Jumat, 27 Desember 2013
Suicide Silence Rilis Film Dokumenter Mitch Lucker
Suicide Silence telah merilis dokumenter berdurasi 30 menit yang menceritakan mantan vokalisnya yang telah tiada, Mitch Lucker. Dokumenter tersebut merupakan bagian dari Ending Is The Beginning: The Mitch Lucker Memorial Show CD/DVD dan bisa kamu
saksikan di sini.
Band cadas asal California ini bakal merilis CD/DVD dan CD/Blu-ray dari Memorial Show untuk Mitch Lucker bertajuk Ending Is The Beginning: The Mitch Lucker Memorial Show, pada 18 Februari mendatang.
Dalam DVD/Blu-ray tersebut terdapat 20 track lagu, di mana Suicide Silence berkolaborasi dengan beberapa vokalis cadas lainnya, seperti Austin Carlile (Of Mice & Men), Danny Worsnop (Asking Alexandria), serta Randy Blythe (Lamb of God).
Senin, 23 Desember 2013
Kolaborasi Maha Dahsyat Burgerkill Bersama Iwan Fals
Setelah pada pertengahan 2013 lalu berhasil menyabet penghargaan "Metal As F*ck" di ajang penghargaan bergengsi di Inggris, Metal Hammer "Golden Gods Awards 2013", dan melakukan tur "Spit The Venom" yang merupakan tur terpanjang yang pernah dilakukan selama karir Burgerkill, yaitu menyinggahi lebih dari 30 kota. Kali Burgerkill berhasil membuat sejarah baru dalam karir maupun skena musik bawah tanah Indonesia, yaitu berkolaborasi bersama musisi lengendaris Indonesia, Iwan Fals. Ebenz, sang gitaris beberapa waktu lalu dalam "Extreme Moshpit", salahsatu acara program mingguan di radio lokal, menyebutkan bahwa keinginan untuk berkolaborasi bersama musisi yang mempunyai nama asli Virgiawan Listanto tersebut sudah terlintas sejak tahun 2011 silam, namun bisa terlaksana akhir tahun ini.
Kolaborasi maha dahsyat tersebut terjadi di gelaran "Rebel Meet Rebel", pada Sabtu malam (21/12), bertempat di Lapangan Brigif, Cimahi, dengan keadaan cuaca yang kurang baik, sejak sore hari sudah di guyur hujan. Jam menunjukan 18:30 WIB, ketika Burgerkill masih men-setting perlatan tempur supaya penampilan yang disuguhkan maksimal, namun para Begundal (sebutan penggemar Burgerkill) sudah mulai angkat kaki dari tempat berteduh untuk memadati area moshpit. Bahkan tidak sedikit pula terlihat yang beratribut OI (sebutan penggemar Iwan Fals) di area lapangan bercampur baur bersama para Begundal.
Jam menunjukan 19.45 WIB, riuh penontonpun mulai terdengar ketika intro dari lagu "Resah Derah Jiwa" diputar. Entah kenapa jika mendengar intro tersebut, pasti selalu membuat bulu kuduk merinding. Pertanda 'kekacauan' pun dimulai Ketika lagu pertama dimainkan, "Under The Scars" disambut dengan aksi tidak terlalu liar oleh para begundal. Karena waktu itu keadaan lapangan yang becek dan berlumpur akibat hujan yang tak kunjung reda dari sore. Tapi tidak membuat semangat para penonton yang berada dilapangan berkurang walau dalam keadaan di guyur hujan. Tidak sedikit juga penonton yang memadati area tribun, walau jarak antara panggung dan tribun lumayan jauh, tapi bisa menikmati aksi spektakuler malam itu lewat layar dengan ukuran lumayan besar yang berada di samping kiri dan kanan panggung. Tanpa banyak basa-basi langsung digeber ke lagu selanjutnya, “Suffer To Death”. Dari lagu pertama sampai lagu kedua dimainkan, sound gitar Ebenz terdengar kurang keras, tidak sebanding dengan raungan suara sound gitar Agung, menyebabkan terdengar kurang maksimal. Tapi semua itu tertutupi dengan permainan dari Ebenz dan kawan-kawan yang apik dan rapih.
Satu lagu dari album “Dua Sisi” yang sangat jarang sekali dibawakan, malam itu “Sakit Jiwa“ di utus menjadi salahsatu sajian spesial dari Burgerkill. Seketika sang vokalis, Vicky meneriakan sepenggal lirik lagu tersebut, “Jiwaku Terperangkap dalam Sekam dan tak pernah lepas”, sontak saja langsung diikuti oleh para Begundal dengan teriakan yang lantang. Lagu “Penjara Batin” dan “Shadow of Sorrow” juga mengisi setlist Burgerkill malam itu.
Seusai puas membawakan sekitar 5 lagu ciptaan sendiri, Burgerkill sekarang memainkan lagu milik Iwan Fals yang berjudul “Air Mata Api”. Lagu tersebut dirubah total dengan karakter musik yang intens. Setelah lagu tersebut beres dimainkan, seketika lighting dipadamkan secara total, membuat para penonton yang menyaksikan terheran-heran. Setelah berhenti beberapa saat, tiba-tiba sebuah cahaya lampu menyorot kepada seseorang yang sedang mulai memainkan piano. Ternyata orang tersebut adalah Vicky Mono, tidak di sangka-sangka di balik kegaharan Vicky sebagai vokalis band beraliran keras, ternyata vicky juga pandai memainkan piano, membawakan “Puing” lagu milik Iwan Fals. Di lagu tersebut Vicky menyanyi tanpa teriakan atau scream yang biasa di lakukan di panggung-panggung, alias suara biasa. Ketika di tengah-tengah permain, sesosok musisi legenda hidup Indonesia yang di nanti-nanti muncul dari pintu layar tengah bagian belakang panggung, disambut oleh teriakan dan tepuk tangan yang meriah dari para Begundal dan OI yang memadati lapangan, dan kolaborasipun terjadi, lagu tersebut dimainkan sangat ciamik.
Beres kolaborasi di lagu tersebut, Burgerkill pun ke belakang panggung untuk istirahat sejenak sekaligus persiapan nanti di penghujung acara. Kini giliran Iwan Fals beraksi menguasai panggung. Iwan Fals juga sempat membawakan lagu “Angkuh” milik Burgerkill dengan versinya sendiri. Setelah memainkan sekitar 8 lagu, Iwan Fals membawakan kembali lagu milik Burgerkill, “Tiga Titik Hitam” dengan petikan gitar akustik dan suaranya yang khas. Di tengah-tengah lagu terjadilah kembali momen yang sangat ditunggu-tunggu ketika para personil Burgerkill bermunculan dan mulai mengikuti alunan musik lagu tersebut. Jika diresapi, lagu tersebut akan terasa ada aura berbeda serta membuat merinding dari awal lagu dimainkan sampai dengan selesai, serasa ada sesosok Almarhum Ivan ‘Scumbag’ Firmasyah menyaksikan malam itu.
Selanjutnya sekarang kolaborasi bersama full Band Iwan Fals, membawakan lagu dari Band Hardcore lawas, Puppen, “Atur Aku” versi Burgerkill. Di lagu ini, walaupun sudah tua, tapi salut buat Iwan Fals yang terlihat sangat semangat menyanyikan lagu tersebut dengan teriakan yang lantang serta energik mengikuti alunan musik Burgerkill. “Bongkar” dipilih sebagai lagu pamungkas, di ikuti kemeriahkan pesta kembang api tanpa henti sepanjang lagu dimainkan. Kolaborasi ini sangat impresif, di dukung dengan panggung dan tata cahaya yang megah. Sujud syukur dilakukan oleh Burgerkill dan Iwan Fals & Band bersama-sama di atas panggung, sekaligus menandakan acara “Rebel Meet Rebel” telah selesai.
BERSATU DALAM PERBEDAAN
Banyak pembelajaran dan hal positif yang bisa di ambil dari konser kolaborasi ini, salahsatunya walaupun Burgerkill dan Iwan Fals sangat berlintas aliran, tapi bisa menyatu menghasilkan karya yang maha dahsyat. Bisa dilihat juga dari segi penonton, dari acara dimulai sampai selesai, tidak ada sedikitpun keributan antara Begundal dan OI. Hal tersebut menunjukan rasa cinta damai walaupun berbeda, tapi kita sama-sama saling menghargai perbedaan, karena perbedaan itu indah.
Senin, 16 Desember 2013
My Chemical Romance Siapkan Album Perpisahan
My Chemical Romance baru saja mengumumkan jika mereka akan merilis sebuah album sebelum akhirnya benar-benar membubarkan diri. Album tersebut bertajuk May Death Never Stop You yang akan dirilis pada 25 Maret 2014 mendatang. Album tersebut nggak hanya menjadi rangkuman dari lagu-lagu terbaik dari MCR tapi juga tersemat demo dari lagu baru mereka, Attic Demos dan satu lagu lainnya. Berikut pesan dari My Chemical Romance
On March 25, we will be releasing a greatest hits album entitled “May Death Never Stop You.” The title is fitting, because as sad as it was to say goodbye to the band, we look at this collection as a celebration of our best songs, and hope the memory of them continues to bring joy to you all as they have for us.
The album also includes some previously unreleased material, including the infamous “Attic Demos,” and one of the last songs we worked on in the studio together. On January 21, we will be opening pre-orders for the album right here on our site. We hope you take the journey with us into MCR’s past, and enjoy the small taste of what might have been.
Thanks,
Ray, Gerard, Frank, Mike
Jumat, 13 Desember 2013
Slipknot Berpisah Dengan Drummernya, Joey Jordison
Secara mengejutkan Slipknot mengumumkan jika mereka kini nggak lagi bersama dengan Joey Jordison, drummernya. Dalam pengumuman tersebut, pihak Slipknot belum bisa menjelaskan tentang perpisahan itu, namun mereka akan mencoba menjawabnya dalam waktu dekat. Bersama Slipknot, Joey Jordison sukses menelurkan 7 album.
Dalam beberapa waktu belakangan ini, Joey Jordison memang nggak lagi fokus di Slipknot. Sang drummer terlihat sibuk dengan tur bersama Scar The Martyr. Band industrial-metal yang juga digawanginya.
Berikut di bawah ini adalah pernyataan resmi dari Slipknot.
"To our Maggots and fans around the world, It is with great pain but quiet respect, that for personal reasons Joey Jordison and Slipknot are parting ways. We all wish Joey the best in his future endeavours with Falling in Reverse. We understand that many of you will want to know how and why this has come to be, and we will do our best to respond to these questions in the near future. It is our love for all of you, as well as for the music we create, that spurs us to continue on and move forward with our plans for releasing new material in the next year. We hope that all of you will come to understand this, and we appreciate your continued support while we plan the next phase of the future of Slipknot."
Thank you, The ‘Knot
Minggu Depan, Deadsquad Bakal Menggempur Bulungan
Dalam rangka mengukuhkan album teranyar, Profanatik, pasukan deatmetal Deathsquad siap menggelar konsernya di Bulungan Outdoor, pada Minggu, 22 Desember mendatang. Dalam konsernya nanti, Stevie menjanjikan sesuatu yang berbeda.
“Ini harus jadi konser yang bersejarah. Deadsquad nggak menjanjikan apa-apa, pokoknya kita rencana bakal bawain semua lagu yang ada di dua album Deadsquad,” kata Stevie lewat sambungan telepon, Kamis (12/12).
Deadsquad, lanjut Stevie, juga bakal berkolaborasi dengan sang ayah, Yopie Item. Seperti apa kolaborasi ayah-anak ini? So, jangan sampai nggak datang! Tiket pre sale seharga Rp.30.000 masih bisa kamu beli, di :
Deeprock Music
Block M Square, Basement Floor, Blok B No. 211 (08161699336)
The Eye Merch Store
Kemang Raya 16A, Jakarta Selatan.
Kamis, 12 Desember 2013
Cerita Dibalik Kemenangan Nemesis dalam ajang Global Metal Apocalypse Awards 2013
Surat elektronik dapat menjadi sarana komunikasi yang baik dimanapun kita berada. Seperti kemenangan Nemesis dalam ajang Global Metal Apocalypse Awards 2013 yang berawal dari surat menyurat lewat internet.
Gitaris Sendy Nugraha menceritakan kepada TRAX, "Awal mulanya tahun 2012, saya dapat email yg masuk lewat email resmi Nemesis dari Global Metal Apocalypse. Email itu langsung dikirim oleh Rhys Stevenson pemilik Global Metal Apocalypse. Di emailnya dia bilang, bahwa dia suka mereview CD, kemudian dia tau Nemesis dari web metal-archive. Kemudian saya tanya tau Nemesis dari Indonesia? Dia bilang dia tahu dan bilang keinginannya mereview Nemesis adalah memberikan kesempatan bagi band-ban dari berbagai negara termasuk Indonesia untuk muncul ke permukaan. Selang satu minggu setelah saya mengirim album Genocidal Battlefield, dia memberikan saya link tentang reviewnya mengenai album Genocidal Battlefield di web Global Metal Apocalypse. Dari situ saya dan Rhys mulai intens berkirim email. 2 November 2013, saya dapat email dari Rhys Stevenson yang mengabarkan bahwa Nemesis masuk nominasi Breakthrough Asian Band di Global Metal Apocalypse Award 2013, " papar Sendy lewat surat elektronik (11/12).
Kemenangan yang mereka raih tak hanya datang dari tubuh band namun juga berkat dukungan dari banyak pihak, "Sebetulnya jika dibilang siapa yang berperan, kami semua di Nemesis dan semua teman-teman yang menyempatkan diri untuk vote Nemesis berperan dalam kemenangan ini. Dan kami di Nemesis sangat berterimakasih sekali kepada teman2 yang sudah vote Nemesis di GMA Awards 2013 ini, " ungkap sang gitaris.
Minggu, 01 Desember 2013
Gelar Meet & Greet, Deadsquad Datangkan Ratusan Fans Siang Tadi
Band deathmetal ibukota, Deadsquad akhirnya mulai aktif menyebar virus album kedua mereka, Profanatik. Sesuai janji mereka, album tersebut akhirnya rilis pada akhir November 2013 ini dan menyedot rasa penasaran yang tinggi dari penggemar mereka. Tercatat sebanyak 1300 boxset Profanatik yang mereka siapkan langsung ludes nggak bersisa.
Menyusul momen tersebut pada Sabtu (30/11) siang tadi akhirnya mereka bikin meet & greet bersama pembelinya. Dilakukan di Theeye Merch Kemang, Jakarta Selatan sejak pukul 2 siang, meet & greet tersebut langsung dipadati oleh penggemar mereka yang rapi mengantri untuk mendapatkan tanda tangan serta foto bersama bersama Daniel, Stevie Item, Bonni Sidharta, Coki juga Andyan Gorust. Serunya lagi, semuanya berjalan dengan aman dan tertib. Nggak ada kendala yang mengganggu acara yang berlangsung selama kurang lebih empat jam tersebut.
Dikatakan Stevie, ada andil beberapa kolaborator di albumnya terbaru Deadsquad, salah satunya musisi senior sekaligus ayah dari Stevie, Jopie Item. Ayah Stevie akan ambil bagian sebagai pengisi lead (melodi) di salah satu lagu terbaru Deadsquad.
“Lagu-lagu Deadsquad yang baru banyak campuran unsur genre musik lain, ada sedikit Jazz, blues, dan lain-lain. Gue ajak bokap buat ngisi lead di salah satu lagu yang punya part, menurut gue, agak Jazzy dan dia tertarik banget. Tapi kita liat saja nanti jadinya kayak gimana,” papar Stevie.
Sementara itu Daniel mengungkapkan, di lagu-lagu baru Deadsquad, ia terinfluence oleh banyak band- indies sejenis Pink Floyd. Bahkan, rencananya, ia akan mengajak salah satu penyanyi indie pop cewek sebagai salah satu kolaborator di album terbarunya nanti. Wah makin seru saja nih!
Minggu, 24 November 2013
Eddie Hermida: Mitch Lucker dan Saya Teman Baik
Eddie Hermida dipilih untuk menggantikan mendiang Mitch Lucker bukan soal teknis saja. Kedekatan dua vokalis cadas ini membuat personel Suicide Silence yakin Eddie adalah penerus Mitch. Eddie juga membeberkan seberapa dekat dirinya dengan Mitch saat diwawancarai Kerrang!
"Mitch dan saya adalah teman baik. Kami tersenyum dan bersenang-senang setiap kali bertemu. Saya suka menonton dia di atas panggung dan dari apa yang saya dengar, dia suka menonton saya melakukan hal yang sama," ucap mantan vokalis All Shall Perish ini.
Eddie melanjutkan, "Kami sudah tur bersama-sama tiga kali dan cukup sering bertemu di festival. Saya sangat terpukul atas kematiannya, seperti banyak orang lain."
Minggu, 10 November 2013
Nemesis Masuk Nominasi Global Metal Apocalypse Awards 2013
Band metal asal Bandung, Nemesis berhasil masuk dalam nominasi Global Metal Apocalypse Awards 2013 untuk kategori "Breakthrough Asian Band". Hal tersebut diumumkan langsung melalui halaman Facebook mereka hari Minggu (3/11).
Nemesis bersaing dengan pasukan metal dari berbagai negara di Asia seperti Black Infinity (Vietnam), Clandestined (Japan), Enmachined (Bangladesh), Frosty Eve (China), Funeral In Heaven (Sri Lanka), Masquerader (Taiwan), Nonserviam (Malaysia), Reptilian Death (India), dan Sodomophilia (Iraq).
Karir bermusik mereka dimulai tahun 2007 dengan menelurkan satu album penuh berjudul Genocidal Battlefield.
Untuk melakukan voting silakan klik di sini.
Selasa, 05 November 2013
TURBIDITY Akan Sambangi 5 Negara Dalam "Asian Slamming Tour 2013"
Band Slamming Guttural yang lahir di Bandung, Turbidity, telah mengabarkan secara resmi, bahwa akhir tahun ini akan menyambangi beberapa negara Asia, dalam rangkaian tur-nya yang bertajuk "Asian Slamming Tour 2013".
Keseluruhan ada 5 Negara yang akan di singgahi, diantaranya: Thailand, Vietnam, Filipina, Malaysia, dan Indonesia.
Daniel (Gitar), Andri Gila (Vokal), Iko (Drums), dan Amar (Bass) akan mulai melakoni tur ini dari tanggal 8 Desember 2013, di acara lokal yang diselenggarakan di Jawa Timur, "Mojokerto Body contact #7". Dilanjut terbang ke Thailand (14/12), menjadi salahsatu headliner acara Deathfest tahunan, "Bangcock Deathfest 2013", disana akan tampil bersama Internal Suffering (Colombia). Setelah itu lanjut tampil di Hanoi, Vietnam (17/12), Manila, Filipina (22/12), Kuala Lumpur, Malaysia (22/12), dan "Asian Slamming Tour 2013" akan diakhiri di gigs lokal di Jakarta (29/12), "Monster of Legend #7", sekaligus menjadi gigs penutup Turbidity di tahun 2013.
Ini merupakan kesempatan bagus untuk Turbidity supaya bisa di kenal lebih luas oleh para metalheads di luar sana, dan memperkenalkan bahwa Indonesia mempuyai Band Slamming yang berkualitas dan patut untuk disegani, baik itu dalam segi konsep musik ataupun saat tampil bermain.
Sampai sekarang, Band yang dibentuk pada tahun 2008 ini baru memuntahkan satu album studio, "Suffering of Human Decapitation" tahun 2011, dan satu mini album pada pertengahan tahun 2012.
Panceg Dina Galur’, Buku Tentang Ujung Berung Rebels
Di tahun yang ke-24 sejak ranah musik ini terbentuk tahun 1989 hingga hari ini, banyak sekali yang sudah dibuat oleh Ujungberung Rebels dalam upaya membangun komunitas dan ranah musiknya. Telah melahirkan aktor-aktor yang berperan di dunia musik nasional bahkan internasional, dan memiliki satu pandangan baru mengenai pembangunan komunitas yang sistematis, terhitung, terukur, dan tertata.
Buku Ujungberung Rebels, ‘Panceg Dina Galur’ adalah salah satu upaya membangun narasi sejarah serta catatan-catatan harian terkini. Buku ini juga dibuat dalam upaya melengkapi sistem literasi dan merupakan manifestasi dari kampanye dokumentasi yang dilakukan oleh komunitas Ujungberung Rebels.
Kimung, sang penulis, mengalami semua fase kehidupan Ujungberung Rebels, dari awal hingga hari ini. Ia aktif terlibat di dalamnya, melahirkan karya-karya musik bersama Disinherit, Sonic Torment, Burgerkill, Nicfit, The Clown, Karinding Attack, dan Paperback. Kimung juga menulis tiga buku monumental babon sejarah Ujungberung Rebels yang juga berkorelasi kuat dengan Ujungberung Rebels, Panceg Dina Galur : Myself Scumbag Beyond Life and Death (2007), Memoar Melawan Lupa (2011), dan Jurnal Karat, Karinding Attacks Ujungberung Rebels (2011). Sebelumnya, Kimung merilis buku fenomenal Tiga Angka Enam (2005), kisah-kisah ilustrasi lirik-lirik lagu karya Addy Gembel untuk bandnya, Forgotten, salah satu band pionir Ujungberung Rebels.
Buku ini adalah buku ke empat mengenai Ujungberung Rebels. Isinya adalah kisah sejarah sejak awal komunitas ini mulai terbentuk di tahun 1989 hingga kisah jurnal harian yang ditulis Kimung sejak tahun 2008—ketika buku ini mulai ditulis—hingga 28 Februari 2013, ketika ia memutuskan menyudahi kepenulisan buku ini. ‘Panceg Dina Galur’ tebalnya mencapai 869 halaman.
Ia dibantu oleh para editor Yusandi Ojel, Yasmin Kartikasari, dan Andrenalin Katarsis; bekerja sama dengan kru White Paper Class dan Creature of Earth dalam penggarapan desain tata letak buku dan sampul depan, serta kembali mempercayakan desain sampul jaket/bokset kepada True Megabenz. Kimung juga menyertakan aksara Sunda kuna yang ditulis oleh Sinta Ridwan dan Arief Budiman dalam 6 babad dan 26 bab buku ini, serta satu epilog yang ditulis oleh Prof. Dr. Bambang Sugiharto, berjudul “Produk Budaya dari Pinggiran.” Dalam proses riset, Kimung banyak sekali difasilitasi Common Room Network Foundation, sementara dalam proses produksi, ia mendapat dukungan penuh dari PT Djarum dan Atap Promotion.
Membaca buku ini kita akan disuguhi kisah 24 tahun sejarah Ujungberung Rebels, salah satu komunitas metal tertua dan terkuat di Indonesia; komunitas yang berasal dari kota pinggiran di ujung Kota Bandung paling Timur, Ujungberung, satu kawasan peralihan antara agaris dan industri, yang justru dalam segala keterbatasannya mampu memberikan iklim yang luar biasa bagi berkembangnya sebuah ranah musik yang patut diperhitungkan bahkan di dunia metal global. Akan terkuak pula bagaimana kerja para aktor dan pola jejaring ranah musik metal yang terbentuk di Ujungberung Bandung, Indonesia, Asia, bahkan dunia melalui chaos pusaran metal Ujungberung Rebels.
Minggu, 03 November 2013
Satu Tahun Kepergian Mitch Lucker 'Suicide Silence'
November 2012, dunia musik metal kehilangan salah satu sosok vokalis yang luar biasa, Mitchell Adam Lucker, frontman Suicide Silence.
Tepatnya 1 November 2012, Micth Lucker yang baru saja merayakan Halloween mengalami kecelakaan motor yang merenggut nyawanya. Ia pun meninggal dunia di usia 28 tahun.
Sebelumnya Lucker sendiri sempat dibawa ke UCI Medical Center di Orange Coutry tempat dirinya dilarikan setelah mengalami kejadian naas tersebut. Sayang nyawanya tak tertolong.
Mitch Lucker nggak cuma pergi meninggalkan band yang membesarkan namanya, Suicide Silence, tapi juga meninggalkan keluarga kecil yang dicintainya, seorang istri Jolie Carmadella dan putri kesayangannya, Kenadee Lucker.
Pada 21 Desember 2012, Suicide Silence menggelar memorial show bertema "Ending Is The Beginning", di California. Dana yang terkumpul dari show tersebut disumbangkan kepada putri Lucker untuk bisa melanjutkan pendidikannya.
Pentolan Bring Me The Horizon, Oliver Sykes, yang juga salah satu kerabat dekat Lucker, bersama fotografer Adam Elmakias, mengumpulkan sejumlah dana untuk putri Lucker. Semua dana tersebut ditujukan untuk menunjang pendidikan putri Lucker di masa depan.
Mitch Lucker, semoga tenang di sana....
Sabtu, 02 November 2013
3 band pembuka Menyalak di #RIS2013
Solo - Cuaca sangat cerah dengan angin yang semilir menghiasi hari pertama gelaran Rock In Solo 2013. Beberapa booth Food&Beverage di depan, juga terdapat stage Propaganda yang memainkan DJ Reza Manifesto menyambut para metalhead dari berbagai penjuru di Rock In Solo 2013. Disini juga ada beberapa booth merchandise, dan juga koneksi wi-fi gratis dari @wifi_id. Selain itu, semua penonton bisa mendapatkan gadget gratis dengan cara mendatangi booth @wifi_id, lalu berfoto dan twitpic dengan tagar #TelkomRIS2013.
Hari pertama gate mulai dibuka pukul 11.00 WIB, tampak banyak metalhead sudah masuk venue. Dibuka oleh penampilan dari band thrash metal asal kota Karanganyar – Solo, Bankeray di pukul 13.00 yang memainkan 4 lagu baru yang diambil dari debut album mereka yang akan rilis. Beberapa metalhead tak canggung untuk bershaabat dengan matahari siang.
- See more at: http://rockinsolo.com/main/live/3-band-pembuka-menyalak-di-ris2013/#sthash.mwJvQNcf.nUpc9mZQ.dpuf
Lalu dilanjut kuartet thrash metal asal Bali, Infectous Arteries yang semakin memanaskan moshpit. Tak lupa mereka juga menyampaikan pesan tentang Reklamasi Bali. Setelah itu ada legiun old school death metal berbahaya dari Malang, Nadi bermain dengan sangat rapih dan mantab di World Stage #RIS2013.
Salah satu MC paling berbahaya di jagad cuap-cuap, Adia memandu gelaran ini di hari pertama. Setelah break ashar ini, masih ada Sisi Selatan, Kapital, KM09 dan Djin hingga break maghrib yang akan membakar World Stage #RIS2013, Merapat!
- See more at: http://rockinsolo.com/main/live/3-band-pembuka-menyalak-di-ris2013/#sthash.mwJvQNcf.nUpc9mZQ.dpuf
Kamis, 31 Oktober 2013
Chelsea Grin Sukses Puaskan Metalhead Ibukota
Distorsi western deathcore menyambangi Viky Sianipar Music, Rabu (30/10). Siapa lagi kalau bukan aksi Chelsea Grin yang sukses membakar semangat para metalhead ibukota di tengah pekan.
Alex, Jason, Dan, Jake dan David tampil di Voltage Festival besutan Deep Insight dan Voltage Clothing. Karena Chelsea Grin merupakan salah satu band deathcore paling ditunggu, tidak dapat dipungkirinya crowd yang hadir cukup antusias.
"Kita senang akhirnya bisa ke sini. Kita tidak pernah berpikir sebelumnya bisa ke sini, tetapi faktanya kita di sini." ucap Alex sebelum membawakan lagu andalan mereka, Cheyne Stokes.
Selama gig berlangsung, Alex juga berkali-kali mengajak para metalhead untuk membentuk lingkaran besar dan ber-moshing ria. Dua lagu, Sonnet dan Human Condition menjadi pilihan mereka saat encore.
Total, Chelsea Grin membawakan 10 lagu di gig kali ini. Sebelumnya, mereka juga sukses membakar crowd di Singapura yang juga menjadi negara kunjungan tur Asia mereka. Gokil!
Suicide Silence Mulai Rekaman Album Baru Minggu Depan
Suicide Silence akan masuk studio minggu depan untuk mulai merekam album baru mereka dengan produser Steve Evetts (produser Sepultura, Dillinger Escape Plan). Album tersebut bakal jadi karya pertama mereka vokalis baru Eddie Hermida. Album itu akan dirilis musim panas mendatang melalui Nuclear Blast Entertainment, sebuah divisi dari Nuclear Blast Record.
"Album ini akan menjadi yang paling berani, dan album yang paling bermakna yang pernah kami buat," beber gitaris Mark Heylmun kepada Blabberouth. "Kita ingin semua orang mendengarnya."
Tentang sang produser, Mark berkata, "Steve adalah seseorang yang telah bekerja sama dengan kami untuk waktu yang lama, tidak hanya pada 'The Black Crown', tetapi juga pada beberapa demo sesaat sebelum tragedi musim gugur lalu. Kita setahun ini menyiapkan untuk merekam album yang heavy, pekerjaan yang paling 'menjijikkan' yang pernah kita lakukan. Kami mengharapkan sesuatu yang tak terduga. Ini untuk Mitch." "
Jumat, 25 Oktober 2013
ROCK IN SOLO 2013 Tawarkan Paket Wisata Rocktrip
Gelaran ROCK IN SOLO 2013 sudah semakin dekat. Tahun ini pihak penyelenggara ternyata tidak hanya menawarkan paket yang berisikan konser [Rockfest] festival clothing [Clothfest] dan makanan [Foodfest] seperti yang telah mereka gelar pada penyelenggaraan-penyelenggaraan sebelumnya. Tahun ini mereka juga meluncurkan sebuah item baru dalam daftar paket ROCK IN SOLO 2013, yaitu Rocktrip.
- See more at: http://www.rockenblast.com/2013/10/rock-in-solo-2013-tawarkan-paket-wisata.html?utm_source=BP_recent#sthash.udkZrUb2.dpuf
Rocktrip muncul didorong oleh ide dari penyelenggara untuk mengadakan sebuah paket wisata yang bermuara pada ROCK IN SOLO 2013.
Merupakan sebuah paket wisata yang beintegrasi dengan gelaran ROCK IN SOLO 2013, Rocktrip bertujuan untuk menawarkan sebuah pengalaman wisata di Kota Solo sekaligus menonton gelaran ROCK IN SOLO 2013 bagi para metalhead yang berminat.
“Mulai tahun ini, Divisi di Dewan Jenderal #RIS2013 bertambah satu, yaitu Divisi Pariwisatan (iya, benar, pakai 'n'). #RockTrip”. Demikian update mereka melalui akun Twitter @Rock_In_Solo. Rocktrip merupakan project perdana dari Divisi Pariwisatan, sebuah divisi baru yang dibentuk dalam kepanitiaan penyelenggara ROCK IN SOLO.
Rocktrip perdana ROCK IN SOLO ini menawarkan beberapa paket wisata yang bisa dipilih oleh para metal traveler dari luar Kota Solo, yaitu Paket Yeah, Paket Hell dan Paket Festival. Masing-masing paket memiliki fasilitas yang berbeda sesuai dengan harganya. Namun yang jelas semua paket sudah menyertakan fasilitas akomodasi selama berada di Solo. Berikut detil isi masing-masing paket:
Paket Yeah [IDR 760.000] memberikan akomodasi selama 2 hari di standart room hotel berbintang tiga, 1 lembar tiket terusan Rock In Solo 2013: New World Propaganda, 1 official t-shirt Rock In Solo 2013: New World Propaganda, Official merchandise Rock In Solo 2013: New World Propaganda, Meet and greet bersama headliner Rock In Solo 2013: New World Propaganda dan sebuah Paket wisata di Solo.
Paket Hell [IDR 540.000] memberikan akomodasi selama 2 hari di standart room hotel berbintang satu, 1 lembar tiket terusan Rock In Solo 2013: New World Propaganda, 1 official t-shirt Rock In Solo 2013: New World Propaganda, Official merchandise Rock In Solo 2013: New World Propaganda serta sebuah paket wisata di Solo.
Paket Festival [IDR 400.000] bisa untuk 8-10 orang, hanya mendapatkan akomodasi tanpa tiket, official merchandise dan meet and greet.
ROCK IN SOLO hampir selalu menawarkan sesuatu yang tak biasa dalam gelaran-gelarannya. Tahun 2012 mereka mengajak rombongan pasukan prajurit kraton Solo untuk ikut memeriahkan acara. Sebuah atraksi kelompok tari Liong juga ikut dimunculkan di tahun yang sama.
ROCK IN SOLO juga melakukan variasi genre dalam list para penampilnya. Tidak melulu rock, metal dan para sub genrenya, mereka juga menggandeng band hip-hop seperti yang terjadi pada gelaran tahun 2012.
Kini mereka meluncurkan Rocktrip untuk memfasilitasi para metalhead yang berminat melakukan perjalanan wisata di Kota Solo sekaligus menikmati gelaran ROCK IN SOLO 2013 yang akan digeber pada 2 & 3 November 2013 di Lapangan Kota Barat, Solo. Para peminat bisa mendapatkan informasi lebih jauh tentang Rocktrip di website official ROCK IN SOLO. [Azraeldana/RockenBlast]
- See more at: http://www.rockenblast.com/2013/10/rock-in-solo-2013-tawarkan-paket-wisata.html#sthash.oe1rKSR6.dpuf
Jumat, 18 Oktober 2013
Kamis, 10 Oktober 2013
James Hetfield: 'Album Baru Metallica Mulai Direkam Tahun Depan'
Los Angeles - Vokalis/gitaris legendaris Metallica, James Hetfield belum lama ini mengatakan bandnya baru akan mulai merekam materi bagi album terbaru awal tahun depan.
Metallica yang terakhir merilis album penuh pada 2008 silam (Death Magnetic), mengaku sudah mempunyai 600 ide lagu terhitung hingga bulan Juni tahun ini.
Saat wawancara dengan The Oakland Press, Hetfield mengatakan bahwa Lars Ulrich, Kirk Hammett dan Robert Trujillo sudah ‘gatal’ ingin kembali ke studio untuk membuat album baru.
Hetfield mengatakan: “Saya harap ini akan selesai secepatnya. Saya gatal. Kami punya berton-ton materi untuk dikeluarkan. Itu memakan banyak waktu, karena terdapat hal-hal menarik di sana,” ia melanjutkan, “Saya tahu kami hanya butuh beberapa lagu, tapi terdapat 800 riff yang akan kami lewati. Itu gila. Kami telah menyaringnya dengan banyak hal untuk menarik itu keluar – itu akan hanya duduk diam di sana dan menunggu kami untuk membawanya ke tingkat yang lebih tinggi.”
Hetfield juga mengatakan bahwa Metallica tidak akan pernah beristirahat istirahat setelah bekerja keras untuk mempromosikan film 3D, Metallica: Through The Never.
“Saya tahu kami membutuhkan istirahat setelah melakukan ini, sedikit melupakan film ini dari kehidupan kami,” Jelas Hetfield. “Itu mengambil waktu dan perjuangan yang sangat banyak. Kami sangat terikat dengan sesuatu dan melakukan banyak hal sekaligus bukan lah apa yang kami cari. Jadi saya harap album berikutnya akan mulai dikerjakan pada musim semi nanti.”
Metallica: Through The Never sudah dirilis pada akhir September lalu. Disutradarai oleh Nimrod Antal (Predators dan Kontroll) juga dibintangi oleh personel Metallica. Selain itu, aktor Dane DeHaan juga ikut terlibat di film ini. Memainkan karakter bernama Trip, seorang roadie yang melakukan misi penting ketika Metallica sedang bermain di sebuah arena.
Minggu, 06 Oktober 2013
For Revenge - Second Chance
Album ini cukup berhasil membuat penasaran lewat intro yang mereka sematkan. Nuansa rock elektronik instrumental menjadi gerbang dimana For Revenge memiliki materi rock yang deep, cepat dan bertenaga. Tapi sayangnya kesan ini buyar ketika masuk ke track pertama mereka The Children yang kualitas produksinya di bawah intro.
Tapi jangan lantas menyebelah matakan album ini begitu saja. Band Bandung ini nyatanya memiliki materi yang seru untuk dipantengin. Hampir seluruh materi terbalut dengan paduan ketukan drum yang cepat, riff gitar tinggi yang terjaga lalu vokal melengking bergantian dengan scream sukses membuatnya menjadi identitas sendiri dari mereka. Kencang atau pelan, mereka berhasil menghidupkan sisi modern rock yang kental terasa sepanjang album ini. Dari keseluruhan, saya memilih Fiksi, Permainan Menunggu dan Sendiri.
DeadSquad Siap Rilis Profanatik
Melewati beberapa "ujian", nggak lama lagi Profanatik, album teranyar DeadSquad bakal dirilis. Disebut "ujian" karena proses pembuatannya diakui bener-bener menguras energi dan emosi personilnya. Ujian itu sebenarnya sudah dimulai saat muncul ide untuk merekam semua materinya secara analog dengan medium pita.
"Nyari studio yang masih punya fasilitas analog mumpuni aja jaman sekarang udah PR banget...," ingat Stevie alias Tepi sang gitaris.
Setelah ketemu, masuk ke babak berikut yang nggak kalah seru dan sulitnya, yaitu take. Nggak kayak rekaman digital, yang kalo salah bisa dihapus, lalu copy paste dari part lain untuk menggantikan part yang salah itu, di rekaman analog satu kesalahan berarti musti diulang dari awal. Akurasi dan presisi player bener-bener dituntut. Sebab kalo nggak imbasnya bisa panjang, termasuk ke keseluruhan jadwal rekaman.
"Bagusnya, anak-anak pada beneran ngerjain PR-nya masing-masing. Jadi begitu take, kesalahannya bisa diminimalisir," ingat Tepi.
Toh, bukan berarti semua berjalan mulus. Karena ada kesalahan teknis di tengah-tengah masa take, jadwal rekaman sempat terhenti. Bahkan,
"Kami pindah studio! Take ulang lagi semuanya. Kebayang nggak lo musti mulai lagi dari awal, ngebangun mood segala macem?!" seru Tepi.
Tahap pindah studio dan mulai lagi ini, yang diakui baik sama Tepi, Andyan, Coki, Boni maupun Daniel sempat bikin stres.Terutama Andyan yang saat harus pindah studio sebenarnya sudah menyelesaikan semua tugas take drum, tapi harus bener-bener mengulang lagi dari awal.
Tapi akhirnya semua terlalui dengan baik. Sekarang, album yang rencananya dititeli Profanatik itu sedang masuk masa mixing.
"Targetnya November udah bisa rilis. Moga-moga bisa di awal. Kalo meleset pun nggak jauh dari pertengahan November. Doain aja ya!?" kata Tepi.
Siap bos.
Penasaran pengen denger bocoran materi baru DeadSquad yang sepintas terdengar makin gahar itu? Simak aksi mereka di #HaiDay 2013 19-20 Oktober nanti!
Jumat, 04 Oktober 2013
Eddie Hermida Resmi Menjadi Vokalis Suicide Silence
Sosok Mitch Lucker sampai saat ini masih terkenang bagi fans berat band deathcore asal California, Suicide Silence. Bagaimana tidak? disaat mereka sedang naik daun, mereka harus kehilangan sosok sang vokalis atas insiden kecelakaan setahun lalu.
Dan melihat simpang siur tentang rumor bahwa Eddie Hermida mengisi kekosongan vokalis Suicide Silence akhirnya terjawab juga.
Tepat pada hari ini (5 Oktober 2013) Suicide Silence mengumumkan vokalis baru mereka, dan selamat buat Eddie Hermida.
Simak Rekaman suara pertama dan penampilan Eddie bersama Suicide Silence dalam konser penghormatan Alm Mitch Lucker dibawah ini.
Suicide Silence Will Continue
Suicide Silence, sudah pasti teman-teman IDMC semua tidak asing lagi dengan nama band ini, Yaps…. baru beberapa bulan lalu Band ini baru saja kehilangan sosok Vokalis yang tentunya juga tidak asing (Mithc Lucker) atas Kecelakaan bulan November tahun lalu.
">
Senin, 30 September 2013
Video Burgerkill Bikin Musisi Metal Dunia Ingin Mampir ke Bandung Berisik 2014
JAKARTA - Band metal Burgerkill baru saja mendapatkan penghargaan dari Golden Gods Awards 2013 kategori Metal As F*ck dari majalah Metal Hammer. Mereka mengalahkan sejumlah band metal luar negeri yang tak kalah cadasnya.
Band asal Bandung itu berhasil menyisihkan Jason Newsted, Pussy Riot, Nergal dan Sea Shepherd. Dalam ajang yang berlangsung 17 Juni 2013 kemarin, Burgerkill juga sempat tampil sepanggung dengan band metal legendaris seperti Motorhead.
Selain itu, mereka juga tampil bareng Airbourne, Five Finger Death Punch, Coal Chamber dan Paradise Lost di London, Inggris. Kemenangan Burgerkill pun semakin menunjukkan band metal Indonesia memiliki pengaruh besar di luar negeri.
Nama Indonesia pun ikut terangkat dengan penampilan band yang terdiri dari Vicky (vokal), Eben dan Agung (gitar), Andris (drum) dan Ramdan (bass) itu. Bahkan, banyak orang luar negeri menjadi antusias menyaksikan ajang Bandung Brisik yang merupakan tempat tampilnya band cadas Tanah Air.
"Nama musik metal Indonesia sudah tidak bisa dipandang sebelah mata lagi. Buktinya, ketika rekaman video Burgerkill ketika tampil di Bandung Brisik 2013 langsung membuat para musisi metal dunia berniat mampir di ajang Bandung Brisik 2014, nanti," kata Vicky saat ditemui Senayan, Jakarta, Kamis (20/6/2013).
Band yang bermarkas di Ujung Berung ini pun terpilih sebagai band pertama yang tampil di ajang Djarum Super Rock Adventure 2013. Burgerkill akan menjalani konser panjang karena ada 14 kota yang akan mereka kunjungi.
Konser perdana Djarum Super Rock Adventure 2013 akan dibuka di kampung halamannya Jokowi di Kota Solo pada 25 Juni. Selanjutnya, mereka akan tampil di Yogyakarta, Semarang, dan Purwokerto. Konser akan dilanjutkan di sejumlah kota di Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jakarta usai lebaran.
Selain itu, mereka akan mampir ke-17 kota lainnya untuk acara meet & greet dengan penggemar.
(tre)
Rilis Film, Burgerkill Ingatkan Pentingnya Dokumentasi Band
JAKARTA - Mendokumentasikan sebuah perjalanan band hingga menjadi sejarah tersendiri memang sangat penting. Hal itu juga dipikirkan oleh band metalcore asal Bandung, Burgerkill.
Band cadas yang diawaki Ebenz (gitar), Andris (drum), Agung (gitar), Ramdan (bass) dan Vicky (vokal) ini melahirkan sebuah film dokumenter yang diberi judul We Will Bleed the Movie.
Dari film ini, pencinta musik bisa melihat bagaimana Burgerkill terbentuk dan berkiprah di tingkat nasional hingga tampil di publik internasional.
Film dokumenter ini mengambil dokumen-dokumen yang sudah mereka kumpulkan sejak 1995 hingga 2010. Tentunya, ini bisa jadi pelajaran bagi band lainnya.
Film ini juga memperlihatkan bagian paling rapuh dari band asal Ujung Berung, Bandung ini vokalis Ivan meninggal dunia. Betapa terkejutnya para personel karena belum lama telah menyelesaikan album Beyond, Coma and Despair. Kenyataanya Ivan harus meninggalkan band untuk selama-lamanya.
Ada keharuan dan simpati yang luarbiasa pada scene tersebut, ditambahkan lagi dengan testimoni dari orang-orang terdekat Ivan yang mengutarakan perasaannya sambil menangis.
Namun, perjalanan hidup tak boleh berhenti, Burgerkill kemudian bangkit dan membuktikan bahwa mereka tetap bisa berjalan serta mewujudkan impian Ivan yang belum terwujud, salah satunya adalah tur di Indonesia dan dunia internasional. Selain pernah kontrak dua album dengan Sony Music Indonesia, band ini juga menandatangai kontrak dengan Xenophobic Record Australia.
Intinya, di film dokumenter We Will Bleed The Movie menawarkan sebuah tontonan yang lugas dan inspiratif bagi anak band khususnya yang memiliki visi besar dan berani "berdarah-darah" untuk mewujudkannya.
Ebenz sendiri mengatakan jika film ini juga dibuat untuk mengingatkan kepada para musisi tentang pentingnya sebuah dokumentasi. Mereka juga berharap agar band lain juga melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh Burgerkill.
"Banyak orang melupakan pentingnya dokumen. Burgerkill beruntung karena punya banyak sekali dokumentasi. Kita jadi tahu bahwa masa lalu dan masa depan saling berkaitan. Kita juga jadi tahu untuk kedepannya mau ngapain. Seharusnya yang dilakukan oleh Burgerkill juga dilakukan oleh band lain," ujar Ebenz saat berbincang di Blitz Megaplex, SCBD, Jakarta, Rabu (23/1/2013).
We Will Bleed The Movie akan diluncurkan dalam bentuk DVD pada 2 Februari 2013 mendatang dengan harga Rp75 ribu.
Burgerkill Terasa Jadi Band Baru di Album Keempat "Venomous"
JAKARTA - Album ketiga Burgerkill bisa dibilang sebagai masterpiece dari sebuah band metal, tidak heran jika Beyond, Coma and Despair berhasil masuk dalam daftar 150 album paling berpengaruh di Indonesia. Lalu bagaimana dengan yang berikutnya?
Beyond, Coma and Despair memang album yang sangat spesial. Bayangkan saja, saat album ini selesai digarap, Burgerkill harus rela ditinggalkan oleh sang vokalis untuk selama-lamanya, padahal album siap dirilis.
Bukan hanya itu saja, album tersebut juga dianggap memiliki spirit yang luar biasa, karena dikerjakan benar-benar dengan hati bahkan sampai "berdarah".
Namun, setelah album menuai sukses, banyak yang mempertanyakan kemampuan Burgerkill tanpa Ivan. Apakah mereka bisa membuat album yang sedahsyat Beyond, Coma and Despair di album keempat?
Burgerkill saat meluncurkan film dokumenter berjudul We Will Bleed The Movie berisi sejarah perjalanan band sejak berdiri pada 1995 hingga sekarang di Blitz Megaplex SCBD, Jakarta Selatan, tadi siang, mengatakan album keempat ini adalah bukti mereka bisa lanjut bermusik.
"Ini album pembuktian, karena banyak yang bilang kita enggak akan lanjut. Ini sebagai pembuktian bahwa yang orang-orang pikir itu salah," ujar Ebenz, Rabu (23/1/2013).
Dia menambahkan, dalam album "Venomous" yang jadi koleksi album keempat ini, Burgerkill menempatkan kembali sebagai band baru.
"Ini waktunya kita untuk reborn. Kita pengen sebagai band baru aja, soundnya baru, musiknya baru. Makanya saya bilang, "Venomous" itu adalah yang baru. Sampai yang seperti "Beyond Coma and Despair" terjadi dua kali," terangnya.
(tre)
Alasan Burgerkill Punya Semangat Bermusik
JAKARTA - Daerah Ujung Berung di kawasan Bandung merupakan tempat berkumpulnya para musisi metal. Hal inilah yang memacu semangat para personel band cadas Burgerkill untuk terus berkarya.
Memang sih, Bandung produktif melahirkan musisi dari bermacam genre, dari yang mainstream sampai yang independent ada di sana. Begitu pun dengan wilayah Ujung Berung dimana banyak tumbuh musisi metalcore atau death metal.
Walau melantunkan musik metalcore, band yang diawaki Ebenz (gitar), Andris (drum), Agung (gitar), Ramdan (bass) dan Vicky (vokal) pernah berada di naungan Sony Music Indonesia untuk produksi album kedua. Bisa dibilang musik beraliran death metal pertama yang dikontrak major label.
Di album ketiga, mereka memilih berdiri sendiri dengan membuat label Revolt! Record pada 2006.
"Saya dan orang-orang kebanyakan bisa bilang kalo Ujung Berung adalah tempat yang paling produktif karena hampir semua band di sana punya album. Di sanalah yang memacu kami untuk terus membuat album," ujar Ebenz saat meluncurkan DVD film dokumenter berjudul We Will Bleed the Movie di Blitz Megaplex, SCBD, Jakarta, Rabu (23/1/2013).
Dia juga mengungkapkan jika band-band metal dari Ujung Berung memiliki semangat yang luar biasa, seperti band Jasad yang menandatangi kontrak dengan label Amerika Serikat.
"Spirit mandirinya yang dibangun di sana. Kayak Jasad bisa rilis album kan di Amerika, kita juga di Australia. Ada Forgotten juga, banyak hal yang positif di sana," tuturnya.
(tre)
Fadly "Padi" & Ian Antono Ramaikan Konser Burgerkill
JAKARTA - Band metal papan atas Indonesia Burgerkill sukses menggelar konser Rock Adventure 2013 di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu 28 September malam. Di antara pengisi acara, terdapat dua nama besar Fadly "Padi" dan gitaris God Bless, Ian Antono.
Ketika konser memasuki lagu keenam, sang vokalis, Vicky, memanggil Ian Antono ke atas panggung. Penonton pun bersorak menyambut gitaris legendaris Indonesia. Lalu, mengaung lah intro lagu Metallica "Seek And Destroy".
Lagu "Seek And Destroy" dibawakan dengan distorsi yang lebih berat dari lagu aslinya, maklum di atas panggung terdapat tiga gitaris dengan beragam karakter distorsi.
Setelah Ian Antono sukses berkolaborasi dengan Burgerkill, artis lainnya pun ikut naik ke atas panggung. Kali ini, vokalis band Padi dan Musikimia, Fadli ikut meramaikan crowd malam tadi.
"Teman-teman semua mari kita merenung dan berdoa buat sahabat kita, mari kita berdoa bersama untuk beliau," ujar Vicky di atas panggung. Seketika terdengar suara yang tidak asing lagi, yaitu vokal Fadli yang menyanyikan bait-bait intro lagu "Tiga Titik Hitam".
Lagu "Tiga Titik Hitam" inipun membahana di Istora Senayan diiringi koor para penonton. Crowd benar-benar membuat merinding, karena sepanjang lagu mereka menyanyikan bait demi bait hingga usai.
Setelah "Tiga Titik Hitam", mengalunlah lagu "An Elegy". Tampak vokal Fadli berpadu dengan Vicky membuat suasana kembali membakar.
Kedua musisi tersebut (Ian Antono dan Fadli) seolah memperkuat status band Burgerkill sebagai salah satu band metal paling sukses di Indonesia.
(nsa)
Burgerkill Akan Tampil di Australia dan Eropa, 2014
JAKARTA - Grup band beraliran metalcore dan death metal asal Bandung, Burgerkill, mendapatkan penghargaan internasional Golden Gods Award 2013 untuk kategori Metal As F*ck yang berlangsung di London, Inggris, pada 17 Juni 2013.
Ebenz salah satu personel Burgerkill merasakan perkembangan musik metal di Tanah Air mengarah ke positif. Menurutnya, musik metal di Indonesia sudah berkembang pesat dari tahun sebelum-sebelum.
Kedatangan salah satu band metal terbesar di bumi ke Indonesia, Metallica, menambah musik metal dikagumi generasi muda.
"Kita terus mengamati dari tahun 95, komunitas semakin solid dan besar," kata Ebenz saat ditemui dikawasan Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (5/9/13).
Burgerkill yang pernah sepanggung dengan The Black Dahlia Murder, As I lay Dying, dan Himsa ini akan melakukan konser dan tampil di festival di luar negeri pada 2014. Australia menjadi negara pertama Burgerkill melaksanakan konser. Setelah itu, mereka ke Eropa.
"2014 mau ke Australia ada gelar tur, kita juga ada agency disana, supaya bisa main di festival tapi belum tahu apa dan setelah Australia kita rencana ke Eropa, saat ini masih dalam proses" ujar Ebenz.
Di Australia, Burgerkill juga mendapat kontrak dengan label lokal di sana bernama Xenophobic Records.
Burgerkill Sukses "Bakar" Istora Senayan
JAKARTA - Band metal papan atas Indonesia Burgerkill sukses "membakar" crowd saat beraksi di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu 28 September 2013 malam.
Acara bertajuk Rock Adventure 2013 inipun sukses menarik ribuan massa untuk menyaksikan konser Burgerkill.
Konser pun dimulai sejak sore hari. Para band pembuka seperti Straight Out, dan Dead Vertical tampak mulai membakar crowd sore hari hingga break Magrib.
Setelah Magrib, giliran Koil, Siksa Kubur, dan Jasad yang beraksi di atas panggung sambil menunggu penampilan Burgerkill. Koil sempat memberikan kejutan dengan memberikan sebuah gitar kepada penonton. Meski sempat menjadi rebutan, dan sedikit chaos, Koil cuek saja, dan langsung membakar dengan lagu "Kenyataan Dalam Dunia Fana".
Setelah Koil dan Siksa Kubur, giliran yang ditunggu pun tiba. Burgerkill. Dumulai dengan pemutaran video, tampak satu persatu per sonel disorot lampu tembak. Sang vokalis pun mulai beraksi dengan loncat dari speaker monitor yang disambut dengan lagu "Darah Hitam Kebencian".
Burgerkill pun langsung menghantam tiga lagu sekaligus tanpa jeda. "Darah Hitam Kebencian", "Under The Scars", dan "Hancur" tanpa jeda.
"Selamat Jakartaa...apakah siap untuk lebih brutal dari sebelumnya, atmosfer yang luar biasa malam ini," kata Vicky vokalis Burgerkill di atas panggung di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu 28 September 2013.
Selanjutnya, tanpa ampun Burgerkill membordardir crowd dengan deretan lagu "My Worst Enemy", "Angkuh", "Shadow Of Sorrow", dan "Penjara Batin".
Tanpa jeda, para personel pun memanggil ke atas panggung sang legenda gitaris Ian Antono yang disambut dengan teriakan dari area crowd. Tanpa basa-basi, melantunlah intro lagu Metallica, "Seek And Destroy" seolah mengingatkan konser Metallica beberapa waktu lalu.
Konser belum berakhir, sang vokalis meminta crowd menjaganya, karena dia melakukan 'crowd surfe' dari panggung sampai belakang crowd dan kembali ke depan stage. Setelah itu, melantunlah lagu "Anjing Tanah" dan "House Of Greed".
Lalu, panggung kembali gelap, dan muncullah bintang tamu lainnya Fadly "Padi" untuk berduet dengan sang vokalis menyanyikan "Tiga Titik Hitam" yang diiringi ribuan koor dari penonton. Lalu kolaborasi pun disambung dengan "An Elegy".
Penonton yang berjumlah sekira 5000 orang tampak tanpa lelah bermosing dan berkali-kali membentuk pusaran headbang di beberapa sudut.
Tanpa kehabisan stamina, Burgerkill langsung menggeber lagu "Only The Strong". Setelah itu, pemuncak yang ditunggu itupun tiba. Ya, lagu karya band Puppen "Atur Aku" akhirnya dibawakan di atas panggung dengan apik. Penonton pun tidak mau kehilangan moment, mereka membentuk mosh pit yang besar. Konserpun berakhir sempura.
"Terima kasih kepada semua pihak yang sekalu mendukungku," tutup dia.
(nsa) JAKARTA - Band metal papan atas Indonesia Burgerkill sukses "membakar" crowd saat beraksi di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu 28 September 2013 malam.
Acara bertajuk Rock Adventure 2013 inipun sukses menarik ribuan massa untuk menyaksikan konser Burgerkill.
Konser pun dimulai sejak sore hari. Para band pembuka seperti Straight Out, dan Dead Vertical tampak mulai membakar crowd sore hari hingga break Magrib.
Setelah Magrib, giliran Koil, Siksa Kubur, dan Jasad yang beraksi di atas panggung sambil menunggu penampilan Burgerkill. Koil sempat memberikan kejutan dengan memberikan sebuah gitar kepada penonton. Meski sempat menjadi rebutan, dan sedikit chaos, Koil cuek saja, dan langsung membakar dengan lagu "Kenyataan Dalam Dunia Fana".
Setelah Koil dan Siksa Kubur, giliran yang ditunggu pun tiba. Burgerkill. Dumulai dengan pemutaran video, tampak satu persatu per sonel disorot lampu tembak. Sang vokalis pun mulai beraksi dengan loncat dari speaker monitor yang disambut dengan lagu "Darah Hitam Kebencian".
Burgerkill pun langsung menghantam tiga lagu sekaligus tanpa jeda. "Darah Hitam Kebencian", "Under The Scars", dan "Hancur" tanpa jeda.
"Selamat Jakartaa...apakah siap untuk lebih brutal dari sebelumnya, atmosfer yang luar biasa malam ini," kata Vicky vokalis Burgerkill di atas panggung di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu 28 September 2013.
Selanjutnya, tanpa ampun Burgerkill membordardir crowd dengan deretan lagu "My Worst Enemy", "Angkuh", "Shadow Of Sorrow", dan "Penjara Batin".
Tanpa jeda, para personel pun memanggil ke atas panggung sang legenda gitaris Ian Antono yang disambut dengan teriakan dari area crowd. Tanpa basa-basi, melantunlah intro lagu Metallica, "Seek And Destroy" seolah mengingatkan konser Metallica beberapa waktu lalu.
Konser belum berakhir, sang vokalis meminta crowd menjaganya, karena dia melakukan 'crowd surfe' dari panggung sampai belakang crowd dan kembali ke depan stage. Setelah itu, melantunlah lagu "Anjing Tanah" dan "House Of Greed".
Lalu, panggung kembali gelap, dan muncullah bintang tamu lainnya Fadly "Padi" untuk berduet dengan sang vokalis menyanyikan "Tiga Titik Hitam" yang diiringi ribuan koor dari penonton. Lalu kolaborasi pun disambung dengan "An Elegy".
Penonton yang berjumlah sekira 5000 orang tampak tanpa lelah bermosing dan berkali-kali membentuk pusaran headbang di beberapa sudut.
Tanpa kehabisan stamina, Burgerkill langsung menggeber lagu "Only The Strong". Setelah itu, pemuncak yang ditunggu itupun tiba. Ya, lagu karya band Puppen "Atur Aku" akhirnya dibawakan di atas panggung dengan apik. Penonton pun tidak mau kehilangan moment, mereka membentuk mosh pit yang besar. Konserpun berakhir sempura.
"Terima kasih kepada semua pihak yang sekalu mendukungku," tutup dia.
(nsa)
Senin, 23 September 2013
Selasa, 17 September 2013
Sabtu, 14 September 2013
Lamb Of God Rilis Ulang "As The Palace Burn"
Lamb Of God akan merilis edisi ulang tahun ke-10 untuk album "As The Palace Burn" pada bulan November.
Setelah menjernihkan master rekaman album asli, band ini menggaet produser Josh Wilbur (yang juga memproduseri "Wrath" dan "Resolutiom" CD) dan juga me-remix "Palaces".
Menemani re-release album ini, Lamb Of God juga merilis DVD dokumenter tentang proses rekaman dan kisah di balik musik album ini, yang menampilkan wawancara dengan Devin Townsend, anggota band dan produser saat ini, Josh Wilbur
Rabu, 11 September 2013
Metallica Unveil ‘Through The Never’ Documentary Clips
Metallica have released the first two episodes of Hit The Lights: The Making Of Through The Never, a revealing behind-the-scenes documentary about the creation of the metal legends’ new 3D movie. These first glimpses into the making of the movie include an interview with producer Charlotte Huggins and a nerd-friendly look at the construction and technological wizardry behind the unique sound stage that is so integral to the movie’s visual impact.
With its spectacular stage production and groundbreaking combination of eye-mincing live footage and dramatic narrative, Through The Never amounts to one of the most ambitious projects in Metallica’s extraordinary history. The movie made its world premiere at the 38th annual Toronto International Film Festival on September 9 and is set to hit screens across the US in October. Meanwhile, the Through The Never soundtrack will be released via the band’s new Blackened Recordings imprint on September 24.
Djarum Super RockAdventure 2013 Chapter II Capai Klimaks Di Ujung Berung
TAK PERCUMA BURGERKILL MEMILIH UJUNGBERUNG SEBAGAI TEMPAT TERAKHIR DALAM RANGKAIAN DJARUM SUPER ROCKADVENTURE 2013 CHAPTER II. DI SINI, DI TANAH KELAHIRAN SENDIRI, RANGKAIAN TUR BERTAJUK SPIT THE VENOM SESI JAWA BARAT BENAR-BENAR MENCAPAI KLIMAKS.
JELANG satu jam sebelum Outright dan Dismemberment Torture dijadwalkan memberi hidangan pembuka, tanda-tanda Lapangan Yon Zipur, Ujungberung, Minggu (1/9) malam, bakal jadi medan ekstase para Begundal memang sudah terlihat. Para Begundal sudah berjejal di pintu masuk sebelum panitia mempersilakan mereka meluruk Lapangan Yon Zipur. Seketika para Begundal mengerubungi booth Djarum Super yang menyediakan berbagai macam merchandise event Djarum Super RockAdventure 2013 with Burgerkill dan juga official merchandise Burgerkill yang dilumat habis oleh para Begundal yang ingin membeli merchandise-merchandise tersebut. Sayup-sayup dari seberang panggung tempat Burgerkill, Outright dan Dismemberment Torture akan unjuk gigi, terdengar suara lagu Under The Scars yang tak asing lagi di telinga para Begundal di sebuah booth lainnya. Booth SuperMusic ID ternyata unjuk gigi dengan mainan terbarunya yaitu SuperGuitar dan menantang para Begundal untuk main dan menyelesaikan lagu Under The Scars secara sempurna! Gak tanggung-tanggung, untuk para Begundal yang mampu menyelesaikan 15% dari lagu Under The Scars, tim SuperMusic ID menyediakan hadiah keren berupa ShoutTees di mana para Begundal bisa bikin t-shirtnya sendiri yang di dalamnya terdapat sablonan tweet para Begundal yang ditweet via aplikasi ShoutTees.
Begitu Burgerkill didaulat MC untuk tampil ke atas pentas, crowd langsung membentuk dua medan mosh di kanan dan kiri bibir panggung, sontak sarat dengan teriakan kolektif saat Ebenz dan kawan-kawan membuka aksi dengan nomor Darah Hitam Kebencian yang juga merupakan lagu pembuka di album Beyond Coma and Despair (Revolt! Records, 2006). Begundal sepertinya tidak rela membiarkan Vicky Mono berteriak sendirian di balik corong mikropon. Setiap repertoar yang disajikan Burgerkill, selalu disambut sing along oleh para Begundal.
Terlebih lagi ketika Burgerkill menyuguhkan nomor-nomor wajib seperti Under the Scars, Angkuh, atau Shadow of Sorrow. Muncul teriakan dari para Begundal agar Burgerkill mengeluarkan Sakit Jiwa. Tapi untuk malam itu, salah satu lagu masterpiece Burgerkill tersebut ternyata tidak masuk dalam daftar repertoar.
Meski demikian, tidak terlihat sama sekali resam kecewa dari wajah para Begundal. Mereka larut dalam ekstase kolektif yang seolah tidak akan berakhir sepanjang 1,5 jam Burgerkill beraksi di atas panggung. Dan seperti sudah terkonsep dengan jitu, Burgerkill menutup aksi malam itu dengan lagu Atur Aku. “Kalian tahu apa yang harus kalian lakukan. Dan ini lagu terakhir dari kami malam ini. Atur Aku,” teriak Vicky.
Sejurus kemudian keliaran tak terperi mewabah di mosh pit. Atur Aku membawa Begundal untuk mencapai klimaks malam itu. Tepuk riuh dan kembang api memungkas gigs terakhir Djarum Super Rock Advanture 2013 Chapter II dengan sebuah catatan ekselen.
Semua Puas
Seorang Begundal yang badannya basah kuyup oleh keringat, Rangga, mengaku sangat puas menyaksikan band panutannya beraksi selama 1,5 jam. “Ini konser Burgerkill terlama kedua setelah di Venomous Alive tahun lalu. Tapi malam ini lebih liar dan lebih memuaskan. Saya sangat-sangat puas. Hanya satu yang kurang, mereka tidak membawakan lagu Sakit Jiwa,” ujar Begundal asal Cibaduyut tersebut.
Rasa puas dan juga bangga terlontar dari dua band pembuka, Outright dan Dismemberment Torture. “Saya sudah jadi pengagum Burgerkill sejak masih duduk di bangku SMP. Dan tentu saja sebuah kebanggaan ketika band kami, Outright, didaulat jadi pembuka konser Burgerkill di Ujungberung ini,” tutur Hardi, vokalis Outright.
Kepuasan juga terpancar dari drumer Dismemberment Torture, Dani Papap. “Ujungberung tempat kita lahir. Saya, Ebenz, dan lainnya, berangkat ngeband sama-sama. Dan semuanya sekarang masih berada di sini sebagai sebuah keluarga besar. Tentu saja saya bangga bisa membantu Burgerkill menggelar konser sekeren ini di tanah kelahiran sendiri. Saya juga senang, karena ini konser teredan yang pernah dilakoni Dismemberment Torture di Ujungberung. Sebelumnya kami pernah juga menggelar gigs di Ujungberung. Dua-tiga kali. Tapi tidak sedahsyat ini,” cetus Papap.
Secara jujur Papap mengakui Burgerkill adalah salah satu band yang mengangkat nama Ujungberung menjadi dikenal sebagai salah satu kiblat metal di tanah air. “Satu hal yang saya salut dari mereka. Sampai saat ini ketika Burgerkill sudah menjelma jadi band besar, para personelnya masih tetap berpijak di bumi. Ebenz masih seperti 20 tahunan lalu ketika kami pertama kenal. Ia masih sering main ke tempat saya untuk sekadar bernostalgia sambil tukar pikiran. Ia masih mau mendengarkan masukan dari rekan-rekan. Saya salut dengan mereka,” imbuh Papap.
Kerja Keras
Papap mengaku tidak heran jika Burgerkill bisa menjelma jadi band hebat seperti sekarang. “Mereka punya semua modal untuk jadi band sukses. Yang paling utama, mereka mau bekerja keras sepanjang waktu. Itu faktor utama yang menjadikan mereka seperti sekarang,” ujar Papap.
Hal tersebut diamini Ebenz saat ditemui dalam kondisi masih bermandi peluh di belakang panggung ketika baru saja memuaskan para Begundal dalam jadwal terakhir Djarum Super RockAdventure 2013 Chapter II. “Ya, kalau boleh sedikit menepuk dada, Burgerkill bisa seperti sekarang karena kerja keras. Dan tentu saja dukungan kalian, para Begundal,” ungkap Ebenz.
Ebenz menyebut kesuksesan konser malam itu juga sebagai buah kerja keras semua pihak. “Megapro sebagai event organizer dan semua kru Burgerkill memeras pikiran dan tenaga untuk menyiapkan tur Spit the Venom ini,” aku salah satu pendiri Burgerkill ini.
Djarum Super RockAdventure 2013 yang dikemas dalam tajuk Spit the Venom Tour ini menjadi rangkaian tur terpanjang yang pernah dilakoni Burgerkill. Pada Chapter I di Jawa Tengah, mereka mendatangi delapan kota. Sedangkan dalam pada Chapter II untuk daerah Jawa Barat, Burgerkill menghajar delapan dari sembilan kota yang dijadwalkan. Jadwal meet and greet di Sumedang (23/8) harus dibatalkan.
“Dan itu kami lakukan secara spartan. Tentu saja ini sangat menguras tenaga. Kalau boleh menyebut, inilah salah satu masalah utama Burgerkill saat menjalani tur kali ini. Karena dilakukan nyaris saban hari, kami harus pandai-pandai menjaga stamina,” urai Ebenz.
Namun Ebenz mengaku sangat puas dengan hasil yang dicapai dalam dua chapter pertama, terutama konser di Ujungberung. Ebenz menuturkan, sengaja memilih Ujungberung sebagai tempat pamungkas dalam rangkaian Djarum Super RockAdventure 2013 Chapter II. Langkah itu sebagai penghormatan terhadap kota tempat mereka lahir dan besar.
Sepanjang berdirinya, sudah tidak terhitung berapa kali Burgerkill mendapat kesempatan beraksi di Bandung. “Tapi, khusus di Ujungberung, baru dua kali. Dan yang keduanya, ya malam ini. Hasilnya jauh di luar ekspektasi. Kami tidak menyangka sambutan para Begundal bisa sedahsyat ini,” tambah Ebenz.
Akan tetapi, Burgerkill tidak akan berhenti hanya karena telah mencapai klimaks di Ujungberung. Apalagi mereka sudah ditunggu jadwal Djarum Super RockAdventure 2013 Chapter III yang meliputi Jabotabek dan Jawa Timur. “Habis ini, kami beristirahat sejenak. Setelah itu kita geber lagi di Spit the Venom Tour Chapter III,” teriak Ebenz.
Selasa, 10 September 2013
Ujung Berung Spit The Venom Show 2013
Penampilan kedua kami ditempat lahir dan awal kami bermusik setelah 18 tahun lamanya. Dan ini menjadi sebuah perayaan besar bagi kami sekaligus mengakhiri konser kami untuk wilayah Jawa Barat. Lap. Yon Zipur Ujungberung kini telah menjadi saksi bisu dalam perjalanan tour Spit the Venom 2013, sekitar 7000 begundal datang dan ingin menjadi bagian dari perjalanan bermusik kami.
Semangat dan antusisame mereka kami banggakan untuk terus mau bersama kami menebar sensasi music bawah tanah melalui karya musik kami. Penampilan dua band teman kami OUTRIGHT dan Dismemberment Torture juga ikut terlibat membentuk atmosfir yang liar selama acara berlangsung.
Begundal salute untuk Kalian! Ujungberung anjing edan! Hail…
Langganan:
Postingan (Atom)