Senin, 30 September 2013

Video Burgerkill Bikin Musisi Metal Dunia Ingin Mampir ke Bandung Berisik 2014

JAKARTA - Band metal Burgerkill baru saja mendapatkan penghargaan dari Golden Gods Awards 2013 kategori Metal As F*ck dari majalah Metal Hammer. Mereka mengalahkan sejumlah band metal luar negeri yang tak kalah cadasnya. Band asal Bandung itu berhasil menyisihkan Jason Newsted, Pussy Riot, Nergal dan Sea Shepherd. Dalam ajang yang berlangsung 17 Juni 2013 kemarin, Burgerkill juga sempat tampil sepanggung dengan band metal legendaris seperti Motorhead. Selain itu, mereka juga tampil bareng Airbourne, Five Finger Death Punch, Coal Chamber dan Paradise Lost di London, Inggris. Kemenangan Burgerkill pun semakin menunjukkan band metal Indonesia memiliki pengaruh besar di luar negeri. Nama Indonesia pun ikut terangkat dengan penampilan band yang terdiri dari Vicky (vokal), Eben dan Agung (gitar), Andris (drum) dan Ramdan (bass) itu. Bahkan, banyak orang luar negeri menjadi antusias menyaksikan ajang Bandung Brisik yang merupakan tempat tampilnya band cadas Tanah Air. "Nama musik metal Indonesia sudah tidak bisa dipandang sebelah mata lagi. Buktinya, ketika rekaman video Burgerkill ketika tampil di Bandung Brisik 2013 langsung membuat para musisi metal dunia berniat mampir di ajang Bandung Brisik 2014, nanti," kata Vicky saat ditemui Senayan, Jakarta, Kamis (20/6/2013). Band yang bermarkas di Ujung Berung ini pun terpilih sebagai band pertama yang tampil di ajang Djarum Super Rock Adventure 2013. Burgerkill akan menjalani konser panjang karena ada 14 kota yang akan mereka kunjungi. Konser perdana Djarum Super Rock Adventure 2013 akan dibuka di kampung halamannya Jokowi di Kota Solo pada 25 Juni. Selanjutnya, mereka akan tampil di Yogyakarta, Semarang, dan Purwokerto. Konser akan dilanjutkan di sejumlah kota di Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jakarta usai lebaran. Selain itu, mereka akan mampir ke-17 kota lainnya untuk acara meet & greet dengan penggemar. (tre)

Rilis Film, Burgerkill Ingatkan Pentingnya Dokumentasi Band

JAKARTA - Mendokumentasikan sebuah perjalanan band hingga menjadi sejarah tersendiri memang sangat penting. Hal itu juga dipikirkan oleh band metalcore asal Bandung, Burgerkill. Band cadas yang diawaki Ebenz (gitar), Andris (drum), Agung (gitar), Ramdan (bass) dan Vicky (vokal) ini melahirkan sebuah film dokumenter yang diberi judul We Will Bleed the Movie. Dari film ini, pencinta musik bisa melihat bagaimana Burgerkill terbentuk dan berkiprah di tingkat nasional hingga tampil di publik internasional. Film dokumenter ini mengambil dokumen-dokumen yang sudah mereka kumpulkan sejak 1995 hingga 2010. Tentunya, ini bisa jadi pelajaran bagi band lainnya. Film ini juga memperlihatkan bagian paling rapuh dari band asal Ujung Berung, Bandung ini vokalis Ivan meninggal dunia. Betapa terkejutnya para personel karena belum lama telah menyelesaikan album Beyond, Coma and Despair. Kenyataanya Ivan harus meninggalkan band untuk selama-lamanya. Ada keharuan dan simpati yang luarbiasa pada scene tersebut, ditambahkan lagi dengan testimoni dari orang-orang terdekat Ivan yang mengutarakan perasaannya sambil menangis. Namun, perjalanan hidup tak boleh berhenti, Burgerkill kemudian bangkit dan membuktikan bahwa mereka tetap bisa berjalan serta mewujudkan impian Ivan yang belum terwujud, salah satunya adalah tur di Indonesia dan dunia internasional. Selain pernah kontrak dua album dengan Sony Music Indonesia, band ini juga menandatangai kontrak dengan Xenophobic Record Australia. Intinya, di film dokumenter We Will Bleed The Movie menawarkan sebuah tontonan yang lugas dan inspiratif bagi anak band khususnya yang memiliki visi besar dan berani "berdarah-darah" untuk mewujudkannya. Ebenz sendiri mengatakan jika film ini juga dibuat untuk mengingatkan kepada para musisi tentang pentingnya sebuah dokumentasi. Mereka juga berharap agar band lain juga melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh Burgerkill. "Banyak orang melupakan pentingnya dokumen. Burgerkill beruntung karena punya banyak sekali dokumentasi. Kita jadi tahu bahwa masa lalu dan masa depan saling berkaitan. Kita juga jadi tahu untuk kedepannya mau ngapain. Seharusnya yang dilakukan oleh Burgerkill juga dilakukan oleh band lain," ujar Ebenz saat berbincang di Blitz Megaplex, SCBD, Jakarta, Rabu (23/1/2013). We Will Bleed The Movie akan diluncurkan dalam bentuk DVD pada 2 Februari 2013 mendatang dengan harga Rp75 ribu.

Burgerkill Terasa Jadi Band Baru di Album Keempat "Venomous"

JAKARTA - Album ketiga Burgerkill bisa dibilang sebagai masterpiece dari sebuah band metal, tidak heran jika Beyond, Coma and Despair berhasil masuk dalam daftar 150 album paling berpengaruh di Indonesia. Lalu bagaimana dengan yang berikutnya? Beyond, Coma and Despair memang album yang sangat spesial. Bayangkan saja, saat album ini selesai digarap, Burgerkill harus rela ditinggalkan oleh sang vokalis untuk selama-lamanya, padahal album siap dirilis. Bukan hanya itu saja, album tersebut juga dianggap memiliki spirit yang luar biasa, karena dikerjakan benar-benar dengan hati bahkan sampai "berdarah". Namun, setelah album menuai sukses, banyak yang mempertanyakan kemampuan Burgerkill tanpa Ivan. Apakah mereka bisa membuat album yang sedahsyat Beyond, Coma and Despair di album keempat? Burgerkill saat meluncurkan film dokumenter berjudul We Will Bleed The Movie berisi sejarah perjalanan band sejak berdiri pada 1995 hingga sekarang di Blitz Megaplex SCBD, Jakarta Selatan, tadi siang, mengatakan album keempat ini adalah bukti mereka bisa lanjut bermusik. "Ini album pembuktian, karena banyak yang bilang kita enggak akan lanjut. Ini sebagai pembuktian bahwa yang orang-orang pikir itu salah," ujar Ebenz, Rabu (23/1/2013). Dia menambahkan, dalam album "Venomous" yang jadi koleksi album keempat ini, Burgerkill menempatkan kembali sebagai band baru. "Ini waktunya kita untuk reborn. Kita pengen sebagai band baru aja, soundnya baru, musiknya baru. Makanya saya bilang, "Venomous" itu adalah yang baru. Sampai yang seperti "Beyond Coma and Despair" terjadi dua kali," terangnya. (tre)

Alasan Burgerkill Punya Semangat Bermusik

JAKARTA - Daerah Ujung Berung di kawasan Bandung merupakan tempat berkumpulnya para musisi metal. Hal inilah yang memacu semangat para personel band cadas Burgerkill untuk terus berkarya. Memang sih, Bandung produktif melahirkan musisi dari bermacam genre, dari yang mainstream sampai yang independent ada di sana. Begitu pun dengan wilayah Ujung Berung dimana banyak tumbuh musisi metalcore atau death metal. Walau melantunkan musik metalcore, band yang diawaki Ebenz (gitar), Andris (drum), Agung (gitar), Ramdan (bass) dan Vicky (vokal) pernah berada di naungan Sony Music Indonesia untuk produksi album kedua. Bisa dibilang musik beraliran death metal pertama yang dikontrak major label. Di album ketiga, mereka memilih berdiri sendiri dengan membuat label Revolt! Record pada 2006. "Saya dan orang-orang kebanyakan bisa bilang kalo Ujung Berung adalah tempat yang paling produktif karena hampir semua band di sana punya album. Di sanalah yang memacu kami untuk terus membuat album," ujar Ebenz saat meluncurkan DVD film dokumenter berjudul We Will Bleed the Movie di Blitz Megaplex, SCBD, Jakarta, Rabu (23/1/2013). Dia juga mengungkapkan jika band-band metal dari Ujung Berung memiliki semangat yang luar biasa, seperti band Jasad yang menandatangi kontrak dengan label Amerika Serikat. "Spirit mandirinya yang dibangun di sana. Kayak Jasad bisa rilis album kan di Amerika, kita juga di Australia. Ada Forgotten juga, banyak hal yang positif di sana," tuturnya. (tre)

Fadly "Padi" & Ian Antono Ramaikan Konser Burgerkill

JAKARTA - Band metal papan atas Indonesia Burgerkill sukses menggelar konser Rock Adventure 2013 di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu 28 September malam. Di antara pengisi acara, terdapat dua nama besar Fadly "Padi" dan gitaris God Bless, Ian Antono. Ketika konser memasuki lagu keenam, sang vokalis, Vicky, memanggil Ian Antono ke atas panggung. Penonton pun bersorak menyambut gitaris legendaris Indonesia. Lalu, mengaung lah intro lagu Metallica "Seek And Destroy". Lagu "Seek And Destroy" dibawakan dengan distorsi yang lebih berat dari lagu aslinya, maklum di atas panggung terdapat tiga gitaris dengan beragam karakter distorsi. Setelah Ian Antono sukses berkolaborasi dengan Burgerkill, artis lainnya pun ikut naik ke atas panggung. Kali ini, vokalis band Padi dan Musikimia, Fadli ikut meramaikan crowd malam tadi. "Teman-teman semua mari kita merenung dan berdoa buat sahabat kita, mari kita berdoa bersama untuk beliau," ujar Vicky di atas panggung. Seketika terdengar suara yang tidak asing lagi, yaitu vokal Fadli yang menyanyikan bait-bait intro lagu "Tiga Titik Hitam". Lagu "Tiga Titik Hitam" inipun membahana di Istora Senayan diiringi koor para penonton. Crowd benar-benar membuat merinding, karena sepanjang lagu mereka menyanyikan bait demi bait hingga usai. Setelah "Tiga Titik Hitam", mengalunlah lagu "An Elegy". Tampak vokal Fadli berpadu dengan Vicky membuat suasana kembali membakar. Kedua musisi tersebut (Ian Antono dan Fadli) seolah memperkuat status band Burgerkill sebagai salah satu band metal paling sukses di Indonesia. (nsa)

Burgerkill Akan Tampil di Australia dan Eropa, 2014

JAKARTA - Grup band beraliran metalcore dan death metal asal Bandung, Burgerkill, mendapatkan penghargaan internasional Golden Gods Award 2013 untuk kategori Metal As F*ck yang berlangsung di London, Inggris, pada 17 Juni 2013. Ebenz salah satu personel Burgerkill merasakan perkembangan musik metal di Tanah Air mengarah ke positif. Menurutnya, musik metal di Indonesia sudah berkembang pesat dari tahun sebelum-sebelum. Kedatangan salah satu band metal terbesar di bumi ke Indonesia, Metallica, menambah musik metal dikagumi generasi muda. "Kita terus mengamati dari tahun 95, komunitas semakin solid dan besar," kata Ebenz saat ditemui dikawasan Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (5/9/13). Burgerkill yang pernah sepanggung dengan The Black Dahlia Murder, As I lay Dying, dan Himsa ini akan melakukan konser dan tampil di festival di luar negeri pada 2014. Australia menjadi negara pertama Burgerkill melaksanakan konser. Setelah itu, mereka ke Eropa. "2014 mau ke Australia ada gelar tur, kita juga ada agency disana, supaya bisa main di festival tapi belum tahu apa dan setelah Australia kita rencana ke Eropa, saat ini masih dalam proses" ujar Ebenz. Di Australia, Burgerkill juga mendapat kontrak dengan label lokal di sana bernama Xenophobic Records.

Burgerkill Sukses "Bakar" Istora Senayan

JAKARTA - Band metal papan atas Indonesia Burgerkill sukses "membakar" crowd saat beraksi di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu 28 September 2013 malam. Acara bertajuk Rock Adventure 2013 inipun sukses menarik ribuan massa untuk menyaksikan konser Burgerkill. Konser pun dimulai sejak sore hari. Para band pembuka seperti Straight Out, dan Dead Vertical tampak mulai membakar crowd sore hari hingga break Magrib. Setelah Magrib, giliran Koil, Siksa Kubur, dan Jasad yang beraksi di atas panggung sambil menunggu penampilan Burgerkill. Koil sempat memberikan kejutan dengan memberikan sebuah gitar kepada penonton. Meski sempat menjadi rebutan, dan sedikit chaos, Koil cuek saja, dan langsung membakar dengan lagu "Kenyataan Dalam Dunia Fana". Setelah Koil dan Siksa Kubur, giliran yang ditunggu pun tiba. Burgerkill. Dumulai dengan pemutaran video, tampak satu persatu per sonel disorot lampu tembak. Sang vokalis pun mulai beraksi dengan loncat dari speaker monitor yang disambut dengan lagu "Darah Hitam Kebencian". Burgerkill pun langsung menghantam tiga lagu sekaligus tanpa jeda. "Darah Hitam Kebencian", "Under The Scars", dan "Hancur" tanpa jeda. "Selamat Jakartaa...apakah siap untuk lebih brutal dari sebelumnya, atmosfer yang luar biasa malam ini," kata Vicky vokalis Burgerkill di atas panggung di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu 28 September 2013. Selanjutnya, tanpa ampun Burgerkill membordardir crowd dengan deretan lagu "My Worst Enemy", "Angkuh", "Shadow Of Sorrow", dan "Penjara Batin". Tanpa jeda, para personel pun memanggil ke atas panggung sang legenda gitaris Ian Antono yang disambut dengan teriakan dari area crowd. Tanpa basa-basi, melantunlah intro lagu Metallica, "Seek And Destroy" seolah mengingatkan konser Metallica beberapa waktu lalu. Konser belum berakhir, sang vokalis meminta crowd menjaganya, karena dia melakukan 'crowd surfe' dari panggung sampai belakang crowd dan kembali ke depan stage. Setelah itu, melantunlah lagu "Anjing Tanah" dan "House Of Greed". Lalu, panggung kembali gelap, dan muncullah bintang tamu lainnya Fadly "Padi" untuk berduet dengan sang vokalis menyanyikan "Tiga Titik Hitam" yang diiringi ribuan koor dari penonton. Lalu kolaborasi pun disambung dengan "An Elegy". Penonton yang berjumlah sekira 5000 orang tampak tanpa lelah bermosing dan berkali-kali membentuk pusaran headbang di beberapa sudut. Tanpa kehabisan stamina, Burgerkill langsung menggeber lagu "Only The Strong". Setelah itu, pemuncak yang ditunggu itupun tiba. Ya, lagu karya band Puppen "Atur Aku" akhirnya dibawakan di atas panggung dengan apik. Penonton pun tidak mau kehilangan moment, mereka membentuk mosh pit yang besar. Konserpun berakhir sempura. "Terima kasih kepada semua pihak yang sekalu mendukungku," tutup dia. (nsa) JAKARTA - Band metal papan atas Indonesia Burgerkill sukses "membakar" crowd saat beraksi di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu 28 September 2013 malam. Acara bertajuk Rock Adventure 2013 inipun sukses menarik ribuan massa untuk menyaksikan konser Burgerkill. Konser pun dimulai sejak sore hari. Para band pembuka seperti Straight Out, dan Dead Vertical tampak mulai membakar crowd sore hari hingga break Magrib. Setelah Magrib, giliran Koil, Siksa Kubur, dan Jasad yang beraksi di atas panggung sambil menunggu penampilan Burgerkill. Koil sempat memberikan kejutan dengan memberikan sebuah gitar kepada penonton. Meski sempat menjadi rebutan, dan sedikit chaos, Koil cuek saja, dan langsung membakar dengan lagu "Kenyataan Dalam Dunia Fana". Setelah Koil dan Siksa Kubur, giliran yang ditunggu pun tiba. Burgerkill. Dumulai dengan pemutaran video, tampak satu persatu per sonel disorot lampu tembak. Sang vokalis pun mulai beraksi dengan loncat dari speaker monitor yang disambut dengan lagu "Darah Hitam Kebencian". Burgerkill pun langsung menghantam tiga lagu sekaligus tanpa jeda. "Darah Hitam Kebencian", "Under The Scars", dan "Hancur" tanpa jeda. "Selamat Jakartaa...apakah siap untuk lebih brutal dari sebelumnya, atmosfer yang luar biasa malam ini," kata Vicky vokalis Burgerkill di atas panggung di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu 28 September 2013. Selanjutnya, tanpa ampun Burgerkill membordardir crowd dengan deretan lagu "My Worst Enemy", "Angkuh", "Shadow Of Sorrow", dan "Penjara Batin". Tanpa jeda, para personel pun memanggil ke atas panggung sang legenda gitaris Ian Antono yang disambut dengan teriakan dari area crowd. Tanpa basa-basi, melantunlah intro lagu Metallica, "Seek And Destroy" seolah mengingatkan konser Metallica beberapa waktu lalu. Konser belum berakhir, sang vokalis meminta crowd menjaganya, karena dia melakukan 'crowd surfe' dari panggung sampai belakang crowd dan kembali ke depan stage. Setelah itu, melantunlah lagu "Anjing Tanah" dan "House Of Greed". Lalu, panggung kembali gelap, dan muncullah bintang tamu lainnya Fadly "Padi" untuk berduet dengan sang vokalis menyanyikan "Tiga Titik Hitam" yang diiringi ribuan koor dari penonton. Lalu kolaborasi pun disambung dengan "An Elegy". Penonton yang berjumlah sekira 5000 orang tampak tanpa lelah bermosing dan berkali-kali membentuk pusaran headbang di beberapa sudut. Tanpa kehabisan stamina, Burgerkill langsung menggeber lagu "Only The Strong". Setelah itu, pemuncak yang ditunggu itupun tiba. Ya, lagu karya band Puppen "Atur Aku" akhirnya dibawakan di atas panggung dengan apik. Penonton pun tidak mau kehilangan moment, mereka membentuk mosh pit yang besar. Konserpun berakhir sempura. "Terima kasih kepada semua pihak yang sekalu mendukungku," tutup dia. (nsa)

Senin, 23 September 2013

As I Lay Dying - 94 Hours (Official Video)

As I Lay Dying - Parallels (Official Video)

Lamb Of God - Laid To Rest (Official Video)

Lamb Of God - Set To Fail (Official Video)

Lamb Of God - Redneck (Official Video)

Antrax - The Devil You Know (Official Video)

Megadeath - Public Enemy No.1 (Official Video)

Metallica - Enter Sandman (Official Music Video)

Metallica - One (Official Video)

Metallica - Master Of Puppets (Original Video)

Metallica - The Day That Never Comes [Video Premiere]

Pantera - Mouth For War (Official Video)

Selasa, 17 September 2013

Revenge The Fate - Ambisi (Official Video)

Burgerkill - Through The Shine (Official Vide)

Burgerkill - Under The Scars (Official Video)

Bring Me The Horizon - Shadow Moses (Official Video)

Bring Me The Horizon - Sleepwalking (Official Video)

Bring Me The Horizon - Go To Hell,For Heaven Snake (Official Video)

Bring Me The Horizon - Can You Feel My Heart

Asking Alexandria - The Death Of Me (Official Video)

Sabtu, 14 September 2013

Lamb Of God Rilis Ulang "As The Palace Burn"

Lamb Of God akan merilis edisi ulang tahun ke-10 untuk album "As The Palace Burn" pada bulan November. Setelah menjernihkan master rekaman album asli, band ini menggaet produser Josh Wilbur (yang juga memproduseri "Wrath" dan "Resolutiom" CD) dan juga me-remix "Palaces". Menemani re-release album ini, Lamb Of God juga merilis DVD dokumenter tentang proses rekaman dan kisah di balik musik album ini, yang menampilkan wawancara dengan Devin Townsend, anggota band dan produser saat ini, Josh Wilbur

Rabu, 11 September 2013

Metallica Unveil ‘Through The Never’ Documentary Clips

Metallica have released the first two episodes of Hit The Lights: The Making Of Through The Never, a revealing behind-the-scenes documentary about the creation of the metal legends’ new 3D movie. These first glimpses into the making of the movie include an interview with producer Charlotte Huggins and a nerd-friendly look at the construction and technological wizardry behind the unique sound stage that is so integral to the movie’s visual impact. With its spectacular stage production and groundbreaking combination of eye-mincing live footage and dramatic narrative, Through The Never amounts to one of the most ambitious projects in Metallica’s extraordinary history. The movie made its world premiere at the 38th annual Toronto International Film Festival on September 9 and is set to hit screens across the US in October. Meanwhile, the Through The Never soundtrack will be released via the band’s new Blackened Recordings imprint on September 24.

Djarum Super RockAdventure 2013 Chapter II Capai Klimaks Di Ujung Berung

TAK PERCUMA BURGERKILL MEMILIH UJUNGBERUNG SEBAGAI TEMPAT TERAKHIR DALAM RANGKAIAN DJARUM SUPER ROCKADVENTURE 2013 CHAPTER II. DI SINI, DI TANAH KELAHIRAN SENDIRI, RANGKAIAN TUR BERTAJUK SPIT THE VENOM SESI JAWA BARAT BENAR-BENAR MENCAPAI KLIMAKS. JELANG satu jam sebelum Outright dan Dismemberment Torture dijadwalkan memberi hidangan pembuka, tanda-tanda Lapangan Yon Zipur, Ujungberung, Minggu (1/9) malam, bakal jadi medan ekstase para Begundal memang sudah terlihat. Para Begundal sudah berjejal di pintu masuk sebelum panitia mempersilakan mereka meluruk Lapangan Yon Zipur. Seketika para Begundal mengerubungi booth Djarum Super yang menyediakan berbagai macam merchandise event Djarum Super RockAdventure 2013 with Burgerkill dan juga official merchandise Burgerkill yang dilumat habis oleh para Begundal yang ingin membeli merchandise-merchandise tersebut. Sayup-sayup dari seberang panggung tempat Burgerkill, Outright dan Dismemberment Torture akan unjuk gigi, terdengar suara lagu Under The Scars yang tak asing lagi di telinga para Begundal di sebuah booth lainnya. Booth SuperMusic ID ternyata unjuk gigi dengan mainan terbarunya yaitu SuperGuitar dan menantang para Begundal untuk main dan menyelesaikan lagu Under The Scars secara sempurna! Gak tanggung-tanggung, untuk para Begundal yang mampu menyelesaikan 15% dari lagu Under The Scars, tim SuperMusic ID menyediakan hadiah keren berupa ShoutTees di mana para Begundal bisa bikin t-shirtnya sendiri yang di dalamnya terdapat sablonan tweet para Begundal yang ditweet via aplikasi ShoutTees. Begitu Burgerkill didaulat MC untuk tampil ke atas pentas, crowd langsung membentuk dua medan mosh di kanan dan kiri bibir panggung, sontak sarat dengan teriakan kolektif saat Ebenz dan kawan-kawan membuka aksi dengan nomor Darah Hitam Kebencian yang juga merupakan lagu pembuka di album Beyond Coma and Despair (Revolt! Records, 2006). Begundal sepertinya tidak rela membiarkan Vicky Mono berteriak sendirian di balik corong mikropon. Setiap repertoar yang disajikan Burgerkill, selalu disambut sing along oleh para Begundal. Terlebih lagi ketika Burgerkill menyuguhkan nomor-nomor wajib seperti Under the Scars, Angkuh, atau Shadow of Sorrow. Muncul teriakan dari para Begundal agar Burgerkill mengeluarkan Sakit Jiwa. Tapi untuk malam itu, salah satu lagu masterpiece Burgerkill tersebut ternyata tidak masuk dalam daftar repertoar. Meski demikian, tidak terlihat sama sekali resam kecewa dari wajah para Begundal. Mereka larut dalam ekstase kolektif yang seolah tidak akan berakhir sepanjang 1,5 jam Burgerkill beraksi di atas panggung. Dan seperti sudah terkonsep dengan jitu, Burgerkill menutup aksi malam itu dengan lagu Atur Aku. “Kalian tahu apa yang harus kalian lakukan. Dan ini lagu terakhir dari kami malam ini. Atur Aku,” teriak Vicky. Sejurus kemudian keliaran tak terperi mewabah di mosh pit. Atur Aku membawa Begundal untuk mencapai klimaks malam itu. Tepuk riuh dan kembang api memungkas gigs terakhir Djarum Super Rock Advanture 2013 Chapter II dengan sebuah catatan ekselen. Semua Puas Seorang Begundal yang badannya basah kuyup oleh keringat, Rangga, mengaku sangat puas menyaksikan band panutannya beraksi selama 1,5 jam. “Ini konser Burgerkill terlama kedua setelah di Venomous Alive tahun lalu. Tapi malam ini lebih liar dan lebih memuaskan. Saya sangat-sangat puas. Hanya satu yang kurang, mereka tidak membawakan lagu Sakit Jiwa,” ujar Begundal asal Cibaduyut tersebut. Rasa puas dan juga bangga terlontar dari dua band pembuka, Outright dan Dismemberment Torture. “Saya sudah jadi pengagum Burgerkill sejak masih duduk di bangku SMP. Dan tentu saja sebuah kebanggaan ketika band kami, Outright, didaulat jadi pembuka konser Burgerkill di Ujungberung ini,” tutur Hardi, vokalis Outright. Kepuasan juga terpancar dari drumer Dismemberment Torture, Dani Papap. “Ujungberung tempat kita lahir. Saya, Ebenz, dan lainnya, berangkat ngeband sama-sama. Dan semuanya sekarang masih berada di sini sebagai sebuah keluarga besar. Tentu saja saya bangga bisa membantu Burgerkill menggelar konser sekeren ini di tanah kelahiran sendiri. Saya juga senang, karena ini konser teredan yang pernah dilakoni Dismemberment Torture di Ujungberung. Sebelumnya kami pernah juga menggelar gigs di Ujungberung. Dua-tiga kali. Tapi tidak sedahsyat ini,” cetus Papap. Secara jujur Papap mengakui Burgerkill adalah salah satu band yang mengangkat nama Ujungberung menjadi dikenal sebagai salah satu kiblat metal di tanah air. “Satu hal yang saya salut dari mereka. Sampai saat ini ketika Burgerkill sudah menjelma jadi band besar, para personelnya masih tetap berpijak di bumi. Ebenz masih seperti 20 tahunan lalu ketika kami pertama kenal. Ia masih sering main ke tempat saya untuk sekadar bernostalgia sambil tukar pikiran. Ia masih mau mendengarkan masukan dari rekan-rekan. Saya salut dengan mereka,” imbuh Papap. Kerja Keras Papap mengaku tidak heran jika Burgerkill bisa menjelma jadi band hebat seperti sekarang. “Mereka punya semua modal untuk jadi band sukses. Yang paling utama, mereka mau bekerja keras sepanjang waktu. Itu faktor utama yang menjadikan mereka seperti sekarang,” ujar Papap. Hal tersebut diamini Ebenz saat ditemui dalam kondisi masih bermandi peluh di belakang panggung ketika baru saja memuaskan para Begundal dalam jadwal terakhir Djarum Super RockAdventure 2013 Chapter II. “Ya, kalau boleh sedikit menepuk dada, Burgerkill bisa seperti sekarang karena kerja keras. Dan tentu saja dukungan kalian, para Begundal,” ungkap Ebenz. Ebenz menyebut kesuksesan konser malam itu juga sebagai buah kerja keras semua pihak. “Megapro sebagai event organizer dan semua kru Burgerkill memeras pikiran dan tenaga untuk menyiapkan tur Spit the Venom ini,” aku salah satu pendiri Burgerkill ini. Djarum Super RockAdventure 2013 yang dikemas dalam tajuk Spit the Venom Tour ini menjadi rangkaian tur terpanjang yang pernah dilakoni Burgerkill. Pada Chapter I di Jawa Tengah, mereka mendatangi delapan kota. Sedangkan dalam pada Chapter II untuk daerah Jawa Barat, Burgerkill menghajar delapan dari sembilan kota yang dijadwalkan. Jadwal meet and greet di Sumedang (23/8) harus dibatalkan. “Dan itu kami lakukan secara spartan. Tentu saja ini sangat menguras tenaga. Kalau boleh menyebut, inilah salah satu masalah utama Burgerkill saat menjalani tur kali ini. Karena dilakukan nyaris saban hari, kami harus pandai-pandai menjaga stamina,” urai Ebenz. Namun Ebenz mengaku sangat puas dengan hasil yang dicapai dalam dua chapter pertama, terutama konser di Ujungberung. Ebenz menuturkan, sengaja memilih Ujungberung sebagai tempat pamungkas dalam rangkaian Djarum Super RockAdventure 2013 Chapter II. Langkah itu sebagai penghormatan terhadap kota tempat mereka lahir dan besar. Sepanjang berdirinya, sudah tidak terhitung berapa kali Burgerkill mendapat kesempatan beraksi di Bandung. “Tapi, khusus di Ujungberung, baru dua kali. Dan yang keduanya, ya malam ini. Hasilnya jauh di luar ekspektasi. Kami tidak menyangka sambutan para Begundal bisa sedahsyat ini,” tambah Ebenz. Akan tetapi, Burgerkill tidak akan berhenti hanya karena telah mencapai klimaks di Ujungberung. Apalagi mereka sudah ditunggu jadwal Djarum Super RockAdventure 2013 Chapter III yang meliputi Jabotabek dan Jawa Timur. “Habis ini, kami beristirahat sejenak. Setelah itu kita geber lagi di Spit the Venom Tour Chapter III,” teriak Ebenz.

Selasa, 10 September 2013

Ujung Berung Spit The Venom Show 2013

Penampilan kedua kami ditempat lahir dan awal kami bermusik setelah 18 tahun lamanya. Dan ini menjadi sebuah perayaan besar bagi kami sekaligus mengakhiri konser kami untuk wilayah Jawa Barat. Lap. Yon Zipur Ujungberung kini telah menjadi saksi bisu dalam perjalanan tour Spit the Venom 2013, sekitar 7000 begundal datang dan ingin menjadi bagian dari perjalanan bermusik kami. Semangat dan antusisame mereka kami banggakan untuk terus mau bersama kami menebar sensasi music bawah tanah melalui karya musik kami. Penampilan dua band teman kami OUTRIGHT dan Dismemberment Torture juga ikut terlibat membentuk atmosfir yang liar selama acara berlangsung. Begundal salute untuk Kalian! Ujungberung anjing edan! Hail…