Rabu, 02 November 2022

Roar of Chaos European Tour 2022 Digelar, Burgerkill Manggung di Amsterdam hingga Praha

Grup musik Burgerkill kini tengah menggelar Roar of Chaos European Tour 2022 di beberapa kota di Eropa. Rencana itu diumumkan lewat unggahan akun Instagram resmi Bergerkill. Sejak 25 Juli 2022, Burgerkill telah terbang ke Belanda sebagai negara pertama tujuan tur mereka. "Roar of Chaos European Tour 2022 sudah di depan mata! Besok 25 Juli kami akan terbang meninggalkan Indonesia menuju Belanda sebagai titik pertama yang akan kami jelajahi," tulis unggahan @burgerkillofficial, dikutip Jumat (29/7/2022). Segala hal untuk tur tersebut telah dipersiapkan seara matang oleh Burgerkill, meski dalam waktu yang singkat. "Segala hal yang dibutuhkan telah dipersiapkan dengan baik meskipun dalam waktu yang boleh dibilang sangat singkat, penuh tekanan, dan berbagai keadaan yang sering berubah-ubah. Tetapi itulah seni dari persiapan tour," lanjutnya. Pihak Burgerkill berharap, tur nantinya berjalan lancar dan para personel bisa kembali ke Tanah Air dalam keadaan selamat. "Semoga semuanya berjalan dengan lancar dan bisa kembali ke Tanah Air dengan selamat serta dalam keadaan sehat," tulis akun tersebut. "Terima kasih untuk teman, keluarga, dan semua pihak atas doa dan dukungannya. Semesta memberkati. Europe, prepare yourself!" lanjutnya. Berikut jadwal tur Burgerkill di beberapa negara di Eropa. 07/27/2022 - Rotterdam, NL. Baroeg 07/28/2022 - Amsterdam, NL. The Cave Rock Club 07/29/2022 - Budapest, HU. S8 Underground Club 07/30/2022 - Prague, CZ. Balada Bar 08/01/2022 - Schleswig-Holstein, DE. Wacken 08/05/2022 - Schleswig-Holstein, DE. Wacken

Sabtu, 16 Juli 2022

Turtles Jr Siap Menginvasi Inggris Lewat The Rebellion Festival

Di The Rebellion Festival Turtles Jr berkesempatan bermain bersama band-band besar internasional seperti Bad Religion, GBH, Conflict, The Exploited, Sham 69, Anti-Flag, The Addicts, UK Subs, Discharge, The Dickies, dan masih banyak lagi lainnya Tahun 1992 menjadi catatan tersendiri bagi kota Bandung, kala kota yang identik dengan musik ini kemudian melahirkan sebuah band punk bernama Turtles Jr. Kolektif musik yang terkenal dengan lagu “Kuya Ngora” ini telah menjajal belantara musik cadas tanah air selama tiga dekade. Tentu itu bukan waktu yang sebentar, di mana dinamika dan sederet pencapaian band ini juga patut diperhitungkan. Termasuk tahun ini, kala mereka didaulat untuk tampil di The Rebellion Festival. Festival yang sebelumnya bernama Holidays in the Sun and the Wasted Festival adalah festival punk rock di Wintergarden, Blackpool, Inggris yang pertama kali diadakan pada tahun 1996. Festival ini telah menarik liputan pers dari berbagai belahan dunia seperti The Guardian, the Independent, The Daily telegraph, Kerrang, dan masih banyak lagi. Band yang terdiri dari drummer Boentar, vokalis Boodfuck, bassis Dohem, dan gitaris Buux Frederiksen ini dirasa pantas untuk mulai menjajal ranah global dalam melebarkan musik mereka, apalagi mengingat band ini bisa dibilang sudah menjadi sebuah ikon punk di Indonesia. Tentu bisa menjadi bagian dari sebuah perhelatan musik & budaya punk terbesar di dunia ini menjadi catatan penting bagu Turtles.Jr, apalagi band ini kemudian menorehkan sejarah pula sebagai band punk pertama Indonesia yang diundang untuk main di acara tersebut. Ini menjadi pembuktian untuk semua bahwa Turtles Jr layak tampil di gelaran tersebut, di mana disana mereka berkesempatan bermain bersama band-band besar internasional seperti Bad Religion, GBH, Conflict, The Exploited, Sham 69, Anti-Flag, The Addicts, UK Subs, Discharge, The Dickies, dan masih banyak lagi lainnya. Dalam memuluskan langkahnya menuju perhelatan akbar ini, Turtles Jr saat ini sedang menggalang dana untuk keberangkatan ke Inggris pada tanggal 31 Juli 2022 nanti. Mereka dijadwalkan tampil di Rebellion Festival tanggal 5 Agustus 2022. Selain itu, kabarnya mereka juga akan melangsungkan tour Eropa setelahnya. Untuk info terkini seputar Turtles Jr, ikuti terus akun instagram resmi mereka @turtlesjr_official juga melalui akun instagram resmi The Rebellion Festival @rebellionfestival untuk tahu informasi terbarunya

