Senin, 30 September 2013

Burgerkill Terasa Jadi Band Baru di Album Keempat "Venomous"

JAKARTA - Album ketiga Burgerkill bisa dibilang sebagai masterpiece dari sebuah band metal, tidak heran jika Beyond, Coma and Despair berhasil masuk dalam daftar 150 album paling berpengaruh di Indonesia. Lalu bagaimana dengan yang berikutnya? Beyond, Coma and Despair memang album yang sangat spesial. Bayangkan saja, saat album ini selesai digarap, Burgerkill harus rela ditinggalkan oleh sang vokalis untuk selama-lamanya, padahal album siap dirilis. Bukan hanya itu saja, album tersebut juga dianggap memiliki spirit yang luar biasa, karena dikerjakan benar-benar dengan hati bahkan sampai "berdarah". Namun, setelah album menuai sukses, banyak yang mempertanyakan kemampuan Burgerkill tanpa Ivan. Apakah mereka bisa membuat album yang sedahsyat Beyond, Coma and Despair di album keempat? Burgerkill saat meluncurkan film dokumenter berjudul We Will Bleed The Movie berisi sejarah perjalanan band sejak berdiri pada 1995 hingga sekarang di Blitz Megaplex SCBD, Jakarta Selatan, tadi siang, mengatakan album keempat ini adalah bukti mereka bisa lanjut bermusik. "Ini album pembuktian, karena banyak yang bilang kita enggak akan lanjut. Ini sebagai pembuktian bahwa yang orang-orang pikir itu salah," ujar Ebenz, Rabu (23/1/2013). Dia menambahkan, dalam album "Venomous" yang jadi koleksi album keempat ini, Burgerkill menempatkan kembali sebagai band baru. "Ini waktunya kita untuk reborn. Kita pengen sebagai band baru aja, soundnya baru, musiknya baru. Makanya saya bilang, "Venomous" itu adalah yang baru. Sampai yang seperti "Beyond Coma and Despair" terjadi dua kali," terangnya. (tre)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar