dari kebanyakan band hardcore. Siapa yang bikin?


Artwork itu dikerjakan oleh kawan kami seorang arsitek sekaligus seniman bernama Redi Murti yang sering menjadikan konflik horizontal dan narasi marjinal dalam karyanya. Namanya seniman jadi proses penggarapannya ya sesuai suasana hatinya. Dan dia hanya minta dibayar dengan minum sampai mabuk saja..hahaha. Tapi akhirnya Blackandje Records tetap membayar ke dia.

Kalian juga merencanakan merilis video musik dengan konsep trilogi. Bisa dijelaskan maksudnya?

Ya, ide ini karena kegemaran Kecenk dan Soullamb menonton film thriller. Dari dulu kami ingin membuat video klip dengan konsep sepeti film thriller tapi baru kesampaian sekarang. Trilogi ini dimaksudkan bahwa video klip akan terdiri dari 3 bagian yang saling berkaitan. Semacam film seri lah. Video pertama “The Prophecy” sudah dirilis 18 Mei 2020 kemarin di channel YouTube Blackandje Records. Kami bekerjasama dengan Alexa Visual untuk pembuatannya. Bagi kami ini adalah tantangan baru. Selain bereksplorasi dari sisi musikalitas kami mencoba dengan video. Agar pesan yang ingin disampaikan bisa lebih luas juga. Video lirik “This World is Cursing Me” juga sudah dirilis bertepatan dengan perilisan Album Sanctuary kemarin. Dan kami sudah menyiapkan video klip bagian kedua dari trilogi Sanctuary ini, rencananya di akhir tahun akan dirilis. Untuk lagu apa yang dibikin video klip tunggu saja nanti.

Kemudian bergabung dengan Blackandje Records, itu bagaimana ceritanya?

Awalnya kami bertemu di tahun 2018. Tepatnya di sebuah bar di bilangan Menteng Jakarta setelah "Final Wacken Metal Battle Indonesia". Saat itu Kecenk bersama kawan-kawan dari down for life bertemu dengan Blackandje Records, setelah dari pertemuan ini lkami berkomunikasi cukup intens sampai akhirnya disepakati album Sanctuary ini dirilis oleh Blackandje Records. Bagi kami sebuah hal baru bekerjasama dengan label secara profesional. Karena sebelumnya bisa dikatakan kami mengerjakannya sendiri, sekarang ada label yang sangat membantu.

Apa rencana kalian setelah merilis album Sanctuary? Apalagi di tengah pandemi begini bagaimana cara mempromosikannya?


Sebenarnya kami sudah merencanakan rangkaian tur untuk album ini. Bahkan kami merencanakan tur ke luar negeri juga tapi ya mau bagaimana lagi keadaan seperti ini. Merilis album di tengah pandemi adalah pilihan terbaik menurut kami karena kalau pun ditunda juga akan sampai kapan? Kita gak tau sampai kapan pandemi ini selesai. Jadi kami memaksimalkan promosi yang bisa dilakukan seperti dengan perilisan video klip dan beberapa program streaming seperti di "Dark Tones Alliance", "Jumat Membara", "Extreme Moshpit" dan lain – lainnya.

Terakhir apa harapan kalian dari album Sanctuary ini?

Kami ingin apa yang ingin sampaikan di album ini bisa dimengerti dan dipahami dengan cara masing–masing. Dan albumnya tentu dapat dinikmati oleh semua orang.  Dapatkan album Sanctuary dalam format cd dan kaset di www.blackandje.com atau rockshop/distro di kota kalian. (sa)