Kamis, 14 Juli 2022

Gitaris TARING, Angga Kusuma Memutuskan Hengkang Dari Bandnya

Hampir satu dekade bermusik dengan TARING, sang gitaris, Angga Kusuma harus menemui satu keputusan yang tidak mudah, kala dirinya memutuskan untuk tidak lagi menjadi bagian dari band ini Bicara tentang musik cadas tanah air, rasanya sulit untuk tidak memasukan nama band TARING di dalamnya. Kiprah dan karya yang mereka hasilkan menjadi satu catatan penting di ranah musik tanah air. Hampir satu dekade menjelajahi belantara musik tanah air, TARING kemudian menjelma menjadi yang cukup diperhitungkan, apalagi dengan catatan emasnya kala menginjakan kaki di tanah Bavaria, Jerman. Menuliskan torehan pencapaian TARING rasanya akan selalu berujung pada tulisan panjang lewat semua esensi dan estetika karya yang mereka buat, namun tidak berlebihan pula rasanya jika hal tersebut kemudian mengerucut pada peran para personil di dalamnya, salah satunya sang gitaris, Angga Kusuma. Hampir satu dekade membidani band ini, Angga menyebut band ini merupakan tempat baginya untuk bereksplorasi dalam banyak hal, terutama dibidang musik, hal yang dia sukai dan cintai. Namun rupanya kecintaan Angga pada musik dan TARING kemudian harus menemui satu keputusan yang tidak mudah, kala dirinya memutuskan untuk tidak lagi menjadi bagian dari band ini. “Sembilan tahun adalah sebuah perjalanan yang bisa dibilang tidak lama namun juga tidak sebentar. Banyak cerita, pengalaman, pembelajaran yang saya dapatkan bersama TARING. Bagi saya TARING bukan hanya sekedar tempat saya untuk berekspresi, tapi juga sebuah tempat untuk bereksplorasi dalam banyak hal, terutama dibidang musik, hal yang saya sukai dan cintai”, ujar Angga dalam unggahan instagramnya Dia juga menambahkan jika para personil lain di dalamnya seperti Nyanknyank, Gebeg, Yuwan & seluruh tim yang terlibat adalah sesuatu hal yang sangat dia syukuri sejak awal. Diakui oleh Angga jika bekerja sekaligus bersenang-senang dengan ketiga personil lainnya adalah suatu hal yang menyenangkan dan membahagiakan untuknya. Bersama TARING pula akhirnya dia banyak mendapatkan pengalaman berharga, dari mulai bermain dari satu panggung ke panggung lain, menjajal adrenalin dalam banyak tur, dan bahkan bersama TARING akhirnya dia mewujudkan satu impian yang diimpikan banyak musisi, yakni menjalani tour ke luar negeri dan bermain di salah satu festival musik metal terbesar di dunia, Wacken. Segala macam torehan yang dia buat bersama TARING tentunya akan menjadi satu hal yang berat untuk ditinggalkan, namun, mengutip dari unggahan di akun instagramnya, Angga menuturkan jika setelah melalui pemikiran yang panjang, dengan berat hati akhirnya dia memutuskan untuk tidak lagi menjadi bagian dari band TARING, yang dia ikut besarkan dan juga ikut membesarkannya sebaai seorang musisi.
Angga Kusuma bersama personil TARING (Kiri-kanan : Yuwan, Nyanknyank, Gebeg) Meski begitu, dia juga menuturkan jika TARING akan tetap berjalan karena menurutnya ketiga personil lainnya tersebut merupakan sahabat sekaligus keluarganya yang dia tahu persis adalah pribadi yang tangguh, kuat dan kokoh, serta memiliki kecintaan terhadap apa yang mereka cintai, yaitu musik dan tentunya para penikmat karya dari TARING.

Rabu, 13 Juli 2022

Ikuti ROCKFIVETIVAL Pemanasan Menuju JOGJAROCKARTA FEST 2022

Pesta rock tahunan jogjaROCKarta Festifal kembali digeliatkan,usai istirahat selama dua tahun akibatterhadang pandemi.Jika takadaperubahan jadwal,bakal di langsungkan pada tanggal 24 dan 25 september mendatang.Namun sebelum ke hari puncak,penyelenggara bakal menyisipkan sebuah program menarik,bertajuk "ROCKFIVETIFAL Goes To JOGJAROCKARTA",yang bakal melibatkan musisi-musisi bergenre rock dari skena jawa timur,bali,dan Nusa Tenggara. Program tersebut adalah sebuah ajang pencarian yang di gagas oleh iKonser,yang selanjutnya bermuara pada panggung JogjaROCKarta Festifal 2022. "Setelah melakukan berbagai aktivasi penyisihannya melalui tayangan di aplikasi ikonser,sebagai bentuk dukungan dari Metranet. Bagi peminat,pendaftaran untuk program tersebut telah di buka per hari ini,9 Juli sampai 23 Juli 2022 melalui situs resmi i konser.Natinya,seluruh musisi atau band pendaftar akan di kurasi oleh promotor JogjaROCKArta 2022,lalu akan di lanjutkan ke tahap seleksi. Peserta di haruskan memiliki minimal dua karya orisinal berupa videoklip atau video live sesion sebagai syarat registraasi,serta persyaratan lain yang terdapat dalam formulir registrasi.Peserta adalah musisi atau band yang berdomisili di setiap regional,dibuktikan cukup menunjukan kartu identitas (KTP) dan secara spesifik di khususkan dari genre rock dan turunannya Setelah itu,peserta akan melalui beberapa tahapan seleksi dan kurasi oleh tiga juri dari musisi nasional serta pihak promotor.Dua musisi atau band yang terpilih pada babak grand final akan menjajal panggung megah jogjaROCKarta Festival 2022 dan juga tampil di salah satu program tayangan kanal i-Konser di IndieHome TV. pemenang di harapkan bisa menampilkan empat lagu orisinal. secara lengkap,berikut urutan tahap seleksi pencarian musisi terbaru tersebut: Tahap Pertama,semua video peserta yang lolos seleksi administrasi akan di unggah ke aplikasi ikonser oleh penyelenggara secara serentak.Dari video-video yang telah di unggah tersebut akan di seleksi untuk mencari 20 band atau musisi yang akan lolos ke tahap selanjutnya.Penilaian tahap ini adalah berdasarkan jajak pilihan (vote) serta penilaian juri independen yang terdiri dari individu-individu yang telah di akui eksisitensi nya di baidang musik.Sebanyak 15 peserta akan di tentukan berdasarkan vote aplikasi,dan lima peserta berdasarkan penilaian juri. Thap kedua,20 peserta yang terpilih pada seleksi babak pertama akan di tayangkan pada ikonser channel Usee Tv Ch.459 SD/959 HD dengan jadwal tayang yang telah di tentukan.Dari tayangan di kanal ikonser tersebut,kemudian akan di seleksi dan di pilih lagi 10 band atau musisi yang akan ikut pada babak grand final. penilaian pada babak ini adalah berdasarkan jumlah penonton tertinggi di kanal televisi ikonser. Tahap ketiga,10 band atau musisi yang berhasil lolos sampai grand final akan tampil secara offline untuk menentukan dua pemenang,Yang bakal di tentukan langsung oleh juri.Komposisi juri tersebut terdiri dari musisi dan pihak iKonser sebagai penyelenggara.Peserta yang bertahan hingga grand final wajib mengunggah lagu yang di bawakan di Langit Musik melalui https://www.laguku.id/ Tahap keempat,pemenang akan mendapatkan sejumlah uang tunai dan berkesempatan menjadi bintang tamu di JogjaROCKarta Festival 2022 yang akan di adakan secara offline dan bakal di siarkan langsung di kanal IKonser,aplikasi iKonser serta juga akan mendapatkan hadiah uang tunai. JogjaROCKarta Festival 2022 yang memasuki penyelenggaraan kelima kali nya bakal di meriahkan sekitar 50 band rock terbaik tanah air,yang akan menggetarkan tiga panggung.Termasuk di antaranya Burgerkill,Seringai,Deadsquad,Death Vomit,Edane,Jmrud,Voice Of Baceprot hingga Serigala Malam.Informasi lebih jauh tentang JogjaROCKarta 2022 dapat di ikuti melalui akun resminya di Instagram,Twitter dan Facebook @JogjaROCKaertaFestival.

Rabu, 06 Juli 2022

Ini Ungkapan Blak-Blakan BONGA BONGA tentang album ''Self Title''

Semua berawal dari proyek iseng yang keterusan jadi serius.Dan bahkan setelah melampiaskan lagu rilisan tunggal perdana berjudul "Suara Sudra" pada pertengahan september tahun lalu,sempat tercetus gagasan untuk merilis album mini atau (EP) sebagai niat selanjutnya.Namun lantaran terlampau serius atau terbawa suasana-walau kesan di besar-besarkan terlihat seperti becandaaan nyatanya BongaBonga merampungkan album penuh.Tepatnya pada 23 april 2022 lalu,via Blackandje Records,BongaBonga resmi merilis album bertajuk "Self Title". Sementara ini hanya di edarkan format fisik (CD),dengan alasan pihak band ingin melihat bagaimana konsumen metal menyikapi rilisan fisik. "Emang sengaja belum mau unggah ke digital,soalnya pingin tau repon orang (kayak) gimana...," cetus vokalis Daniel Mardhany. Selain itu,di rilisan fisik juga di kemas dengan ilustrasi seni (Artwork) warna-warni yang memanjakan mata,di sesuaikan dengan tema lirik yang mencerminkan kondisi dunia saat ini.Ilustrasi sampul album itu di persembahkan oleh Yowdi Santiar,gitaris Iron Voltage dengan terapan teknik Vexel art,layaknya tampilan sebuah game dan terispirasi dari film kartun South Park dan The Simpsons.Lalu di kombinasikan dengan karya Yoga Sundana Perkasa (Personnil Orkes PHB) yang menyumbang logo band warna warni plus maskot band berupa kuda putih unicorn bernama Supartini yang membuat tampilan BongaBonga terkesan "norak".Jadi bisa di katakan,Yoga merupakan sosok penting dan bertanggung jawab dalam pembentukan citra katrok BongaBonga. "Jadi jika kalian orang yang funky,trendy dan edgy,kalian harus memiliki album ini.Untuk kepuasan maksimal di sarankan menikmatai rilisan fisik karena musik nya memanjakan telinga.Album "Self Title" ini berisikan 10 lagu yang bertempo cepat dan agresif khas trash metal era 90-an dengan dound 2022,seru gitaris welby Cahyadi berusaha meyakinkan. Dan lini penulisan lirik,Daniel merasa perlu menegaskan bahwa ada perbedaan konsep yang jelas,jika membandingkan BongaBonga dengan Darksovls,unit cadas lain nya yang kebetulan di perkuat oleh daniel berserta dua personil BongaBonga lain nya,yakni bassis Bonny Sidarta dan gitaris Crishtopher "Coki" Bollemeyer. "Topik yang di bahas cenderung lebih dekat dengan keseharian (di BongaBonga). Misalnya,di single "Api Imaji" itu karena gue sring liat emot api di lini masa garis besar lainnya liriknya tetap seputar sosial politik dengan diksi yang berbeda.Misalnya kalau gue nulis alat vital pria di Darksoulvs 'Penis',di BongaBonga gue nulis nya "kontrol tanpa huruf R".Ada juga lirik yang gue buat on he spot yaitu 'Suara Sudra'.Gue tulis setelah melihat pemandangan di jalan yang ganggu mata gue sepanjang perjalanan ke studio.Nggak sampe setengah jam kelar lah lirik itu.terus langsung take vokal." Daniel sendiri mengotak atik 20% dari stok laama yang ia miliki saat masih tergabung di Deadsquad,untuk kebutuhan album BongaBonga.Salah satu contohnya tertuang di lagu "Menggenggam Gema".Sementara stok lirik lama lainnya,sekitar 40%-50% di lempar ke kebutuhan lagu-lagu Darksovls. Tota ada 10 lagu di album "Self Title",termasuk daur ulang "Pasukan Berani Mati",lagu lama milik Betrayer yang populer di kalangan metalhead tanah air pada akhir 90-an.Sementara lagu lainnya di luar lirik keseluruhan di ciptakan welby di kampung halaman nya Pringsewu,Lampung.Daniel dan Welby lantas saring melempar ide pengembangan lagu dengan drummer Alvin Eka Putra,Bonny dan Coki,dan melakukan brainstroming via aplikasi grup WhatsApp.Kemudian dengan hanya sekali latihan,BongaBonga langsung merekamnya. "Bnyak proses kreatif spontan pas rekaman.untungnya kami semua udah pernah ngeband bareng,jadi proses rekamannya cepet banget.Malah lebih sulit dan lama di pengonsepan dan estetika manggung,merch dan sampul album di banding rekaman,"ujar daniel terus terang. Seperti sudah seperti sudah di ulas sebelumnya,welby yang juga sebagai pembetot bass di unit death metal Carnivored,adalah salah satu alasan utama terbentuknya BongaBonga.Ide pembentuk band lahir dari kegagalannya mengikuti sebuah kontes jingle bersama daniel.Energi itulah yang lantas di teruskan di BongaBonga. oh ya,tentang keputusan menyelipkan lagu "Pasukan Berani Mati" sendiri,sejak dini memang sudah di nantikan.Awalnya para personel BongaBonga sempat mengincar lagu "Sesat" dari band metal kawakan jakarta,Mortus.Tapi tersandung izin.Akhirnya,pilihan beralih ke lagu milik Betrayer tersebut. "Kami (memang)lebih memilih lagu dari teman-teman scene sendiri.Legend! jelas era pertengahan 90-an samapai 2004-2005 mungkin.Orang-orang rajin dateng ke event-event metal rata-rata tau lagu ini.Bahkan bisa di bilang lagu ritual pemnaggil massa saat itu,baik Betrayer atau Trashline yang mainin.Dan kebetulan kenal dekat dengan sang oenulis lagu,F.X Ndaru Widodo (Vokalis dan gitaris Betrayer dan Thrasline).Jadi untuk izin nggak terlalu ribet.Dari semangat lagu,jelas masih nyambung sama lirik-lirik yang ada di album kami,"Usai Bonny menegaskan. Menyambut perilisan "Self Title",BongaBonga sudah menayangkan video musik dari lagu "Api Imaji".Sebelumnya,mereka juga sudah mendengarkan lagu "Suara Sudra" dan "Balada Bonga" via jalur digital.Selamat menikmati Trash Metal yang menyenangkan.BongaBonga atau party!

Senin, 11 April 2022

Rumor Sudah Terjawab: Vicky Mono Tak Lagi Bersama Burgerkill

Satu lagi kabar mengenai hengkangnya personil di dunia musik ekstrem kembali tersiar. Membenarkan rumor yang beredar sejak beberapa bulan ke belakang, Burgerkill akhirnya menyatakan secara resmi bahwa Vicky Mono tak lagi bersama mereka. Pada 27 Agustus 2021, Burgerkill mengunggah sebuah pernyataan yang bersifat implisit. Pernyataan seputar ketidakselarasan di dalam band yang perlu disikapi dan diperkuat dengan visual yang memperlihatkan lima orang personil: Ebenz, Ramdan, Agung, Putra dan satu sosok dengan siluet hitam di paling depan menyiratkan rumor yang beredar tentang hengkangnya Vicky Mono sebagai vokalis dari Burgerkill. Sang manajer, Dadan Ruskandar atau yang lebih akrab disapa Dadan Ketu menanggapi pertanyaan kami tentang keterkaitan antara unggahan Burgerkill dan rumor seputar hengkangnya Vicky. Dibenarkan oleh Dadan Ketu bahwa unggahan tersebut adalah pernyataan resmi bahwa Vicky kini sudah tidak lagi bersama Burgerkill. Desas-desus seputar lepasnya Vicky yang sudah bersama dengan Burgerkill sejak 2007 ini sebenarnya sudah terdengar sejak beberapa bulan ke belakang. Lewat unggahan ini, kabar tersebut sudah terjawab dan benar adanya. Bersamaan dengan kabar ini, Daniel Mardhany yang baru-baru ini juga lepas dari DeadSquad kerap dikaitkan dengan sosok pengganti Vicky. Gosip tersebut makin menjadi semenjak Daniel mengunggah Instagram Story yang memperlihatkannya sedang berlatih bersama Burgerkill. Tapi, dinyatakan kembali oleh pihak manajemen Burgerkill bahwa mereka hanya bekerja sama untuk sebuah program virtual. Momentum yang tepat lah yang menciptakan rumor merapatnya Daniel ke Burgerkill. Mengenai posisi di lini depan, Dadan Ketu menyatakan bahwa ini akan menjadi kejutan Burgerkill selanjutnya. Kami juga berusaha menghubungi Vicky Mono untuk mendapatkan informasi lebih lanjut. Tapi, hingga artikel ini dimuat, belum ada tanggapan dari pihak Vicky. Mari kita nantikan terobosan-terobosan baru dari Burgerkill dan kami juga mendoakan yang terbaik bagi Vicky Mono. Semoga kedua pihak tetap terus menghasilkan karya-karya terbaik bagi industri musik Indonesia.

Senin, 07 Maret 2022

SIBUKNYA FOR REVENGE DI 2020: GANTI PERSONEL HINGGA RILIS SINGLE BARU

Tahun 2020 menjadi tahun yang sibuk bagi band emo asal Bandung, Jawa Barat, For Revenge. Mereka baru saja mengumumkan anggota baru di dalam band untuk mengisi kekosongan pada posisi gitar yaitu Pras. Pras didapuk sebagai pengganti Arief Ismail yang memutuskan hengkang pada Juni lalu. Pras sebelumnya bergabung dengan Slap It Out (SIO), band post-hardcore yang berasal dari Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Namun, karena SIO tengah hiatus, Pras menerima dengan lapang tawaran untuk menjadi gitaris di For Revenge. Pras mengaku tidak menyangka mendapat kesempatan besar tampil bersama band yang namanya sudah besar sejak medio 2000-an. "Awalnya kaget karena For Revenge salah satu band idola masa sekolah yang lagunya sering dimainkan di tongkrongan. Kebetulan sudah kenal lama dengan Chimot (drummer) dan diajak langsung, rasanya nggak ada alasan buat menolak,” kata Pras terkait alasannya bergabung dengan For Revenge. "SIO mungkin sedang hiatus sampai waktu yang belum ditentukan dan kebetulan saya pribadi orangnya nggak bisa diam, menunggu dan stuck. Selama masih ada kesempatan buat bermusik dan terus berkembang, kenapa enggak terus maju? Life must go on,” tuturnya menambahkan. "Kehilangan Arief menjadi pukulan telak saat For Revenge sedang tancap gas. Namun posisi gitar nggak bisa dibiarkan kosong dan karakter musik Pras saat ini paling tepat untuk mengisi kekosongan itu,” kata Chimot. Pergantian personel bukan kali pertama ini dirasakan For Revenge. Pada pengujung tahun 2019, mereka kembali diperkuat oleh mantan vokalis di era awal band ini berdiri, Boniex Noer. Kembalinya Boniex untuk mengisi posisi Simon Simorangkir yang sebelumnya menggantikannya saat keluar dari For Revenge pada 2015. Saat keluar dari For Revenge, Boniex tetap eksis di dunia musik dengan membentuk grup bernama Eirene bersama Salt dan Rian. Band yang mengusung musik emo ini pun sudah merilis album (self titled) pada 2018. Namun, jalan hidup kembali membawa Boniex pulang ke For Revenge yang telah membesarkan namanya. "Mungkin banyak yang orang lain enggak tahu, saya dan Chimot punya hubungan batin yang kuat walau sudah enggak satu band lagi. Ya, enggak bisa menolak waktu dia mengajak untuk bergabung lagi di For Revenge,” ujar Boniex kala itu tentang alasan utamanya kembali ke For Revenge. Setelah Boniex kembali bergabung yang disusul kedatangan Pras ke For Revenge, band ini kembali menjadi kuintet dengan formasi Boniex (vocal), Chimot (drum), Chikal (gitar), Izha (bass) dan Pras (gitar). Sebelum Pras bergabung, For Revenge dan Boniex sendiri sudah menggarap proyek yang membuahkan dua single baru yaitu Derana dan Serana pada awal tahun 2020. Video klip dari kedua lagu itu pun sudah rilis di akun YouTube For Revenge. Dua lagu ini sama-sama mengangkat tentang mental illness. Derana dan Serana digambarkan sebagai pasangan muda yang baru menikah, namun harus terpisah karena isu mental illness. Penggarapan video klip ini diarahkan oleh sutradara muda, Quppa. "Derana dan Serana ini punya story yang sama meski masing-masing lagu memiliki makna yang berbeda. Ini adalah cerita tentang pasangan muda yang salah satunya mengidap mental illness. Lewat video klip ini, kami mencoba mengajak pendengar For Revenge untuk lebih sadar dan tidak menganggap hal ini sebagai isu yang ringan”, jelas Boniex. Kesibukan For Revenge di 2020 berlanjut pada Agustus 2020 ketika mereka merilis single baru berjudul Perayaan Patah Hati. Lagu ini terbilang segar karena menggandeng komika sekaligus penulis buku, Wira Nagara. Berbeda dengan Derana dan Serana, kali ini For Revenge mencoba memberikan nuansa baru pada musik mereka dengan menyisipkan puisi karya Wira Nagara ke dalam musik emo/modern rock yang jadi ciri khas For Revenge. Puisi Wira Nagara dengan ciamik menjadi pembuka lagu dan narasi jalan cerita lagu Perayaan Patah Hati. "Ini Menjadi tantangan baru untuk kami membuat lagu yang hampir bisa dibilang tidak umum dari segi aransemen. Di sisi lain, lirik dan puisi sederhana di lagu ini adalah karya sastra yang imajinatif dan mendalam,” ujar Cikhal. “Sesuai judulnya, semoga karya kolaborasi ini mampu merangkul kawan-kawan yang senasib seperlukaan. Kita merayakan patah hati bersama, karena tangis adalah hak setiap rasa,” timpal Wira. Sajak dari Wira dibalut dengan ciamik pada awal lagu dengan iringan instrumen, bait demi bait yang dibacakan penuh dengan gambaran sebuah perasaan patah hati. Klimaks dari sajak dan lagu ini disuguhkan dengan suara melengking Boniex sebagai khas dari musik-musik For Revenge. Wira dan For Revenge sukses menyuguhkan Perayaan Patah Hati yang begitu sengsara dalam lagu berdurasi 4 menit 59 detik. Tiga single baru yang sudah dirilis ini disebut-sebut akan menjadi bagian dari proyek album anyar For Revenge. Rencananya album baru tersebut bakal dirilis tahun ini. For Revenge sendiri terbentuk sejak 2006. Sempat beberapa kali mengalami fase bongkar-pasang personel, For Revenge dibangun secara konsisten oleh Abie Nugraha, Hagie Juliandri, Boniex Noer, Arief Ismail, dan Arie Pribadi. Album pertama For Revenge rilis pada 2011 dengan tajuk Fireworks secara independen, disusul album kedua dengan tajuk Second Chance, dan album ketiga bernama Auristella.

DEADSQUAD UMUMKAN ALBUM BARU BERTAJUK CATHARSIS

Unit metal Indonesia, DeadSquad, telah mengumumkan album baru, Catarsis. Dalam pengumuman itu, DeadSquad menyebut album Catharsis ini akan dirilis pada 25 Februari 2022. Hal ini diungkap dalam postingan pengumuman band di media sosial. Album baru ini akan menampilkan total sembilan lagu, termasuk Curse Of The Black Plague yang telah dirilis sebelumnya. Album ini juga akan menampilkan dua solo gitar dari gitaris metal veteran, Vogg dari band death metal Polandia, Decapitated, dan Eet Sjahranie dari band metal Indonesia, Edane. DeadSquad juga telah membuat pratinjau The Black Triangle di postingan pengumuman mereka. Cuplikan ini mendengar vokal serak vokalis Augustinus Widi melawan riff gitar yang dipetik dengan marah dan tendangan double bass yang melengking. Album Catharsis menandai album pertama yang akan dirilis DeadSquad dengan vokalis baru Augustinus Widi, yang menggantikan vokalis lama Daniel Mardhany pada Agustus tahun 2021 lalu. Pada bulan Oktober 2021, band ini membagikan lagu baru mereka dari album, Curse Of The Black Plague. Tracklist untuk album terbaru DeadSquad, Catharsis: 1.Down With The Faceless 2.21 Vultures (featuring Vogg) 3.Augmented Devastation 4.Slave To The God Of Agony 5.The Black Triangle 6.Funeral Carnival 7.Catharsis 8.Murder (featuring Eet Sjahrani) 9.Curse Of The Black Plague Sebelum pengumuman album Catharsis ini, DeadSquad telah berkolaborasi dengan penyanyi dan penulis lagu Indonesia, Isyana Sarasvati. Mereka berkolaborasi pada versi berat dari lagu yang terakhir, Il Sogno. Pengerjaan ulang, yang memadukan metal ekstrim DeadSquad dengan aransemen opera khas Isyana Sarasvati, menerima video musik yang mengerikan pada akhir Januari 2021. Sementara pada bulan Juli 2021, band ini juga telah merilis single Paranoid Skizoid, yang dikatakan sebagai rasa pertama dari album baru berjudul Omeg4litikum. Pada akhir tahun lalu, DeadSquad telah melakukan "reshuffle" dalam formasinya. Setelahnya, semua mata tertuju pada Stevi Item dan DeadSquad, serta rasa penasaran yang kuat pada album baru Catharsis ini. Muncullah pertanyaan: apakah DeadSquad akan jadi lebih baik? Dalam liputan HAI untuk listening party album terbaru DeadSquad yang diadakan pada November 2021 lalu, DeadSquad yang belum lama terbentuk dalam format baru itu sudah padu. Roy, Shandu, Widi, Karisk, dan Stevi seolah-olah siap membuktikan jika mereka sudah siap buat manggung lagi. Dalam gelaran listening party itu, DeadSquad memutarkan sembilan lagu yang mereka masukkan ke dalam album terbaru tersebut. Bertempat di studio yang cukup luas—dengan undangan yang tidak begitu banyak—tamu mendengarkan kesembilan lagu terbaru DeadSquad tersebut. Para tamu sesekali mengangguk, terkadang headbang, sering juga mengacungkan jari metal. Tamu pun tepuk tangan usai album tersebut diperdengarkan, tamu pun terlihat merestui dengan album baru DeadSquad tersebut. Setelah listening party kelar, DeadSquad masih menggelar acara lain. Dalam formasi DeadSquad yang baru ini, mereka manggung membawakan dua lagu dari album tersebut, Curse of The Black Plague dan The Black Triangle. Nggak heran, karena Dari acara listening party ini, album Catharsis bukan hanya berisi DeadSquad dalam formasi baru, tetapi juga dalam warna musik baru. Album baru ini begitu kental dengan unsur deathcore dengan variasi vokal tetapi tidak menghilangkan “nyawa” DeadSquad, terutama di part gitar. DeadSquad adalah band death metal Indonesia yang dibentuk pada tahun 2006 di Jakarta. Band ini awalnya dimulai sebagai sebuah proyek oleh gitaris Ricky Siahaan dari Seringai dan Stevie Item dari Andra and The Backbone. Tetapi mereka berdua kemudian berkembang menjadi sebuah band penuh. Awalnya, gitaris Stevie Item dan Ricky Siahaan ingin membuat sebuah band proyek untuk memenuhi keinginan mereka bermain metal. Bassist Bonny Sidharta dari band Tengkorak dan drummer Andyan Gorust, mantan anggota Siksakubur diundang untuk melengkapi formasi. Setelah Ricky Siahaan mengundurkan diri pada Juni 2006, Prisa Adinda dari Zala direkrut untuk menggantikannya. Tak lama kemudian Babal direkrut menjadi vokalis. Mereka mulai menamai band Deadsquad sekitar waktu ini. Pada November 2007, Prisa Adinda keluar dari band. Coki Bollemeyer dari Netral bergabung menggantikan Prisa satu tahun setelahnya, tepatnya pada Oktober 2008. Di bulan yang sama pula, penyanyi Daniel Mardhany dari band Abolish Conception bergabung dengan band, menggantikan Babal. Secara umum, genre utama band ini adalah death metal, bercampur dengan teknik, old school, new school, dan kadang-kadang dengan jazz fusion. Di awal karier mereka, DeadSquad sering nge-jam dan memainkan lagu-lagu dari Slayer, Anthrax, dan Sepultura. Mereka juga dipengaruhi oleh Necrophagist, Visceral Bleeding, Spawn of Possession, Disavowed, Decrepit Birth, dan Nile. Kini, DeadSquad beranggotakan Stevie Item (gitar), Shadu Rasjidi (bass), Kharisma (gitar), Roy Ibrahim (drums), dan Agustinus Widi sebagai vokalis yang bergabung pada 2021 lalu. Sepanjang berkarier, DeadSquad telah mencetak setidaknya tiga album. Di antaranya adalah Horror Vision (2009), Profanatik (2013), dan Tyranation (2016). Sedangkan album Catharsis akan diluncurkan pada Februari 2022.

DARSOVLS:Di Balik Konspirasi Alumni Nakal DEADSQUAD

Isu seru skena metal tanah air berlanjut.Setelah kemunculan Bonga Bonga yang menghebohkan,kini ada Darksovls.personilnya nyaris sama.keduannya di perkuat oleh Daniel Mardhany Gumulyo,bassis Bonny Sidarta,dan gitaris Cristhoper'Coki'Bollemeyer.Yang berbeda di posisi drummer,yang kali in idi perkuat Andyan 'Gorust' Nasary Suryadi (Hellcrust).Ya betul keempatnya adalah formasi Deadsquad formasi "Horror Vision"(2009),minus gitaris Stevi Item. Sejak pemecatan Daniel dari Deadsquad pada agustus 2021 lalu,gerombolan ini mendadak kasak-kusuk,seolah ada kontak batin.Dalam hitungan waktu dari dua bulan,dua band lahir dari tangan mereka.tidak sekedar melahirkan band,tapi juga merilis rekaman.Bonga Bonga terlebih dahulu menyemburkan single "Suara Sudra" pada 9 september 2021 lalu,sementara Darksovls juga bisa menjadi "DS",sama seperti Deadsquad yang kerap pula di sebut "DS".Di sengajakah? "Sengaja Dooonggg," cetus boni enteng,yang di sampaikan via aplikasi Whatsapp. Tapi terlepas dari sengaja atau tidak,Bonny mengungkapkan bahwa ide nama Darksovls itu datang dari dirinya.Ia menyatutnya dari sebuah video game bernama Dark Souls.Namun demi menghindari pelanggaran hak cipta,maka huruf "U" di anama tersebut di ubah menjadi "V". "Nama itu sebenernya udah lama pingin gue pake jika suatau saat punya band metal lagi,karena memang karakter game nya metal banget dan keren banget.Gue sama coki kan memang gamers dari dulu,terus tiba-tiba ada proyek ini,ya udah gue pake,"seru bonny memperjelas. Berbeda di banding BongaBonga yang lebih menonjolkan garapan musik trash metal yang kental plus citra band yang di biarkan slenge'an,Darksovls justru mengambil jalur yang berlawanan.Penokohan yang lebih serius,dan dengan racikan death metal yang beringas.Menurut Daniel,sedikit banyak ban yang ia sukai ada pengaruhnya di sini.Seperti Morbid Angel,Pantera,Dissection,Public Enemy,Immolation,Tool hingga generasi modern seperti Suffering Hour dan Nightmarer.Tapi setiap personel punya referensi yang berbeda-beda Dari band-band old-skool ke new-skool death metal,prog metal hingga black metal.Intinya pondasi musik Darksovls death metal dengan perpaduan elemen neo-prog dan black metal,"tandasnya. Saat menggarap "Kahar" serta lagu-lagu lainnya yang bakal berujung pada penggarapan album,lanjut daniel lagi,proses nya kurang lebih sama saat mereka mengeksekusi album "Horror Vision" dan album kedua Deadsquad,"Profanatik"(2013)."Prosesnya jamming dan workshop." Bonga-Bonga dan Darksovls,dua band dengan formasi hampir sama,apakah tidak membuat penggemar mereka bingung menentukan mau fokus ke mana? "Jangan Binggung"?Coki menegaskan Darksovls itu death metal,Bonga Bonga happy metal musik beda,tone beda,karakter beda.Fans binggung fokus kemana? Fokus kedua-duanya aja.kalau mau happy ya ke situ (BongaBonga)Happy Metal kalau mau serius ke sini (Darksovls).Kalau mau happy serius fokus kedua-duanya... hehehe..."

Supergroup Bonga Bonga Sajikan Materi Debutnya!

Tidak butuh waktu lama bagi Daniel Mardhany untuk kembali berkarya setelah pisah jalan dengan Deadsquad. Daniel bersama kompatriot lainnya, Bonny Sidharta, Welby Cahyadi (Carnivored) dan Alvin Eka Putra (NOXA) kini hadir dengan nama Bonga Bonga, sebuah unit thrash metal ‘warna-warni’ masa kini. Tentu saja nama-nama di atas sudah tidak asing lagi, mengingat bahwa mereka semua pernah mengiringi perjalanan Deadsquad, baik sebagai personel tetap maupun sebagai additional player. Bahkan baru kemarin (15/09) ini, Bonga Bonga kembali menambah armada dengan mendatangkan Christopher ‘Coki’ Bollemeyer (NTRL) yang juga pernah bersama Deadsquad. Jika thrash metal kerap kali diidentikkan dengan nuansa yang penuh dengan kegelapan, maka imej yang terjadi di unit ini adalah kebalikannya, penuh dengan warna-warna cerah layaknya sebuah pesta yang menyenangkan. Tidak percaya? Silakan mampir ke akun Instagram mereka untuk membuktikannya. Di awal bulan September ini, Daniel memang sempat bercerita kepada Pophariini mengenai rencana dengan proyek terbarunya tersebut. “Memulai band baru dengan genre cross-over thrash metal sama Alvin, Welby dan Bonny ex-Deadsquad. Nama bandnya Bonga Bonga, dalam waktu dekat akan merilis single berjudul ‘Suara Sudra’”. Tidak lama setelah percakapan kami tersebut, mereka memang langsung melepas materi debutnya, “Suara Sudra” dalam format video liriknya yang juga dibantu oleh Firman Zaenudin (Teenage Death Star, The BRNDLS). Sementara tersebut juga nama Yoga Sunanda Perkasa (Orkes PHB) dalam hal visualnya. Meski muatan lirik-liriknya agak terdengar jenaka yang menyerempet fenomena-fenomena sosial di sekitar, namun balutan musiknya masih tetap dalam koridor thrash metal yang penuh dengan distorsi dan hentakan drum yang penuh energi. Simak segera “Suara Sudra”, materi debut dari Bonga Bonga di bawah ini.

Jumat, 14 Januari 2022

(EKSLUSIF) Di Balik Single ''Roar Of Chaos'' Dan Masa Depan BURGERKILL

''Perjuangan harus jalan terus,support dari teman-teman juga mengiginkan burgerkill jangan sampai bubar!" Demikian cetusan optimis dari Agung Ridho Widiatmoko a.k.a Agung Hellfrog,gitaris Burgerkill,saat di hubungi via sambungan telepon.Tekad itu telah di buktikan lewat peluncuran single terbaru bertajuk "Roar Of Chaos" semalam.Yang sekaligus menjadi peresmian formasi terbaru unit cadas legendaris berbasis Bandung,Jawa Barat tersebut. Ya,Selain Agung,Ramdan Agustina (Bass)dan Putra Pra Ramadan (Drum),kini di kenalkan ke skena bahwa Ronald Alexander Radja Haba resmi menjadi vokalis terbaru Burgerkill.Nama yang tak asing,karena Ronald juga di kenal sebagai frontman dari pejuang death metal asal Jakarta,Carnivored. Ini bukan keputusan terburu-buru.Karena di masa gitaris dan pendiri Burgerkill,mendiang Aries Tanto a.k.a True "Eben" Megabenz belum meninggal,Ronald memang sudah di tasbihkan menjadi pengganti Vicky Mono,vokalis sebelumnya. Bahkan tanpa proses audisi.Dan pada saat itu,juga sudah ada rencana merilis sigle terbaru bersama Ronald pada Desember ini. "Bahkan kami sudah latihan 3-4 kali (Dengan Ronald) untuk penyesuaian.Bukan dalam rangka audisi tapi langsung nunjuk ,"Seru Agung menegaskan. Bagi Burgerkill,sosok Ronald adalah pilihan yang tepat untuk menjadi bagian perjalanan mereka.Karena selain urusan personal,ia juga di bilang punya kemampuan bernyanyi yang berbahaya,yang sekaligus mudah di sesuaikan dengan kebutuhan Burgerkill. "Nyanyi nya ekspresif 'marah' nya dapet.Karakter bernyanyinya juga banyak.Di Carnivored kan Death Metal banget,low.Pas di Burgerkill di buat lebih tinggi dan banyak scream,dan Ronald orangnya mau ngulik.selain itu,profil orang nya juga humble.Mudah-mudahan bisa di jaga terus hubungannya,karena kan biasanya banyak tuh masalah personal menyangkut masalah vokalis." Tanpa kehadiran Eben,di akui agung sangat berat menggerakan roda Burgerkill kembali.Khususnya dalam menghasilkan karya lagu.Untungnya,selain dari pertemanan Burgerkill serta pihak keluarga mendiang Eben,suntikan semangat tak henti di tunjukkan ke personel yang tersisa .Restu dari keluarga Eben sangat oenting.Mereka malah bilang,"kasihan perjuangan anak saya kalau Burgerkill bubar","Ucap Agung meyakinkan. Tentang lagu "Roar Of Chaos" sendiri murni garapan baru dari Agung,Ramdan,Putra dan Ronald.Bukan stok lama yang belum terselesaiikan. namun bagian awal lagu tersebut di garap oleh agung sendirian.Berdasarkan pengalaman sebelumnya,di mana saat menggarap lagu baru ia selalu berkolaborasi dengan eben,tetap di terapkan.kata Agung,ia harus menerapkan pola pikir seolah-olah ada dua orang yang bertukar ide. "Biasanya bikin lagu bareng Eben,sekarang gue sendirian,habis itu baru di kirim ke grup.Pas ngerjain nya gue berpikir seperti dua kepala ,dari sudut pandang gue dan Eben.Kemari pas take lagu pakai gitar Eben juga.Jadi rig (perangkat alat musik)Eben tetap di bawa ke studio.Jadi warna Burgerkill tetap ada.Dan memang ada rencana gitar eben di pajang di panggung untuk event-event tertentu,seperti yang terlihat di video 'Roar Of Chaos'.Sementara itu suara gitar eben pakai sequencer atau kemungkinan ada gitaris additional di belakang panggung." Konsep lagu "Roar Of Chaos" yang terdengar lebih kencang,di akui agung,sebenarnya juga merupakan keinginan Eben.Karena di akhir-akhir sebelum meninggal,Eben kerap mengungkapkan keinginan nya mengeksplorasi death metal yang cenderung lebih old school. "pas bikin lagu nya kami banyak dengar Death Metal,ada black metal juga.tapi sound memang lebih ngikutin band-band sekarang.Kata anak-anak,'udah hajar aja!" sejauh ini warna Burgerkill sih tetap terjaga.Dan setelah rilis,Alhamdulilah,respon dan reaksi penggemar juga positif banget." "Roar Of Chaos" digarapBurgerkill di Escape studio,kosambi hanya dalam hitungan minggu.Dan memang di proyeksikan di rilis untuk memperingati 100 hari kepergian Eben.Dan kedepannya,sejumlah rencana juga telah dicanangkan oleh band bentukan Mei 1995 silam tersebut Rabu besok,tepatnya 22 desember 2021,Burgerkill akan menggarap konten konser virtual khusus di mana mereka membawakan empat lagu,termasuk "Roar Of Chaos".Tiga lagu lainnya adalah pilihan yang biasa di minta Eben masuk ke reportoar lagu Burgerkill saat manggung.Salah satu nya "Penjara Batin"dari album "Berkarat" (2003).Konten tersebut rencananya di tayangkan sebelum tutup tahun.Rencana lainnya,tentu saja penggarapan album serta antisipasi tur.Termasuk Wacken Festival pada Agustus 2022 mendatang