Sabtu, 27 Maret 2021

ALBUM REVIEW: CARNIVORED – LABIRIN

CARNIVORED akhirnya back with vengeance dengan album terbarunya tahun ini, tidak terasa sudah hampir tujuh tahun lama nya semenjak grup death metal asal Pamulang, Tangsel ini memuntahkan album kedua mereka ‘No Truth Found’ tahun 2014 silam. Album tersebut bersama ‘In Praise of Devastation’ dari FUNERAL INCEPTION dan rilisan debut EXHUMATION ‘Hymn To Your God’ telah menjadi artefak penting scene bawah tanah dalam negeri era 2010, selain materi ketiga-nya tergolong lebih fresh dibandingkan mayoritas para pembawa panji-panji death metal tanah air saat itu, yang mayoritas masih bergelut dengan pakem brutal death metal, ketiga album tersebut juga didukung kualitas produksi yang berkelas dan diatas rata-rata, gak kalah dengan hasil garapan musisi-musisi kelas internasional. Selama lebih dari setengah dekade pasca pelepasan ‘No Truth Found’, CARNIVORED tak lantas cepat puas dengan pencapaian mereka dalam album tersebut, disela-sela kesibukan naik turun panggung gigs, CARNIVORED pelan tapi pasti merancang cetak biru untuk album ketiga mereka semenjak tahun 2015, dan bukan CARNIVORED namanya kalau tak memberikan kejutan pada tiap-tiap album baru, dan saya rasa publik bakal sedikit kaget dengan pergeseran gaya death metal yang ada dalam ‘Labirin’. Bagi mereka yang beruntung sempat mendapatkan ‘Demo 2018’, berisikan tiga buah lagu dulu, pasti sudah gak bakalan kaget lagi dengan materi yang CARNIVORED lemparkan kali ini, Tapi bagi yang udah terlanjur berekspektasi telalu tinggi seperti saya, single pertama dari album Labirin yaitu ‘Rintih Mengemis’ sudah bikin kecele.
Memang dalam ‘No Truth Found’ sendiri sudah banyak di susupi oleh groove–groove model GOJIRA dan MESHUGGAH (contoh “Heresy Of The Priest”, “Angel of Piggish” dan “Living Peace In Slavery” misalnya) meskipun masih dalam konteks tech death, ‘Labirin’ masih sangat masuk akal, kurang lebih gaya bermusik CARNIVORED sekarang sejalan seperti ketika DECAPITATED memutuskan untuk meggodok materi death metal yang lebih groove based pasca reuni. ‘Labirin’ dibuka dengan lagu paling lembek dalam album yaitu “Tunduk Raga”, dimana aransemen nya lebih cocok jadi b-sides LAMB OF GOD dan DEVILDRIVER era ‘Pray for Villains’, ‘Labirin’ bakal lebih nendang apabila dibuka dengan “Tools of Silence” yang jauh lebih sukses memamerkan new approach CARNIVORED sekarang, sebuah nomer ganas layaknya kombinasi antara OPETH – “Ghost of Perdition” dengan riff Florida death metal sangar MALEVOLENT CREATION dan sisi melodius FIT FOR AN AUTOPSY. Namun tak semua pendeketan baru yang ditampilkan band ini berhasil, “Sekarat Asa” dan “Sekutu Hitam” menurut saya masih terasa setengah matang dan kurang bumbu sama seperti lagu pembuka “Tunduk Raga”, untung nya album ini diselamatkan dua centerpiece album “Paranoia” lalu “Industrial Casualties”, keduanya berhasil di eksekusi hampir sempurna, cuma “Industrial Casualties” ada baiknya kalau di dengarkan jangan secara ketengan diluar konteks album tanpa sang pengantar (“Paranoia”). Kalau banyak album dipasaran yang terasa sekali front-loaded alias momen-momen terbaiknya berada pada awal album, ‘Labirin’ justru kebalikanya, “Death Invest” bersama “Terjerat Senyap” merupakan dua nomor terbaik dalam album, tetapi posisi dua lagu tersebut dalam tracklist sebenernya bisa ditukar biar pacing berikut flow nya lebih ngena dan masuk akal. Selanjutnya trek semi-paripurna “Angkuh Menjalar” merupakan komposisi paling jauh dari akar death metal yang pernah ditulis CARNIVORED, namun groove yang disajikan lumayan renyah plus bagian verse dan chorus sangat memorable, meski pada bagian breakdown rada terlalu mirip FIT FOR AN AUTOPSY. ‘Labirin’ akhirnya ditutup dengan title track instrumental epik dimana CARNIVORED turut mengundang Stevi Item untuk menyumpangkan permainan lead fantastis nya, penutup tersebut juga menjadi nomor paling ambisius sekaligus progresif dalam ‘Labirin’, punya nuansa dan feels mirip musik pengiring saat melawan Final Boss dalam video game aksi atau RPG, dan eitss jangan langsung menekan tombol eject pemutar CD kalian dulu, karena masih ada hidden track “Geriliya Voodoo” bagi kalian penggemar djent. Meskipun jauh diluar ekspektasi dan ada beberapa lagu yang saya rasa bisa di cut saja, kenekatan CARNIVORED untuk sedikit pindah jalur patut di beri jempol walau eksekusi di beberapa tempat nya masih agak kurang nampol. Kita lihat saja eksplorasi apalagi yang bakal CARNIVORED siapkan dalam album berikutnya, dan semoga gak terlalu lama jaraknya lagi seperti yang sekarang ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar