Rabu, 11 September 2013

Djarum Super RockAdventure 2013 Chapter II Capai Klimaks Di Ujung Berung

TAK PERCUMA BURGERKILL MEMILIH UJUNGBERUNG SEBAGAI TEMPAT TERAKHIR DALAM RANGKAIAN DJARUM SUPER ROCKADVENTURE 2013 CHAPTER II. DI SINI, DI TANAH KELAHIRAN SENDIRI, RANGKAIAN TUR BERTAJUK SPIT THE VENOM SESI JAWA BARAT BENAR-BENAR MENCAPAI KLIMAKS. JELANG satu jam sebelum Outright dan Dismemberment Torture dijadwalkan memberi hidangan pembuka, tanda-tanda Lapangan Yon Zipur, Ujungberung, Minggu (1/9) malam, bakal jadi medan ekstase para Begundal memang sudah terlihat. Para Begundal sudah berjejal di pintu masuk sebelum panitia mempersilakan mereka meluruk Lapangan Yon Zipur. Seketika para Begundal mengerubungi booth Djarum Super yang menyediakan berbagai macam merchandise event Djarum Super RockAdventure 2013 with Burgerkill dan juga official merchandise Burgerkill yang dilumat habis oleh para Begundal yang ingin membeli merchandise-merchandise tersebut. Sayup-sayup dari seberang panggung tempat Burgerkill, Outright dan Dismemberment Torture akan unjuk gigi, terdengar suara lagu Under The Scars yang tak asing lagi di telinga para Begundal di sebuah booth lainnya. Booth SuperMusic ID ternyata unjuk gigi dengan mainan terbarunya yaitu SuperGuitar dan menantang para Begundal untuk main dan menyelesaikan lagu Under The Scars secara sempurna! Gak tanggung-tanggung, untuk para Begundal yang mampu menyelesaikan 15% dari lagu Under The Scars, tim SuperMusic ID menyediakan hadiah keren berupa ShoutTees di mana para Begundal bisa bikin t-shirtnya sendiri yang di dalamnya terdapat sablonan tweet para Begundal yang ditweet via aplikasi ShoutTees. Begitu Burgerkill didaulat MC untuk tampil ke atas pentas, crowd langsung membentuk dua medan mosh di kanan dan kiri bibir panggung, sontak sarat dengan teriakan kolektif saat Ebenz dan kawan-kawan membuka aksi dengan nomor Darah Hitam Kebencian yang juga merupakan lagu pembuka di album Beyond Coma and Despair (Revolt! Records, 2006). Begundal sepertinya tidak rela membiarkan Vicky Mono berteriak sendirian di balik corong mikropon. Setiap repertoar yang disajikan Burgerkill, selalu disambut sing along oleh para Begundal. Terlebih lagi ketika Burgerkill menyuguhkan nomor-nomor wajib seperti Under the Scars, Angkuh, atau Shadow of Sorrow. Muncul teriakan dari para Begundal agar Burgerkill mengeluarkan Sakit Jiwa. Tapi untuk malam itu, salah satu lagu masterpiece Burgerkill tersebut ternyata tidak masuk dalam daftar repertoar. Meski demikian, tidak terlihat sama sekali resam kecewa dari wajah para Begundal. Mereka larut dalam ekstase kolektif yang seolah tidak akan berakhir sepanjang 1,5 jam Burgerkill beraksi di atas panggung. Dan seperti sudah terkonsep dengan jitu, Burgerkill menutup aksi malam itu dengan lagu Atur Aku. “Kalian tahu apa yang harus kalian lakukan. Dan ini lagu terakhir dari kami malam ini. Atur Aku,” teriak Vicky. Sejurus kemudian keliaran tak terperi mewabah di mosh pit. Atur Aku membawa Begundal untuk mencapai klimaks malam itu. Tepuk riuh dan kembang api memungkas gigs terakhir Djarum Super Rock Advanture 2013 Chapter II dengan sebuah catatan ekselen. Semua Puas Seorang Begundal yang badannya basah kuyup oleh keringat, Rangga, mengaku sangat puas menyaksikan band panutannya beraksi selama 1,5 jam. “Ini konser Burgerkill terlama kedua setelah di Venomous Alive tahun lalu. Tapi malam ini lebih liar dan lebih memuaskan. Saya sangat-sangat puas. Hanya satu yang kurang, mereka tidak membawakan lagu Sakit Jiwa,” ujar Begundal asal Cibaduyut tersebut. Rasa puas dan juga bangga terlontar dari dua band pembuka, Outright dan Dismemberment Torture. “Saya sudah jadi pengagum Burgerkill sejak masih duduk di bangku SMP. Dan tentu saja sebuah kebanggaan ketika band kami, Outright, didaulat jadi pembuka konser Burgerkill di Ujungberung ini,” tutur Hardi, vokalis Outright. Kepuasan juga terpancar dari drumer Dismemberment Torture, Dani Papap. “Ujungberung tempat kita lahir. Saya, Ebenz, dan lainnya, berangkat ngeband sama-sama. Dan semuanya sekarang masih berada di sini sebagai sebuah keluarga besar. Tentu saja saya bangga bisa membantu Burgerkill menggelar konser sekeren ini di tanah kelahiran sendiri. Saya juga senang, karena ini konser teredan yang pernah dilakoni Dismemberment Torture di Ujungberung. Sebelumnya kami pernah juga menggelar gigs di Ujungberung. Dua-tiga kali. Tapi tidak sedahsyat ini,” cetus Papap. Secara jujur Papap mengakui Burgerkill adalah salah satu band yang mengangkat nama Ujungberung menjadi dikenal sebagai salah satu kiblat metal di tanah air. “Satu hal yang saya salut dari mereka. Sampai saat ini ketika Burgerkill sudah menjelma jadi band besar, para personelnya masih tetap berpijak di bumi. Ebenz masih seperti 20 tahunan lalu ketika kami pertama kenal. Ia masih sering main ke tempat saya untuk sekadar bernostalgia sambil tukar pikiran. Ia masih mau mendengarkan masukan dari rekan-rekan. Saya salut dengan mereka,” imbuh Papap. Kerja Keras Papap mengaku tidak heran jika Burgerkill bisa menjelma jadi band hebat seperti sekarang. “Mereka punya semua modal untuk jadi band sukses. Yang paling utama, mereka mau bekerja keras sepanjang waktu. Itu faktor utama yang menjadikan mereka seperti sekarang,” ujar Papap. Hal tersebut diamini Ebenz saat ditemui dalam kondisi masih bermandi peluh di belakang panggung ketika baru saja memuaskan para Begundal dalam jadwal terakhir Djarum Super RockAdventure 2013 Chapter II. “Ya, kalau boleh sedikit menepuk dada, Burgerkill bisa seperti sekarang karena kerja keras. Dan tentu saja dukungan kalian, para Begundal,” ungkap Ebenz. Ebenz menyebut kesuksesan konser malam itu juga sebagai buah kerja keras semua pihak. “Megapro sebagai event organizer dan semua kru Burgerkill memeras pikiran dan tenaga untuk menyiapkan tur Spit the Venom ini,” aku salah satu pendiri Burgerkill ini. Djarum Super RockAdventure 2013 yang dikemas dalam tajuk Spit the Venom Tour ini menjadi rangkaian tur terpanjang yang pernah dilakoni Burgerkill. Pada Chapter I di Jawa Tengah, mereka mendatangi delapan kota. Sedangkan dalam pada Chapter II untuk daerah Jawa Barat, Burgerkill menghajar delapan dari sembilan kota yang dijadwalkan. Jadwal meet and greet di Sumedang (23/8) harus dibatalkan. “Dan itu kami lakukan secara spartan. Tentu saja ini sangat menguras tenaga. Kalau boleh menyebut, inilah salah satu masalah utama Burgerkill saat menjalani tur kali ini. Karena dilakukan nyaris saban hari, kami harus pandai-pandai menjaga stamina,” urai Ebenz. Namun Ebenz mengaku sangat puas dengan hasil yang dicapai dalam dua chapter pertama, terutama konser di Ujungberung. Ebenz menuturkan, sengaja memilih Ujungberung sebagai tempat pamungkas dalam rangkaian Djarum Super RockAdventure 2013 Chapter II. Langkah itu sebagai penghormatan terhadap kota tempat mereka lahir dan besar. Sepanjang berdirinya, sudah tidak terhitung berapa kali Burgerkill mendapat kesempatan beraksi di Bandung. “Tapi, khusus di Ujungberung, baru dua kali. Dan yang keduanya, ya malam ini. Hasilnya jauh di luar ekspektasi. Kami tidak menyangka sambutan para Begundal bisa sedahsyat ini,” tambah Ebenz. Akan tetapi, Burgerkill tidak akan berhenti hanya karena telah mencapai klimaks di Ujungberung. Apalagi mereka sudah ditunggu jadwal Djarum Super RockAdventure 2013 Chapter III yang meliputi Jabotabek dan Jawa Timur. “Habis ini, kami beristirahat sejenak. Setelah itu kita geber lagi di Spit the Venom Tour Chapter III,” teriak Ebenz.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar