Senin, 27 Agustus 2012

Nemesis : “Genocidal Battlefield”, Perang dengan Diri Sendiri


Jangan heran kalau kalian melihat gambar siluet manusia serigala di beberapa titik Kota Bandung. Itu adalah bagian dari propaganda salah satu band Metal Kota Bandung. Ya! Setelah cukup lama menghilang, Nemesis kembali hadir dalam wujud manusia serigala! Rawrrr! Bersiaplah, manusia serigala itu akan muncul di “Genocide Battlefield”, album terbaru Nemesis yang akan segera rilis tahun ini.
Bertempat di kos-kosan daerah Dipatu Ukur, Kamis (5/4) kami mencoba mencuri bocoran “Genocide Battlefield” dari mulut mereka langsung! Ngeri! Langsung saja deh ah, Inilah #WAWANCARRR edisi ke-6 bersama Nemesis.
Halo Nemesis, sudah lama tidak melihat kalian di atas panggung, masih main band? Atau udah jadi parpol?
Sendy : Sebenarnya lama engga muncul karena proses pembuatan album, awal masuk studio Maret 2010, baru selesai tanggal satu Februari kemarin. Ya, ke pending dua tahun.
Ada apa sampai tertahan dua tahun? Apa kendalanya di proses rekaman?
Sendy : Engga sih sebenarnya kalau teknis gitu mah. Proses recording cuma dua bulan. Pending-nya mah gara-gara yang ngerjain album ini teh banyak kerjaan juga, jadi waktunya engga pas.
Lalu, selama dua tahun ini kalian seakan “menghilang”, padahal tahun lalu kami sangat berharap bisa lihat kalian di Bandung Berisik. Kamana tah? Apa ini kebijakan dari management agar kalian fokus di album?
Sendy : Kalau urusan manggung sih, dua tahun yang lalu setelah rekaman selesai, dalam jangka 6-8 bulan setelah itu kamu ganti management, manager ganti. Jadi banyak penyesuaian lagi, bikin timeline baru, segala macem. Itu sih kendalanya.
Setelah sekarang muncul dengan wacana album “Genocidal Battlefield”, apa ada perubahan dari musik kalian? Jadi “sludge” atau “disko pantura” misalnya?
Sendy : Kalau masalah musik mah kedepannya engga akan merubah total.
Ojod : Benang merah dari album pertama masih ada gitu.
Sendy : Cuma dari segi kreativitas masing-masing personelnya juga udah berkembang lumayan. Jadi saya juga ngerasanya dalam tempo dua tahun nunggu ini juga engga percuma, karena dari masing-masing personelnya juga mulai belajar lagi dari awal, memperdalam bidang masing-masing, jadi eksplor lagu-lagu baru juga enak sih. Kalau misalkan mau denger nantilah, kalem we hehe.
Coba bocoran dong, album kalian akan berisi berapa lagu?
Sendy : ada 11 track dan 1 lagu instrumen. 40% bahasa Indonesia, 60% bahasa Inggris
“Buta Batin” dipilih untuk menjadi single pertama kalian di album ini, kenapa?
Sendy : Single dipilih berdasarkan voting ke beberapa temen-temen deket, dan ada yang dipilih oleh produser juga sebagian. Terus banyak masukan dari temen-temen yang akhirnya “Buta Batin” yang keluar. Dan kalau dari kami berlima kenapa setuju milih lagu ini, ya karena lagu ini beda dibandingkan 10 lagu lainnya. Sigana mah ngan ieu nu rada laun teh nya, nu lainna mah ngebut hahaha. Ya lebih easy listening.
Apa yang membuat “Buta Batin” berbeda dengan 10 lagu lainnya?
Sendy : Sebenarnya, ketika kami masuk studio itu justru lagu “Buta Batin” belum selesai. Jadi kami ada proses jamming dan proses kreatifnya. Ide awalnya memang dari saya, tapi proses kreatifnya itu tetep sama temen-temen di studio gitu, terus si “Buta Batin” ini tuh paling terakhir selesainya. Yang paling beda mungkin saya sama Ojod mengisi gitarnya lebih saling bersautan, Dei juga ngisinya engga seperti di lagu-lagu lain, biasanya adrenalinnya teralalu naik jadi gimana gitu, tapi di lagu ini mah engga trelaluover, ditahan gitu. Karena emang saya sebagai kreatifnya pengennya kaya gitu, biar lebih bisa didengar masyarakat luas, lebih menjangkau khalayak.
Ada apa dengan “batin”? Kenapa “buta”?
Sendy : Sebenarnya yang bikin liriknya itu Rangga, vokalisnya. Si eta teuing curhat, teuing naon teu ngarti lah hahaha. Dia bikin lirik ini tuh karena katanya sih pengalaman temen-temen mungkin pernah ditusuk sama temen sendiri gimana gitu rasanya… nya kudu aya si etana meh ngeunah ngajelaskeunna, sieun salah hahaha.
Wah kahatean sigana, leubar si Cepot (Rangga) eweuh, hahaha. Biasanya kalau dari segi lirik, dari mana inspirasinya??
Sendy : Kalau si Rangga sih di album ini inspirasinya lebih ke pengalaman pribadi dan sehari-harinya, si Regha juga gitu sih, yang saya tau lebih pengalaman pribadi dan temen-temennya seperti apa. Kalau mereka berdua discuss tentang lirik ya  begitulah, pengalaman sehari-hari, atau apapunlah.
Ketika mengerjakan album ini, musik apa yang memengaruhi kalian?
Sendy : Ya kalau influence banyak banget ya, beda tiap personel. Kalau saya dengerinnya band-band “trash-area” seperti Metallica, Megadeth, Slayer, dan band-band Swedia, dan beberapa band pop-rock 80’s.
Ojod : Kalau saya lebih ke band-band Eropa yang “gebar-geber” pokoknya. Buat influence doang, saya sendiri juga sebenarnya engga sanggup bikin lagu kaya gitu hahaha.
Dei : Kalau saya justru engga terlalu banyak denger music kaya teman-teman, jadi kalau udah suka sama satu band atau satu aliran musik, ya saya dengerin terus sampe udah bisa nempel. Jadi ya gitu, kalau denger banyak-banyak malah jadi pusing.
Masing-masing personelnya nih, ketika proses rekaman album, pake alat-alatna naon wae?
Dei : Kalau drum mah engga pakai yang luar biasa, saya pakai drum yang ada di Massive Studio, Master Classic Performer setting-an standar, pakai trigger juga, kalau simbal masih tambal-tambal dari berbagai merk. Jadi apa yang saya punya terus bisa menunjang kreativitas album ini dibekel lah semua. Engga ada yang aneh jadinya.
Sendy : Saya sama Ojod sih… sebenarnya yang palling lama di studio itu kami berdua, jadi siga nu bobogohan hahaha. Selama dua minggu itu karena proses kreatif gitar di Nemesis itu paling banyak, Dei sebentar banget, dia 11 lagu itu cuma dua hari, empat shift 11 track. Saya sama Ojod itu hampir dua minggu.
Ojod : Jadi kami itu dua minggu hajar dari shift 1 sampe shift 3 sampe subuh, jadi gentian.
Sendy : Saya pakai Ibanez Series, pick-upnya Seymour Duncan Blackouts, terus Ojod pakai gitarExtreme EMG 81, langsung plug ke ampli. Ya pokoknya mah gitulah simpel engga ada yang “wah”,karena saya dan Ojod gitaris yang percaya jika banyak menggunakan efek-efek tambahan engga akan natural keluarnya, saya lebih percaya distorsi dari gitar colok ke ampli langsung..
Menurut informan kami, kalian bakal rilis album kalian ini di “Bandung Berisik 2012”, betul?
Sendy : Waah kata siapa? Hahaha engga sebenarnya mah rilisnya itu mudah-mudahan bulan ini, tapi saya juga engga tahu pasti tanggal berapa, belum ada kabar, jadi tunggu aja. Kalau masalah launching-nya di Bandung Berisik itu gosip hahaha. Soalnya kami engga mau launching bareng band lain.
Dei : Yang benar itu, kami akan promo besar-besaran di Bandung Berisik.
Promo seperti apa? Apa acaranya bakal di-branding oleh Nemesis? Atau kumaha?
Sendy : Engga sih, mungkin seperti promo-promo biasa aja. Di-announce pas lagi manggung. Nah kalau untuk urusan launching dan segala macemnya sih kami pengennya ada, cuma belum tau kapan dan seperti apa sih. Mudah-mudahan terlaksana sedudah bulan puasa, mudah-mudahan. Tempatnya masih rahasia, da lieur oge rek dimana hahaha.
Berbicara promo, srategi promo seperti apa yang kalian gunakan sebelum rilis? Apa ada propaganda tertentu?
Sendy : Pokoknya kalau ada temen-temen lewat jalan tertentu lihat ada gambar siluet creatures gitu. Dari Maret awal kami udah mulai boombing gambar itu di beberapa tempat, paling banyak di Dago, Pasteur, Pasopati. Kenapa kita milih propaganda seperti ini karena cover albumnya juga engga bakal jauh dari gambar itu.
Kenapa kalian milih propaganda seperti itu?
Sendy : Saya terkesima dengan propaganda punk jaman dulu, dan memang hasilnya bagus, cukup efektif, dan kenapa engga kami coba aja..
Dan kenapa harus gambar manusia serigala? Apa hubungannya dengan “Genocidal Battlefield”?
Sendy : Simpel sih, kami cuma pengen bikin creatures yang emang engga ada, pokonya manusia serigala ini engga biasa, sekedar simbol yang mewakili Nemesis. nanti lihat aja di cover album. Dan berbicara tentang “Genocidal Battlefileld”, bukan berarti bercerita tentang penghancuran masal dalam arti aslinya, tapi lebih pada perang diri kita dengan lingkungan, dengan diri sendiri, yang sifatnya lebih ke kehidupan sehar-hari.
Jadi kapan rilisnya?
Sendy : Mudah-mudahan sih rilis 2 atau 3 minggu dari sekarang. Paling telatnya sih mudah-mudahan awal Mei.
Nah flashback dulu ya. Bagaimana kalian terbentuk? Kenapa harus Nemesis? Apa terinspirasi dari Arch Enemy?
Sendy : Sebenarnya awalnya sih Nemesis itu berempat, saya, Dei, Rangga, dan Regha, Ojod belum masuk. Terbentuk 26 Sepember 2007. Kebetulan sebelum ada namanya, kami udah bikin single pertama, “Angkara” yang dibuat hanya dalam waktu 5 jam. Dan alhamdulilah responnya lumayan. Nama Nemesis sendiri kami pilih karena namanya mewakili aja, kalau di kamus artinya “pembalasan untuk ketidakadilan”. Inspirasinya sebenarnya dari seorang teman, iya memang judul lagu Arch Enemy, tapi dulu kami sama sekali engga tau. Nah di tengah jalan kami sepakat untuk mencari gitaris tambahan, kebetulan saya dan Ojod temen sekelas di SMA.
Lalu apa yang membuat kalian memutuskan untuk mengikuti LA Light Indifest 2008?
Sendy : Waaah pertanyaanna hade euy juara. Itu teh tahun 2008. Pertamanya gini sih, Nemesis pertama manggung itu di UNISBA, acara kolektif tahun 2008, yang datangnya banyak bangetl! Itu momentum pertama Nemesis. Dari situ tuh 2 minggu kemudiannya kami main di AACC, nah minggu depannya tuh ada tragedi AACC, otomatis kan minggu depannya kami engga jadi main kan. Itu tuh kita sempet pusing sebenernya, engga ada kesempatan pengen manggung lagi. Akhirnya si Regha usul “eh ngiluan LA Light Indiefest yuk? Hereuy we ulah di seriuskeun” . Sebenarnya tujuan kami cuma pengen manggung, tapi alhamdulillah masuk di 10 besar Indonesia, masuk di kompilasi LA Light Indiefest 2008, kompilasi ketiga dan mungkin satu-satunya band metal.
Apa ini jadi satu kebanggan untuk kalian?
Sendy : Naon nya.. kami mah let it flow aja, ini mah rezeki. Karena terus terang ya karena kami dapet piagam, maksudnya kaya saya dan temen-temen tuh ngerasa bangga bahwa band metal tuh dapet penghargaan seperti ini jarang-jarang kan. Ya disyukuri aja, terserah orang mau bilang apa karena kami mah underground gitu. Tapi kami milih jenis musik seperti ini bukan memang pengen dapet hal-hal seperti itu. Saya pribadi dan temen-temen main musik itu jujur dan kalau ada orang-orang yang menghargai kenapa engga.
Sejauh apa pengaruh ajang ini untuk karir Nemesis?
Ojod : Setelah terakhir manggung di-launching kompilasi. Alhamdulillah sih banyak yang respect, mungkin engga dari beberapa kota aja ya, semua kota responnya positif . Dari beres kompilasi itu lumayan kami sering-sering manggung ,hampir tiap minggu ada.
Sendy : Kami dapet panggung juga kayanya yang punya acara tau kami keluaran LA Lights Indie Fest juga, terus ada beberapa relasi, dan link juga, lumayan pada tau jadi dapet panggungnya itu dari sana.
Menurut kalian apa positif dan negatif dari ajang ini untuk Nemesis? Tanpa memojokkan salah satu pihak loh.
Sendy : Kalau positifnya terus terang itu promosinya edan ya, mungkin bisa diliat gitu dulu tiap minggu malem ada di TV nasional, ya lumayan. Cuma yang bikin kurang sreg, ajang seperti ini tuh memang ada beberapa kasus kaya pengen mertahanin band buat masuk tapi dengan merubah jenis musik mereka. Sempet kami juga dapet tawaran untuk merubah musik kami. Kalau buat saya pribadi sih ya jangan kalau begitu. Ya mungkin itu negatifnya, karena kalau misalnya saya cari duit, ya saya ambil. Kami mah cuma hereuy nya mimitina ge hahaha. Jadi ya kalau ada tawaran-tawaran yang seperti itu dari ajang-ajang selanjutnya ya saya bilang jangan, karena musik bukan untuk dipaksakan, musik itu sifatnya universal, jadi apapun yang pengen di mainin ya mainin aja musiknya, jangan liat kiri kanan.
Jadi kalian main band bukan untuk nyari uang ya?
Sendy : Terus terang ya, kalau uang, ketenaran, dan segala macem itu mah bonusnya mungkin, ngikutin. Saya main musik itu karena pertama, saya suka, kedua saya pengen mengasah kemampuan saya. Karena saya berpikirnya itu kalau pekerja, pagi-pagi dia ngantor terus pulang lagi. Kalau pemain band beda. Sabtu-Minggu manggung, senang-senang, pulang dapet temen baru. Nah hal-hal seperti itu yang engga mungkin kami dapet dari pekerjaan biasa.
Ojod : Ya itu lah lebih ke kepuasan hati. Sama kaya Sendy, lebih ingin mendalami sejauh mana saya bisa mengeksplor kemampuan bermusik.
Dei : Band bagi saya jadi wadah menyalurkan emosi, tenaga, pikiran. Terus senang, marah, sedih, segala rupa mun urang bisa dituangkeun ke permainan pattern-pattern atau beat tertentu tibatan neunggelan batur hahaha.
Seandainya masing-masing harus punya band lain selain Nemesis, pengen punya band seperti apa?
Sendy : Terus terang pengen punya band rock euy, pengennya sih..
Ojod : Band reggae atau melodic punk.
Dei : Kalau saya lebih pengen ke progressive rock.
Seandainya (lagi), Ketika Nemesis manggung kalian tidak diperbolehkan memakai baju hitam dan harus memakai baju yang warnanya mencolok, pilih warna apa?
Sendy : Hmm naon nya? bereum mereun geus paling aman hahaha.
Dei : Biru lah, paling make baju persib kitu hahaha.
Ojod : Yaa hijau boleh.
Sendy : Beda-beda tea warna na balodor ahahaha
Apa perbuatan paling “nakal” yang pernah kalian lakukan?
Sendy : Oh enya, SD mah urang pernah euy nyokot barang di salah satu store yang cukup terkemuka, urang nyokot permen nu wangi-wangi tea, tapi tah bener satpam jigana geus di magic ku urang jadi si eta teu ngadenge hahah jadi urang lolos kitu.
Ojod : Urang mah naon nya euy. Standar budak baong Bandung lah. Tong disebutkeun eta mah basa ngora, geus tobat ayeuna mah hahaha. Mabok lah, semata keur kasenangan sama satu lagi, buat galau hahaha.
Dei : Mun urang mah basa SD, jaman babeh urang masih ngaroko, jadi aya puntung di asbak, penasaran tea rasana rokok, ai pek teh teu ngeunah jadi neupi ayeuna tau ngudud gara-gara teu ngeunah eta hahaha
Aduh pertanyaanna beak, cik hobi masing-masing?
Sendy : Urang mah ayeuna keur resep main RC euy, Remote Control tea, lumayan tah lalieur.
Ojod : Kalau saya sekarang lagi olahraga tangan, Game Online, Dota hahaha.
Dei : Kalau saya mah hobi ya itu terus sama drum, jadi kalau engga bongkar pasang ya coba-coba cari beat-beat yang aneh.
Tipe cewe?
Dei : Ya engga terlalu tinggi engga terlalu pendek, rambut engga terlalu panjang engga terlalu pendek, kulit engga terlalu hitam engga terlalu putih, yang penting giginya bagus engga ada gingsul hahaha
Ojod : All in lah, nu jiga pegawai bank, SPG nu cociks lah hahaha
Sendy : Nu panjang buukna teu nanaon, pondok mah teu nanaon. Nya fisik mah euy da engke oge geus kolot mah teu ngeunaheun we angger, ayeua mah neanganna nu ngeunaheun we, kaya siapa yaa.. kaya Raisa lah boleh cociks.
Satu kata untuk Nemesis!
Sendy : Heavy!
Ojod : Taw taw!
Dei : Nyaman!
Deskripikan ROI! RADIO dalam satu kalimat!
Sendy : Naon nya, 666 we lah.
Dei : Garelo lah pokona maraneh.
Ojod : Ngacak.
Mari kita tunggu saja kehadiran “Genocidal Battlefield” di tahun ini. Semoga “manusia serigala” ini benar-benar merupakan sosok berbeda yang belum pernah ada. YAA sampai jumpa di #WAWANCARRR edisi selanjutnya. Taw Taw Nemesis!
Oleh Boniex Noer dan Citra Adisti