Bertahan selama 17 tahun dalam belantika musik underground di Indonesia bukanlah perkara mudah, jadi pantas lah salah satu unit grindcore paling berbisa ibu kota, DEAD VERTICAL merilis sebuah album selebrasi karir mereka yang bakalan genap delapan belas tahun pada bulan November besok. Sepanjang karirnya grup musik yang dimotori oleh Boy, Bonz, dan Arya tetap stay trve menggerinda jiwa dan raga penggilanya di penjuru tanah air dengan modal repertoire dari diskografi mereka yang mentereng, bodo amat dengan tren musik yang digemari anak muda tanah air yang datang dan mati silih berganti, DEAD VERTICAL tetap setia dalam jalurnya menyiarkan musik ngebut tanpa basa-basi terinspirasi senior mereka di benua seberang laut sana seperti TERRORIZER, NAPALM DEATH, NASUM dan MISERY INDEX.
Tapi mereka bukan hanya sebuah monolith yang mengandalkan amunisi yang ituitu saja, setiap album penuh yang DEAD VERTICAL lontarkan sudah pasti menawarkan nuansa baru, warna baru dan pengaruh musikal baru, memang kadang hal baru yang diperkenalkan bisa membuat fans berat mereka keder apalagi di kalangan grindcore puritan, seperti pada Perang Neraka Bumi (2011) yang menukarkan lagu-lagu kritik sosial pedas dalam lagu berdurasisatu-dua menitan membabi buta dalam Infecting The World (2008) dengan atmosfir kelam keliaran medan perang terinspirasi unit Death metal legendaris BOLT THROWER dikemas dalam gaya deathgrind modern penuh kocokan, betotan dan gebukan ngethrash dan kadang groovy ala SEPULTURA. Angkasa Misteri (2016) yang dirilis lima tahun setelahnya yang lebih banyak membahas tema-tema personal namun masih ugal-ugalan tidak terlalu banyak mengubah blueprint dari ‘Perang Neraka Bumi’.
Pada album ke-5 sepertinya tidak mau ribet-ribet mencari judul album yang tepat, cukup dengan angka tujuh belas dalam angka romawi ‘XVII’, penamaan tersebut juga pas mengingat kumpulan lagu kali ini merupakan sebuah album selebrasi perjalanan grup musik ini dari semenjak dulu dibentuk pada tahun 2001, Bekerja sama dengan BlackAndje Records, DEAD VERTICAL memuntahkan tujuh belas track beringas (ditambah satu hidden track) yang menggambil segala elemen yang mereka tulis semenjak Fenomena Akhir Zaman (2001) dan merangkumnya kedalam lagu-lagu in your face yang mampu membakar sound system anda sekalian, ‘XVII’ bisa dibilang album semi back to the roots bagi DEAD VERTICAL, mengembalikan lagi komposisi ngegass poll ala Infecting The World, bukan berarti mereka lupa dengan perkembangan kamus bermusik mereka selama satu dekade terakhir.
Layaknya sebuah perjalanan karir semakin kebawah lagu yang disajikan menunjukan evolusi musik DEAD VERTICAL dari nomor-nomor awal yang lebih straightforward ke pertengahan album yang berisikan materi yang lebih kompleks dan teknikal, walau tetap dalam durasi yang dibatasi satu-dua menitan hingga sisi eksperimental trio ini dalam lagu instrumental ‘17+’ yang menampilkan style Industrial metal layaknya GODFLESH dan NINE INCH NAILS, dari segi kontek lirik yang disemburkan kali ini Boy kembali lagi banyak membahas permasalahan sosial yang dihadapi masyarakat sekarang, mulai dari intoleransi, penyebaran kebohongan/pembodohan yang makin menjadi-jadi, kritik terhadap manusia sekarang yang terlalu terkekang dengan teknologi era modern, hingga ‘Bulungan Bergetar’ lagu anthemic pembakar massa yang bisa jadi theme song Bulungan Outdoor setiap ada acara.
Turut mengundang teman seperjuangan untuk berpesta bersama yaitu Daniel Mardhany (DEADSQUAD) pada ‘Doktrinator Terror’. Bagi yang sudah menunggu-nunggu album terbaru DEAD VERTICAL dari kemarin sudah pasti bakal terpuaskan dengan ‘XVII’, apalagi dengan materi lagu-lagu kali ini yang langsung menginjak pedal gas tanpa kasih kendor semenjak detik pertama, langsung nampol tanpa perlu piker panjang dan langsung bikin ngos-ngosan ketika track terakhir selesai berkumandang. Baitbait berbisa dan riff yang disajikan Boy tetap berbahaya dan catchy beudh, saya yakin betul lagu ‘Bloody Roads’ misalnya yang main riff nya rada MEGADETH-esque tak perlu waktu lama untuk membuat pendengarnya ngangguk-ngangguk, begitu juga bassline dari Bonz yang siap siaga mencabik-cabik rambut telinga, dan jangan ditanya kegaharan Arya dalam membabat setiap bar dengan gebukan-gebukan mautnya. Sebagai sebuah perayaan ‘XVII’saya sudah berhasil menghasilkan pesta liar yang gak bakal membuat pendengarnya mengeluh sama sekali, kecuali anda tetangga sebelah yang bakal ngamuk kalau tengah malam pun anda masih memutar album ini kencangkencang, jadi hati-hati saja jangan sampai di satroni pak RT nanti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar